webnovel

Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku

“Hei cowo cantik! Ambilin jus jeruk dong!” Perintah Gabby pada Michael. Tanpa sepatah katapun Michael segera beranjak dari tempat ia duduk. Awalnya Gabby ilfil banget dengan Michael — bicaranya terlalu halus, badannya terlalu langsing, kulitnya terlalu putih dan wajahnya terlalu cantik. Tidak heran kalo Michael dikejar-kejar cewek-cewek disekolahnya. Amit-amit berteman, apalagi membayangkan dijodohin sama Michael. Tapi entah kenapa Michael selalu mengikuti dan mematuhi semua perintah Gabby. Sedangkan Gabby adalah cewek paling tomboy sedunia. Tidak peduli seberapa cantik atau seberapa popular cewek lain mengejarnya, Michael bagaikan anak kucing mengikuti ibunya kemanapun Gabby pergi. Desas desus bermunculan, spekulasi mengenai sihir apa yang digunakan Gabby untuk menjerat Michael? Bagaimana pangeran sekolah yang tampan rela menjadi peliharaan dan menjalankan semua perintah Gabby?

Renata99 · perkotaan
Peringkat tidak cukup
461 Chs

Ayo Makan Malam di Rumahku

"Ada apa?" Tanya Gabby saat menyadari Michael duduk menjauh dari dirinya.

Setelah selesai membuang semua isi dari hidungnya, Gabby menyodorkan sarung tangannya ke tangan Michael, laki-laki itu melihat sarung tangannya lalu menggelengkan kepalanya.

"Oh, nggak usah dikembalikan. Itu buatmu saja." Jawab Michael. Padahal sarung tangan itu adalah hadiah ulang tahun dari neneknya saat dia berusia sepuluh tahun, tapi Michael tidak bisa membayangkan untuk memakainya lagi meskipun sarung tangan itu sudah dicuci sampai lima kali.

"Makasih ya!" seru Gabby dengan ceria, setelah menangis cukup lama perasaan abu-abu yang ada di dalam diri Gabby sudah hilang, sekarang perasaan itu sudah tergantikan oleh warna kuning yang sangat cerah.

Tiba-tiba perut Gabby berbunyi dengan keras, dia memegang perutnya lalu meringis saat melihat wajah Michael, "Aku pulang dulu ya, sampai jumpa besok di sekolah."

Perasaan sepi dan sendirian kembali mengelilingi tubuh Michael saat mendengar perkataan Gabby, dia ingin perempuan itu menemaninya lebih lama lagi tapi dia tidak mengatakannya lalu menganggukan kepalanya.

Michael menemani perempuan itu turun tangga lalu mata hitam Michael melirik ke arah Adam seakan-akan meminta bantuannya untuk menahan Gabby lebih lama disini. Saat Adam mendapatkan sinyal yang diberi oleh Michael dia menganggukan kepalanya dengan kecil dan berdiri di depan pintu keluar.

"Adam? Aku pulang dulu ya, sudah malam." Senyum Gabby dengan ramah.

Adam membalas senyuman ramah Gabby, "Pasti nona muda sedang lapar ya? Mari makan dulu disini bersama tuan muda, kebetulan hari ini saya mencoba resep baru dan mungkin saya sedang butuh masukan nona muda."'

Mengingat bekal makan siang Michael yang selalu membuat mulut Gabby berair, tanpa berpikir panjang dia langsung menganggukan kepalanya dengan antusias. Adam tersenyum puas lalu mengawal Gabby dan Michael ke ruang makan.

"Waaah..." Gabby berdecak kagum, "masakanmu terlihat sangat menggiurkan, Adam." Seru perempuan itu saat melihat meja makan yang dipenuhi oleh masakan-masakan western. Gabby merasakan perutnya kembali bergetar dengan hebat dan air liurnya akan segera keluar jika dia tidak menutup mulutnya sekarang.

"Hahaha, terima kasih atas pujiannya. Nah sekarang silahkan di coba, saya ke dapur dulu." Seru Adam malu-malu. sejak Adam bekerja di keluarga Michael dia tidak pernah dipuji satu kali pun, jadi sekarang saat mendengar pujian perempuan itu membuatnya malu.

Gabby menoleh ke arah Michael, "Ayo duduk! Aku pingin cepat-cepat makan."

Mendengar hal itu membuat laki-laki itu merasa seakan-akan ini bukan rumahnya melainkan dia sedang bertamu di rumah Gabby, "Iya, ayo kita makan."

Gabby menarik salah satu kursi di sana lalu duduk dan langsung mengambil makanan yang ada di hadapannya, tidak lama kemudian Michael juga menarik kursi makan dan duduk di sebelah perempuan itu.

Setelah Gabby memasukkan sendoknya ke dalam mulut dia langsung menutup matanya dan bergumam dengan bahagia, "Adam! Masakanmu enak sekali!" Puji Gabby sambil tetap menutup matanya. Mendengar namanya dipanggil Adam segera bergegas untuk kembali ke ruang makan, dia kemudian tertawa saat melihat ekspresi Gabby.

Ruang makan yang biasanya hanya terdengar bunyi sendok dan garpu diatas piring sekarang dipenuhi oleh suara pujian dari perempuan itu dan disusul oleh gelak tawa dari kedua laki-laki itu. Saat Adam melihat ke arah Michael dia merasa lega karena wajah sedih laki-laki itu sudah hilang tanpa jejak.

--

Saat Daniel melihat jarum jam yang sudah menunjukkan angka delapan dia merasa sangat emosi, bagaimana bisa anak perempuannya makan di rumah seorang laki-laki yang bukan ayahnya.

Dia berjalan ke arah pintu keluar dan mendengar teriakan istrinya, "Daniel! Mau kemana kamu? Ini sudah malam, ayo kita makan!"

Daniel membalik badannya dan melihat wajah istrinya dengan muka yang memerah karena menahan amarahnya, "Istriku dengarkan aku baik-baik. Sekarang juga aku akan ke rumah Michael dan menyeret anak kita untuk makan bersama disini." dia menaruh tangannya di pinggangnya lalu melanjutkan, "Bagaimana bisa aku membiarkan anak perempuan kita makan di rumah laki-laki?"

Agnes memelototi suaminya lalu menjawab, "Kamu itu kenapa sih? Gabby itu sudah besar! Lagian dia itu sekarang sedang makan di rumah calon suaminya, bukan di rumah laki-laki lain."

"Istriku," Seru Daniel dengan menggebu-gebu, dia merasakan ada api yang tumbuh di dalam tubuhnya, setelah beberapa detik dia menghela nafas lalu melanjutkan, "Baiklah."

"Ayo kita makan. Nanti kalau kita tidak bisa menghabiskannya aku akan memasukan sisanya ke dalam lemari es."

Agnes mengambil piring lalu menuangkan nasi di piringnya, saat dia melihat suaminya masih tetap berdiri di dekat pintu Agnes berdecak lalu bertanya, "Sampai kapan kamu mau berdiri terus disana?"

Daniel memasang muka bersedih lalu menyeret kakinya ke arah meja makan.