"Tunggu giliran, dong! Tidak sopan!" rutuk Mai pada Fei hanya karena uluran tangannya ke Ren malah disambut tangan Fei, kemudian berganti wajah ceria kepada Ren. "Hai, namamu siapa?" Kembali dia sodorkan tangan ke Ren.
Ren menatap tangan itu, dijabat atau tidak?
"Ren." Tanpa menjabat tangan Mai. Baginya, untuk apa ramah pada orang yang sudah bertindak kasar terhadap Fei. Terlebih, dia lekas memalingkan pandangan dari tangan Mai seolah gadis itu bukan sesuatu yang penting untuk dilihat.
Apalagi, melihat wajah muram Fei, Ren makin tidak menaruh hormat pada Mai meski Mai anak kandung Pak Yan sekalipun.
Fei memang sedih seusai dibentak Mai tadi, padahal dia hanya mencoba berbuat baik, tidak ingin mempermalukan Mai yang uluran tangannya tidak juga disambut Ren. Tapi, tindakan berniat baiknya itu justru menjadi bumerang baginya.
"Mai, aduh kamu itu …." Bu Yan menegur putri bungsunya. "Sudah berapa kali Mama katakan, jangan berkata segalak itu pada orang lain."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com