Ketika Rosita mengatakannya, semua orang menatap Alana dengan tatapan bertanya-tanya.
"Alana, bahkan jika sesuatu benar-benar terjadi padamu di Jakarta, kami teman sekelas akan ada di pihakmu."
Alana menarik napas dalam-dalam, melihat tatapan-tatapan yang agak pahit, dan berkata dengan serius, "Aku tidak berbohong, aku mungkin memang hamil lebih awal daripada perempuan-perempuan seusiaku, tapi tidak jarang juga perempuan-perempuan seusiaku yang hamil. Pernikahan, meskipun itu membuatmu takut, kamu tetap harus menghadapinya suatu hari, bukan?"
Semua orang melihat kata-kata Alana dengan sangat hati-hati, dan keraguannya telah memudar.
"Karena kamu menikah setelah tahun baru dan tanggal pernikahan sudah ditetapkan, lalu di mana pria itu?"
Rosita berencana untuk tidak melepaskannya, menaikkan alisnya dan terus bertanya. Dia sejujurnya tidak percaya apa yang dikatakan Alana.
"Dia dari Jakarta."
Alana mengangkat dagunya dan menatap Rosita, sedikit tidak mau menunjukkan kelemahan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com