webnovel

Pair of Wings - Land of caged ukorian

Mika memang berbeda dari Ukorian, tapi Arrah berjanji bahwa dia akan bisa membaur. Perjalanannya bersama Arrah membawanya terpisah di negeri Ukora, Di Ukora para pemuda harus mengikuti seleksi untuk menentukan apakah mereka akan masuk ke Klan Aviator, Trainer, Magis atau yang paling menakutkan... klan Mentalis? Apakah Mika akan memilih untuk pulang saja ke dunia asalnya? karena tidak seharusnya dia terlibat terlalu jauh... tapi ada perasaan kuat yang menahannya untuk terus mencoba agar bisa terbang... Ya, terbang!!! anak manusia harus bisa terbang... di Ukora. ------------------------------------------------------------------------------------------- Sebuah cerita yang akan membawa kamu masuk ke petualangan fantasi, dengan alur cerita yang diluar dugaan. Ikuti terus kisah Mika di negeri yang terkurung, dan bagikan komentar serta dukungan kamu untuk penulis :)

Hendrawans · Fantasi
Peringkat tidak cukup
11 Chs

Ukora Kingdom

Di waktu yang sama Raja Gorian sedang berada di kursi tahtanya, dengan jubah berwarna ungu kehitam-hitaman dia terlihat sangat mendominasi dibadingkan dengan orang-orang yang berkumpul memenuhi seisi ruangan.

Ruang ini adalah tempat dimana dewan kerajaan berkumpul untuk membahas hal-hal penting terkait Ukora. Atapnya membulat kebawah dan membentuk lingkaran, dengan rangka-rangka besi berwarna hitam yang merajut diantara pondasi-pondasi ruangan.

Dibalik singgasana raja yang mengapung terdapat sebuah jendela kaca yang sangat besar mengikjuti bulatan atap. Dari jendela itu dapat terlihat jelas bahwa ruangan ini berada di ketinggian, karena dibaliknya kau dapat melihat kumpulan awan yang bergerak dari kanan ke kiri menghiasi langit yang sangat biru.

Di seberang sang raja, terdapat sebuah tribun berbentuk persegi panjang yang juga mengambang. Disinilah para dewan penting kerajaan duduk menghadap singgasana raja yang berada lebih tinggi dari mereka.

Seorang petinggi kerajaan, melangkahkan kakinya ke sebuah pijakan yang mengantarkannya menghampiri raja, dia lalu membisikkan sesuatu kepada raja lalu kembali ke tirbun. Selanjutnya sang raja mengalihkan pandangan kepada sang ratu yang kemudian beranjak dari tempat duduknya meninggalkan ruangan dengan pijakan serupa yang membawanya keluar ruangan. Dibalik pintu dia pun lalu segera diikuti oleh para pelayannya.

Untuk menyampaikan sebuah pesan kepada raja di dalam dewan, diharuskan untuk menyampaikannya secara langsung dengan mendekati sang raja, untuk kemudian raja memutuskan apakah pesan itu layak untuk dibahas dalam dewan kerajaan.

"Benarkah kalian menemukannya?" tanya sang raja menandakan bahwa pesan yang baru saja disampaikan mendapat perhatian darinya.

"Betul yang mulia…" Salah satunya menjawab pertanyaan saang raja dengan terperinci, mendengarnya, kerutan kecemasan membentuk garis wajahnya.

"Namun yang mulia, kami belum yakin apakah anak itu benar-benar muncul dari danau Eok" menyadari kekhawatiran sang raja, seseorang anggota dewan kerajaan berusaha menenangkannya

"Seorang raja tidak akan pernah membiarkan keselamatan rakyatnya terancam oleh ketidakpastian" ucap Barmos, salah satu peserta dewan kerajaan yang berada di ujung tribun.

"Bawa anak itu kehadapanku" spontan Raja Gorian pun bereaksi terhadap ucapan Barmos.

Pintu utama ruang kerajaan pun terbuka. Dari balik pintu membulat yang dihiasi berbagai ornamen khas negeri Ukora itu, tampak dua orang penjaga membawa seorang anak laki-laki berjalan melewati lorong yang mengarah ke ruang utama kerajaan.

Kedua penjaga itu mendorong Mika untuk melangkahkan kakinya pada pijakan yang sama, begitupun dengan kedua penjaga tersebut. Kemudia ketiga pijakan itu mendekat satu sama lain untuk kemudian menyatu sebelum mengantarkan mereka mendekati singgasana Raja Gorian.

Pijakan itu berwarna abu-abu gelap, berbentuk persegi yang terlihat seperti sebuah marmer lantai yang sangat besar dan melayang di udara. Pijakan ini digunakan dalam ruangan ini sebagai bagian dari tradisi kerajaan Ukora dan ruangan dewan kerajaan ini tidak memiliki lantai sama sekali, sehingga seluruh peserta dewan kerajaan yang hendak beranjak dari tribun harus menggunakannya.

Di ruangan ini terlarang bagi siapapun untuk menggunakan sayapnya, sebagai penghormatan kepada empat legenda Douia bahwa siapapun tidak lebih tinggi dari mereka.

"Yang mulia" salah satu penjaga itu menyapa sambil mendorong maju Mika mendekati sang Raja. Dua penjaga raja yang memiliki bentuk rupa yang identik melangkah ke depan untuk menjaga agar Mika tidak terlalu mendekat kepada sang Raja.

"menyingkirlah" perintah raja Gorian kepada Kirgish, dua makhluk penjaga yang sedari tadi berdiri dibelakang singgasana raja. Raja tak bisa menahan rasa penasarannya akan Mika.

Seisi ruangan yang spontan berkerumun mendekati Mika pun, satu per satu menarik dirinya.

"Siapa namamu anak muda?" raja Gorian mulai bertanya.

"Mika" jawabnya singkat, yang kemudian disambut dengan sebuah sentuhan jari yang halus namun menyakitkan dari Kirgish

"Kau harus mengawali ucapanmu dengan 'Yang Mulia' saat berbicara dengan raja yang agung" Barmos memperingatkan.

Lelaki tua dengan rambut berwarna putih ini tampak biasa saja, namun berbeda dengan petinggi kerajaan lainnya yang hadir di ruangan itu. Dia tidak mengenakan jubah yang mencolok seperti lainnya, namun Mika merasakan suatu perasaan yang kuat akan betapa penting sosoknya bagi Raja Gorian.

"Mika, yang mulia" jawabnya dengan rasa sakit yang masih berbekas di dadanya bekas sentuhan Kirgish.

Sang raja memberikan isyarat kepada Kirgish untuk membuka pakaian Mika. Hanya dengan sedikit sentuhan dari Kirgish, pakaian pemberian Milo pun terbelah menjadi dua dan menggantung diikatan pinggangnya.

Kirgish memiliki tinggi sekitar dua meter. Mika pun harus mendogakkan kepalanya saat Kirgish merobek pakaiannya. Kepalanya berbentuk seperti telur berwarna hitam pekat yang mengkilap namun memiliki ujung yang lancip diatasnya.

Di wajahnya akan tampak sebuah garis horizontal yang memanjang dari pipi kiri ke kanannya yang menandakan bahwa dia sedang berbicara. Dia memiliki empat jari yang Panjang dan berjalan tanpa menjejakkan kakinya di atas tanah.

Begitu dibuka, seisi ruangan dengan seketika beranjak ke depan untuk mengelilingi pundak Mika.

Seperti orang-orang yang berkumpul mengelilingi korban tabrak lari, para petinggi kerajaan itu berebut untuk memeriksanya sebelum mereka menyadari bahwa sang Raja juga pasti ingin melihatnya lebih dulu. Perlahan satu persatu dari mereka menarik diri kembali ke tempat semula untuk memberikan jalan bagi raja.

Kirgish membalikkan tubuh Mika membelakangi raja sehingga tampak jelas apa yang ada di balik punggungnya itu. Gorian hanya menatapnya sekilas tanpa berbicara, kemudian raja mengisyaratkan agar mengembalikan Mika ke tempatnya semula. Meskipun tanda-tanda yang dicarinya tidak dapat ditemukan di balik punggung Mika, namun dia tidak ingin membiarkan kemungkinan bahwa mungkin saja Mika adalah anak yang dia cari selama ini.

Raja sebenarnya tidak dapat memastikan hal tersebut karena pada malam itu hanya Gaudin orang kepercayaannya yang melihat dengan jelas ciri-ciri sayap anak terpilih itu, dan Gaudin sudah tidak kembali dalam waktu yang cukup lama.

Raja Gorian merupakan raja yang cerdik, karenanya dia berpikir bahwa untuk saat ini akan lebih aman mengurungnya kembali sambil menunggu Gaudin kembali dari perjalanannya untuk memastikan ciri-ciri pada tubuh Mika.

"Kembalikan dia ke kurungannya" Perintah raja kepada dua penjaga yang membawa Mika.

"Dan ingatkan aku untuk mengeluarkannya sebelum mencapai dasar" lanjutnya diikuti oleh anggukan kedua penjaga tadi.

"Yang Mulia" ucap Barmos menyela sebelum kedua pengawal itu beranjak mengembalikan Mika ke kurungannya.

"Ya Barmos, ada yang ingin kau sampaikan?" Ucap Raja Gorian kepada Lelaki tua itu.

"Maafkan saya, namun dengan segala hormat Yang Mulia, bukankah sebaiknya anak ini kita biarkan saja diluar?" jawab Barmos mengutarakan pikirannya.

"Maksudmu, membiarkannya berkeliaran di Ukora?" tanya Raja

"Betul yang Mulia, mungkin akan lebih baik seperti itu melihat keadaannya yang sangat lemah. Hamba yakin dia bukanlah ancaman serius, lagipula dia tak akan bisa pergi dari Ukora" Barmos menghampiri Mika dan memegang pundaknya.

"Hamba akan menjaganya sementara kita menunggu kedatangan Gaudin" pinta Barmos

"Lagipula…" Barmos menghentikan ucapannya lalu melangkah ke pijakan di samping singgasana sang raja kemudian membisikkan sesuatu di telinga kanannya.

Hanya Barmos yang bisa mendekati raja tanpa dihalangi oleh Kirgish, karena kedua makhluk penjaga itu sudah mengenal lebih dulu mengenal Barmos daripada sang Raja.

"Bawalah dia dan yakinkan bahwa anak ini selalu dalam pengawasan mu" ucap Raja selepas Barmos menarik dirinya dari telinga Gorian.

Entah apa yang dibisikkan Barmos pada Gorian, yang pasti hal tersebut cukup kuat untuk menenangkan kegelisahan sang raja akan Mika. Seiring keputusan Gorian, sang Raja pun beranjak dari singgasananya meninggalkan ruangan bersama yang lainnya meninggalkan Barmos dan Mika.

"Baiklah anak muda, ikut denganku dan jangan bertindak bodoh" ucap Barmos kepada Mika yang masih berdiam diri.

Thanks for reading! Terus apa yang akan dilakukan oleh Barmos kepada Mika? Tunggu Bab selanjutnya ya...! Di Chapter 10 : Persiapan Barmos.

Support kamu sangat berarti buat penulis! Thank you again for reading!!!

feel free to add to your library ya :)

Hendrawanscreators' thoughts