Hari senin, menjadi hari yang paling dibenci semua murid. Upacara bendera yang memakan hampir 1 jam itulah alasannya. Berdiri dibawah terik matahari, mendengar kepala sekolah berceloteh melontarkan semua pidatonya.
"Anjay gerah banget!!" Teriak Bastian yang saat ini sedang berada di kantin bersama Indah, Andre, William, dan Gisel.
"Nayara mana Will? Gak ikut kamu?" Tanya Gisel.
"Palingan dia di perpus, biasalah baca-baca buku," jawab William.
"Gue mau nyamperin Nayara dulu ya," kata Bastian.
"Lo suka Nayara ya?" Tanya Gisel tiba-tiba.
"Gue sukanya Elo Giselle Viyandra Geovanno!" Teriak Bastian dalam hati.
"Bukan urusan Lo!" Kata Bastian lalu segera melangkah keluar kantin.
Gisel melihat raut wajah William yang kini memanas seperti menahan amarah. Gisel pikir, William marah karena Gisel berbicara dengan Bastian.
"Maaf, lain kali aku gak ngomong sama Bastian lagi," kata Gisel.
William sebenarnya tidak suka jika Nayara terus berada di dekat Bastian. Apalagi sekarang Nayara lebih cuek dari pada sebelumnya. Bahkan menyapa William saja Nayara enggan.
"Adik-adik sekalian disini kakak akan mengumumkan tentang kegiatan camping kita minggu depan," kata Nicholas didepan seluruh murid yang sudah berbaris rapi di halaman sekolah.
"Wih kakaknya ganteng banget anjay," kata Tiara teman sekelas Nayara.
Nayara tidak memberi tahu siapa-siapa jika kakaknya bersekolah disini. Bahkan Bastian dan Gisel hampir tidak mengetahui wajah kakak-kakak Nayara. Nayara memiliki sikap posesif jika kakaknya terlalu dekat dengan sahabatnya. Maka dari itu, Nayara merahasiakan kedua kakaknya.
"Gantengan juga Justin Bieber," jawab Nayara ketus. Tiara dan Nayara lumayan dekat karena posisi tempat duduk Tiara berada didepan Nayara.
"Bisa aja Lu elang!" Elang, panggilan untuk Nayara dari teman-teman sekelasnya. Karena Nayara memiliki sorot mata tajam seperti Elang.
"Btw, kok kak Nicholas mirip Lo ya?" Tanya Tiara membuat Nayara terkejut bukan main.
"Mata Lo sama matanya mirip banget. Eh? Kak Nathan?" Kata Tiara lagi.
"Apaan sih! Nggak mirip!" Elak Nayara. Tak dipungkiri kalau dirinya dan saudara kembarnya memiliki wajah yang mirip. Kan saudara ck ck.
"Dari mana Lo tahu kak Nathan?" Tanya Nayara yang kini sudah berada di meja nya.
"Elah pura-pura gatau Lo Nay! Kak Nathan badboy incaran cewek-cewek. Btw Gue kemarin ketemu kak Nathan di club," jawab Tiara.
Nayara hanya menanggapi dengan anggukan saja.
****
"Gisel, temenin Gue ke mall yuk?" Ajak Sandrina teman sekelas Gisel.
"Tiba-tiba? Kenapa Gue?" Tanya Gisel bingung.
Sandrina dan Gisel tidak terlalu akrab. Mereka hanya saling menyapa dengan senyuman ketika berpapasan.
"Pingin jadi temen Lo. Boleh kan?" Kata Sandrina.
Seharian Gisel dan Sandrina menghabiskan waktu di mall. Mulai dari pergi makan, main time zone, membeli barang couple, berfoto dan lain-lain.
"Gue waktu itu sempet cerita dikit sama Nayara. Gue mau nanya sesuatu sama Lo." Kata Sandrina.
"Apa?"
"Hmm Sel, orang tua Lo udah cerai ya?" Kata Sandrina tiba-tiba.
Deg! Kenangan 5 tahun lalu yang sudah Gisel lupakan kembali terlintas di pikiran Gisel. Dengan susah payah Gisel mencoba melupakan wajah maminya yang sudah membuat kehidupan Gisel hancur.
"Lo tahu darimana?" Tanya Gisel mencoba menahan tangis.
"Nayara," jawab Sandrina enteng.
"Ha? Ga mungkin," kata Gisel.
Sahabat yang Ia percayai selama ini, menjadi teman suka dukanya. Tega menyebarkan aib Gisel? Itu bukan Nayara yang Gisel kenal. Nayara tidak mungkin melakukan hal sekeji itu. Setiap Gisel mendapat masalah Nayara dan Bastian lah yang selalu menyelesaikan semua masalah Gisel. Tak mungkin Nayara kan?
"Gue bilang ini ke Lo, karena Gue peduli sama Lo! Terkadang, orang yang kita anggap sebagai teman perlahan-lahan akan menjadi musuh kita!" Kata Sandrina penuh penekanan.
"Inget kan Lo waktu gue ngobrol sama Nayara? Dia bilang dia suka Bastian, tapi Lo ngalangin dia. Nayara pingin hidup Lo hancur, sehancur-hancurnya," kata Sandrina.
Tak kuasa menahan tangis, Gisel menangis di pelukan hangat Sandrina. Dirinya masih tak percaya jika Nayara tega melakukan hal tersebut kepadanya.
Ting!
Ponsel Gisel dan Sandrina hampir berdenting bersamaan. Terlihat nama Nayara tercetak jelas dilayar ponsel mereka berdua. Forum komunitas siswa SMA Kejora, menjadi ramai dengan komentar-komentar siswa yang lainnya.
"Apa ini?" Tanya Gisel tak percaya.
Nayara menyebar luaskan rahasia Gisel yang selama ini Gisel tutup rapat. Teganya sahabatnya itu membongkar aib yang susah payah ditutupinya. Amarah menyelimuti mata Gisel, ia bersumpah tidak akan memaafkan sahabatnya itu, cih! Sahabat apanya? Teman tapi Musuh, itu yang cocok untuk Nayara.
Keesokan harinya berita tentang orang tua Gisel sudah tersebar luas di seolah. Nayara yang baru saja turun dari mobilnya hendak memasuki halaman sekolah sudah ditatap dengan tatapan mengancam oleh beberapa orang siswa. Nayara yang belum mengetahui apa yang terjadi hanya berjalan ke kelasnya seperti biasa. Betapa terkejutnya Nayara saat melihat Bastian, Gisel, dan William sudah duduk dengan tatapan mengintimidasi kecuali William. Nayara dengan tenang menghampiri ketiga temannya itu.
"Kenapa Sel? Tumben kesini," kata Nayara sambil tersenyum.
"Cih! Gausah pura-pura!" Bentak Gisel. Seketika Nayara kaget dengan perbuatan Gisel. Baru kali ini Ia melihat Gisel semarah ini.
"Gisel, omongin baik-baik," kata Bastian berusaha menenangkan Gisel.
"Baik-baik? Sama Bitch kaya dia? Ogah Gue!" Kata Gisel, kini teriakan Gisel mengundang semua siswa berkumpul mengitari Gisel dan Nayara.
"Ga nyangka Gue Nayara setega itu," kata salah satu siswa.
"Padahal kan anak emas sekolah, ternyata bener ya. Semua anak pinter cuma mentingin diri sendiri."
Nayara terlihat sangat sabar bertanya kepada Gisel yang dari tadi malah marah-marah gak jelas. Membuat Nayara bingung dimana letak kesalahannya.
Hingga akhirnya emosi Nayara memuncak, Ia tak sengaja membentak Gisel.
"Gisel!" Teriak Nayara sangat keras. Bahkan sampai keluar kelas.
"Maksud Lo apa? Ngancurin apa sih? Biasain kalo ngomong jangan emosi, Gue pusing dengernya," kata Nayara masih berusaha mengontrol emosinya.
"Lo kan yang nyebarin tentang ortu Gue pisah? Ga nyangka Gue!" Perkataan Gisel sontak membuat Nayara kaget. Demi apapun, Nayara tidak pernah berniat untuk membongkar aib sahabatnya sendiri.
"Mana ada Gisel. Gue jaga baik-baik rahasia Lo. Gue selalu siap jadi temen curhat lyo kan? Bukan Gue itu," jawab Nayara.
"Mana ada maling ngaku!" Tiba-tiba saja Sandrina datang entah dari mana.
"Lo bilang ke Gue kalo orang tua Gisel pisah karena Lo pingin ngancurin hidup Gisel," kata Sandrina tanpa ada rasa bersalah telah menuduh Nayara.
"Maksud Lo? Gue ga pernah tu cerita sama Lo tentang Gisel. Emang kita pernah ketemu ya?" Seingat Nayara, Ia hanya membicarakan tentang club yang akan dipilihnya nanti. Itu pun atas paksaan Sandrina.
"Lo ga inget? Di depan ruang club. Lo terang-terangan bilangin semua rahasia Gisel ke Gue." semua orang kaget karena tak menyangka Nayara bisa melakukan hal kejam seperti itu.
"Mulai hari ini kita bukan teman lagi Nayara Kanendra!" Bastian kini melontarkan kata-katanya. Bastian mencoba mempercayai Nayara kali ini, namun setelah Sandrina berkata demikian, Bastian langsung beralih ke Gisel.
Hati Nayara mendadak sakit mendengar Bastian bicara seperti itu. Apa maksud Bastian?
"Selama ini Gue ga pernah suka Lo! Gue suka Gisel! Gue deketin Lo biar Gisel cemburu! Tapi apa? Gisel baik-baik aja. Kecewa Gue sama Lo!" Bastian, Gisel, dan Sandrina meninggalkan Nayara yang masih bingung dengan keadaan namun berusaha tetap tegar.
William berusaha meraih pundak Nayara namun tertahan karena Nayara tidak mengizinkannya.
"Nay, gue yakin Lo ga ngelakuin hal itu," Reihan, si ketua kelas. Nayara menoleh ke arah Reihan.
"Gue juga percaya sama Lo!" Kata Rendi kali ini.
Nayara mencoba tegar dan menahan amarahnya. Entah kenapa Ia sangat emosi sambil melihat kejadian pada saat Bastian menggenggam hangat tangan Gisel. Nayara jadi teringat perkataan Nathan. "Hati-hati loh Nay, siapa tahu Bastian cuma jadiin Lo sebagai pelampiasannya doang." Huh benar saja apa yang dikatakan Nathan.
"Gue ga butuh kepercayaan kalian!" Kata Nayara tegas.
"Iya, Gue yang nyebarin berita itu! Gue iblis! Kalian bertiga jangan bergaul sama gue! Jangan bergaul sama iblis!" Kata Nayara. Semua yang mendengarkan ucapan Nayara tiba-tiba menjadi merinding. Seolah petir akan menyambar saat itu juga.
"Nayara, tenang ada Gue," kata William berusaha menenangkan Nayara. Tangan William dengan cepat ditepis oleh Nayara.
"Gue ga butuh Lo William Ackerley! Jangan kasihanin gue! Kasih gue kata-kata hujatan!" Kata Nayara tak kalah menyeramkan.
Diam-diam Nicholas dan Nathan memperhatikan Nayara bangga. Namun masih belum tahu apa yang terjadi. Yah, begitulah selalu telat.