"Cinta itu sah-sah saja, tapi seseorang tidak boleh ada yang menghancurkan hidupku, paham?" kata Ace. Rasionalnya amat sangat tinggi hingga jari mengetuk dokumen agar menyadarkan Mike Alexander. "Aku sudah katakan aku tidak semurahan itu."
Akhirnya, Mike pun menggerakkan pulpen sembari memendam nyeri. Rautnya lesu meski mereka baru makan siang berdua, lalu si notaris menanyai sekali lagi.
"Apakah sudah benar-benar yakin?"
"Ya," kata Ace tanpa ragu.
Mike malah memandang sang Omega yang mendadak terasa jauh. Ace dekat, tapi Mike seperti tidak boleh memilikinya seratus persen. Ah, apakah harus seperti ini? Sebenarnya dia sudah suka kepada Ace Nattarylie atau belum, sih?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com