"Wah, Sayang kok belum tidur?" tanya Mike.
"Anu, aku kan menunggu Phi-nya."
"Seriously? Ini sudah jam 1 lebih," kata Mike sambil mendekati Ace untuk mentransfer kecupan rasa kopi. "Ih nanti kalau telat tidur, bagaimana? Jelek yey ada bayang-bayang di bawah mata! Hayo!"
Sedikit banyak dada Ace hangat melihat Mike tak banyak berubah. Sang suami tetap mau sok-sok kekanakan, demi dirinya. Mengimbangi pasangan bagi Mike pun mungkin sama struggle-nya.
"Kalau aku jelek, Phi-nya akan tetap cinta?" tanya Ace.
"Iya dong, ckckck. Mana ada sih sejarah Attanawat jelek? Kamu cantik, manis, ganteng, imut, lucu, gemes, dan masih banyak lainnya—semua jadi satu, Sayang. Jelek-jelek dari mana."
"Perutku kan buncit sekarang."
Demi melihat reaksi Mike, Ace sengaja membuka perut berselulitnya.
"Wkwk, I can fix it. Jangan khawatir. Kapan-kapan kita nge-gym bareng, ya? Seperti maumu waktu itu."
"Kapan, Phi?"
"Hmm, coba Phi pikir-pikir dahulu."
"Kamis bisa?"
"Ha?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com