"Aku tahu, Dek. Please, anggaplah waktu itu aku tolol dan tidak menyadarinya," desakku agak memaksa. "Ya? Kumohon, Mas susah sekali melupakanmu, walau sudah mengalihkannya berkali-kali ...."
"Alexandra ...."
"Aku benar-benar kangen dipanggil "Mas" olehmu lagi, Natta. Cuma kamu," tegasku ikut berkaca-kaca. "Mas akan meninggalkan Ponorogo kalau itu maumu. Mas akan sama Adek terus. Mau ke Aussie, Amerika, Perancis, Belanda—kemana pun, just tell me ...." Kuletakkan telapak tangannya pada dadaku yang berdebar hebat. "Mas terima apapun hinaanmu barusan, atau yang nanti-nanti, terserah. Aku bingung harus apa jika memikirkanmu setiap saat setelah pulang ke rumah ...."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com