―SINTING! AKU TAK PERNAH MELIHAT MANUSIA
SENEKAD DIRIMU!‖ bentak Mike setelah iblis itu berhasil menyambar tubuh Ace.
Ace pun langsung membuka mata. Sebab suara Mike familiar. Dialah iblis yang tadi menjelma jadi Drake, tetapi kini berwujud hewan seperti naga.
Mereka berhenti kabur dan iblis itu duduk memangkunya di sebuah atap. Mike mendengus, lalu memandang wajah merah Ace. Ah, lelaki itu pasti syok karena diajak terbang dengan kecepatan cahaya.
―Kau ... kau ini kenapa muncul lagi?‖ tanya Ace bingung.
―Tentu saja menyelematkanmu! Memang yang kau rasakan sendiri apa?‖ bentak Mike masih kesal.
Ace pun menoleh ke sekitar. Pemandangan malam gulita kini meliputi mereka berdua. Lokasi ini bukan di tengah kota Milan seperti tadi, melainkan sudut perbatasan entah mana. Tidak banyak lampu yang terpasang. Jalan-jalan bahkan hanya dilintasi beberapa orang, dan gedung yang berdiri memiliki aristektur membosankan.
―Tapi aku ingin mati!!‖
―Dan itu merusak kontrakku dengan Drake,‖ sela Mike marah. Dia tampak benci, tetapi tidak benar-benar bisa memukul Ace. Sebaliknya, kini tubuh Ace diturunkan di atas atap agar bisa berebah rileks. Kekasarannya berkurang dari saat pertama kali mereka bertemu. Malahan, kini Ace bisa melihat raut lelahnya begitu jelas.
―Aku benar-benar tak mengerti ....‖
Mike kini menyusut. Dia berubah menjadi kucing kecil bulu hitam, lalu melompat di pangkuan Ace. ―Pertama-tama, panggil aku
Mike Zackley mulai sekarang,‖ katanya. ―Dan aku akan sering menggunakan wajah Asia, berhubung harus membuatmu nyaman dengan keberadaanku.‖ (*)
(*) Wajah Asia: Iblis memiliki wajah dan nama di tiap negara dan ras. Itu kemampuan untuk berkamuflase di antara manusia. Begitu pun Mike. Pada awal kemunculannya menggunakan wajah pria Italia yang mengenakan baju kerajaan.
―Hah?‖
―Intinya aku tidak makan sembarangan jiwa,‖ kata Mike. ―Karena meskipun rumah duka itu wilayahku, aku masih pilih-pilih ruh yang pantas kuterima.‖
―Kenapa?‖
Ajaib, amarah Ace pun turun sekejap karena melihat wujud kucing ini. Dia imut, matanya kuning jernih, dan mengingatkan Ace pada peliharaannya yang bernama Cattawin. Sayang, Cattawin sudah mati 3 tahun lalu. ―Ya karena aku iblis,‖ kata Mike. ―Kau tahu hukum fisika? Utara akan tertarik pada selatan. Begitu pun aku. Hanya suka jiwajiwa tulus di dunia ini. Jika ruh yang meminta bantuanku kemungkinan terasa seperti sampah, mana sudi aku memakannya.‖
Ace kehilangan kata-kata. Dari perkataan Mike, kini dirinya merasa begitu beruntung pernah menjadi kekasih pria sebaik Drake Wichapas.
―Dan aku hanya butuh makan sekali dalam satu dekade,‖ kata Mike tadi. ―Sebelum Drake, ada 15 jiwa mati yang kutolak. Mereka menjijikkan dan tak bisa kupercaya. Hanya saja, bicara sekali pun aku yakin, pacarmu memang orang yang mengangumkan.‖
―Aku tahu ....‖ kata Ace.
Mereka bertatapan lagi.
―Kau tahu, tapi masih bertindak sembarangan dari harapannya!‖ bentak Mike kesal.
―Kau kan tidak bisa kendalikan hati manusia,‖ bantah Ace sama kesalnya. ―Mungkin klien-mu yang lain memang baik. Mereka mau menuruti pesan yang kau bawa. Tapi, maaf saja. Semakin kau memberitahu kebaikan Drake, aku jadi lebih ingin bunuh diri lagi.‖
Mike pun mengepalkan tangan. ―TOLOL! TAKKAN KUBIARKAN ITU TERJADI!‖
Wujud manusia mungkin akan memancing emosi Ace, tetapi kucing yang memaki-maki? Apalagi warna matanya bisa berubah-ubah. Ace malah ingin mengelus pucuk kepala Mike seperti adonan tepung.
―Unyek unyek unyek unyek. Ha ha ha," batin Ace.
Mike pun langsung protes. ―Hei kau! Berhenti! Berhenti!‖
―Tidak akan, ha ha.‖
―Geli, bodoh! Hei!‖
BUSHH!!
Ace pun terbelalak ketika Mike kembali ke wajah Asia-nya. Mike juga tampak kesal tetapi tak berkomentar saat Ace merona hebat. Bagaimana tidak? Dengan postur tubuh bagus itu, Mike kini menindihnya di atap dengan mata tajam.