webnovel

5.RUANG CEO

Satu minggu berlalu sejak pertemuannya dengan rajendra, sarah merasa lega karena rajendra tak datang ke rumahnya atau menemui narendra. Sarah berangkat bekerja pagi dan pulang di sore hari seperti biasanya begitupula dengan narendra yang pulang sekolah sealu berbarengan dengan ibunya.

Hari ini sarah memulai aktifitasnya di pagi hari seperti biasa, setelah semua selesai sarah bergegas berangkat ke kantor ,melihat jam di tangganya hampir terlambat sarah memilih menggunakan motor matic miliknya karena akan sangat terlambat jika di harus menunggu bis.

Melajukan motor dengan kecepatan yang lumayan tinggi sarah akhirnya sampai dan benar saja ia hampir terlambat. Segera sarah memarkirkan kendaraannya dan berlari kedalam kantor,"selamat pagi semua" sapa sarah yang hanya di jawab oleh keheningan, wajah semua orang menatap sarah dengan tatapan tak biasa tanpa memperdulikan sarah masuk ke ruangannya di sambut dengan senyuman oleh ke tiga rekan dan juga sahabatnya yaitu doni,nia dan adnan.

Sarah duduk di meja yang bertatapan dengan doni dan bersisian dengan nia sedangkan tempat duduk adnan bertatapan dengan nia, melihat sarah yang diam saja nia menghampiri meja sarah "apa tak ada yang ingin kamu beritahukan kepada kita" Tanya nia sambil memutar mata nya ke arah doni dan adnan dengan tersenyum jail.

Tak mengeluarkan sepatah katapun sarah hanya memandang nia dengan tatapan tak menegerti."ayolah ceritakan pada kita, kita penasaran tau, apa kita tak lagi jadi sahabat sampai kamu merahsiakannya?" rajuk nia yang seperti anak kecil.sedang doni dan adnan hanya menatap mereka berdua tanpa bicara apapun.

"kamu ini ngomong apa sih? baru datang nanya nya kok aneh aku gak ngeri dan gak tahu apa yang kamu maksud ni? Sarah menjawab dengan pertanyaan pada nia karena dia tak mnegerti apa yang nia sahabatnya itu maksudkan.

"jadi kamu beneran gak tau sar? Serius? " tanya nia tak percaya

Dan hanya di balas anggukan kepala oleh sarah.

"kamu gak bercandakan sar?". Sebelum sarah menjawab seseorang wanita paruh baya dengan gaya pakaian formal masuk ke dalam ruangan dengan wajah tegang"kenapa kamu masih disini sarah?" ujar wanita paruh baya tersebut yang tak lain adalah bu meli yang menjabat sebagai manager pemasaran.

"ada apa bu?" jawab sarah tak mengerti.

"cepatlah berkemas dan ikut saya". Mengabaikan pertanyaan sarah bu meli keluar dari ruangan.

Sarah yang masih belum mengerti dengan situasi nya hanya terpaku menatap bu meli yang telah meninggalkan ruangan, nia yang menyadari sahabatan nya melalum segera menyadarkan sarah dengan menepuk bahu sarah."hey kenapa bengong? Cepat berkemas nanti kamu kena semprot bu meli kayak gak tahu aja bu meli kaya apa kalo udah ngomel." Ucap nia"ayo biar aku bantuin,kalian juga jangan diam aja dong cepet bantuin sarah" omel nia pada doni dan adnan yang segera menghapirinya dan membantu mengemas barang sarah.

Sepuluh menit berlalu sarah telah selesai mengemas semua barangnya kedalam kardus dibantu ketiga rekannya mereka mengantar sarah dengan perasaan sedih keluar ruangan .dengan kedua tangan mendekap kardus yang berukuran sedang sarah menghampiri bu meli yang sedari tadi menunggu nya.melihat kedatangan sarah bu meli segera beranjak dari duduknya "ayo ikut saya" ajak bu meli yang berjalan diikuti sarah tanpa bertanya sepatah katapun.

Bu meli menghentikan langkahnya tepat di depan pintu yang bertuliskan CEO "kita sudah sampai silahkan masuk " bu meli membukakan pintu dan mempersilhkan sarah masuk. Dia hanya menurut dengan anggukan kepala,kemudian bu meli pergi tanpa berkata apapun lagi meninggalkan sarah di ruangan yang baru pertama dia masuki . selama bekerja sarah tidak pernah masuk keruang CEO karna jabatannya di kantor tidaklah tinggi namun sarah pernah melihat wajah CEO saat acara ulang tahun perusahaan walau tidak bertemu secara langsung sarah melihat dengan jelas wajah CEO perusahaan tempatnya bekerja, ia adalah pria tua berumus sekitar enam puluh tahun bertubuh agak gemuk serta mengenakan kacamat bening tanpa bingkai.

Sarah mengedarkan pandangan mata ke selulur sudut ruangan yang terasa asing baginya. Lalu pandangannya terhenti pada sebuah meja kayu berukuran cukup besar dengan sebuah laptop diatasnya dan berbagai macan peralatan kantor, kemudian mata nya tertuju kembali pada kursi kulit hitam dengan posisi membelakangi meja. Seorang pria yang sarah yakini itu adalah CEO sedang duduk di kursi memandang ke luar ruangan.

HAI HAI para pembaca ketemu lagi ni sama cerita aku yang gak banget yang gaje nya juga kebangetan, harap di maklumin aja yes nama nya juga pemula hehe...

ditunggu komenanya yang positif atau negatif nya juga biar bisa lebih baik kedepannya and jangan lupa tinggalkan bintangnya bila suka sama ceritanya...

happy reading...