Bab 14
Feera berhasil memenangkan pertarungan sebelumnya dan arena telah berhasil diperbaiki maka pertandingan ketiga akan segera dimulai. Dony kembali dan memanggil kedua peserta, "Setelah menyaksikan kebrutalan putri ketiga Feera, apakah kita akan menyaksikan kebrutalan dari seorang Putri Pertama Kerajaan Elf Elva melawan Karina!!!" teriaknya di dalam,
Peserta yang dipanggil adalah Elva Putri Kedua Kerajaan Elf, dan Karina yang merupakan teman masa kecilnya.
Elva baru saja terlihat keluar dari lorong dan naik ke arena, "Va! Aku merindukanmu!" sebuah sapaan melalui pelukan yang tidak buruk dari teman masa kecilnya sang putri.
"Aku juga merindukanmu Kar, sungguh reuni yang menyedihkan." Sambil mengelus wanita berambut biru dan panjang itu, dengan tangan putih dan halusnya, Elva nampak bahagia.
Matanya mulai berkaca – kaca, "Sudah 5 tahun sejak kamu menjadi simbol aliansi. Kamu benar, ini reuni yang menyedihkan harus melawanmu di pertemuan pertama kita setelah lama tidak bertemu." Karina menangis terharu, merengek.
Serentak semua penonton kebingungan dengan apa yang terjadi.
Bisik – bisik penonton,,,,,
"Apa yang terjadi disana?"
"Hah? Aku tidak tahu."
"Sepertinya tuan putri mengenalnya,"
Dan lain - lain.
"Tidak apa, lihat penonton sepertinya meremehkanmu. Aku rasa kamu sudah lebih kuat dari sebelumnya." Mencoba menenangkan seorang yang sedang menangis,
"Baik, aku mengerti Va! Ayo kita buat pertarungan yang menarik." Karina mengusap air matanya dan berhenti menangis untuk kembali menunjukkan semangatnya.
"Karena sepertinya reuni telah berakhir, aku bisa memulai pertarungan ketiga ini!" Dony menarik perhatian lagi agar penonton kembali bersemangat,
"Ya! Tentu saja! Kami datang karena itu," penonton bersorak bersemangat.
Haha, lucu sekali padahal mereka sedang menyoraki seorang putri kerajaan mereka sendiri. Seperti mereka sudah melupakannya. Tidak penting, sekarang aku penasaran pertarungan seperti apa yang akan terjadi.
Pertandingan ketiga dimulai,
"Kar, aku akan mulai duluan ya." Elva langsung menyerangnya menggunakan pedangnya,
Sambil menghindari 3 serangan beruntun itu, "Oh, kamu menggunakan teknik yang sering kamu pakai dahulu saat kita berlatih. Tapi, bebannya menjadi lebih kuat dan cepat. Kamu sudah berkembang," Karina terlihat bahagia dan mencoba mengajak bicara,
"Haha, tentu saja! Kamu juga menjadi lebih kuat sekarang, karena bisa menghindarinya dengan mudah," Elva terlihat bersenang – senang dengan pertarungannya,
"Aku akan menunjukkan padamu jurus baruku," Karina berencana melancarkan sebuah sihir dengan mengatakannya,
"Baiklah, aku akan menunggu." Elva mundur,
"Aku Elf yang menyatukan angin kacau dengan air yang memadat. Bersatulah dan buat kericuhan disekitarmu, Ice Storm!!!" rapalan selesai,
Fiuuuu!!! Fiuuuu!!! Fiuuuu!!!
Muncul badai angin berbentuk tornado berjumlah 3, didalam badai tersbut terdapat es tajam yang sangat banyak, seorang biasa akan langsung mati tercabik – cabik saat berada didalamnya.
"Sihir yang sangat indah!" Elva semakin senang, menghindari semua serangan itu dan menangkis beberapa es yang terpental,
"Sebagai persembahan manaku, sebagai Elf Elva penghancur segala sihir lenyapkanlah segala sihir, Dispell Magic!!!" mantranya berhasil menghapus kekacauan itu dengan mudah,
"Aku sudah menduga, kamu akan menggunakan itu dibanding harus mengadu dengan sihir lain." Karina tidak panik melihat sihir miliknya dihapus dengan mudah,
"Sihir yang indah dan mengerikan, kamu benar – benar sangat kuat sekarang." Elva menunjukkan wajah yang terkagum – kagum.
Di bangku penonton, Flow berpikir, "Sepertinya mereka hanya ingin mengobrol dan reuni saja. Walaupun mereka sama – sama menggunakan teknik dan sihir yang luar biasa. Aku merasakan mereka tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya."
Karina kembali merapal,"Angin yang berada disekitarku berkumpulah untuk memperkuat pedang ditangan kananku, dari sebuah ketiadaan aku memanggilmu dan menciptakanmu sebagai sebuah pedang petir ditangan kiriku," ia melapisi pedang dengan sihir dan menciptakan sebuah pedang, "Double Swords Lifier Ligthning!!!"
Ngung.... salah satu pedang itu mengeluarkan suara yang keras.
Kedua pedang itu memiliki auranya sendiri dan berbeda, pedang ditangan kanannya terlihat memiliki tekanan yang sangat kuat sampai memiliki suara yang membuat telinga pengang.
Bahkan, pedang petir itu juga sangat berisik, menandakan kekuatannya tidak dapat diremehkan,
"Es yang selalu sendirian aku membuatkanmu sebuah teman, kembalilah dan menarilah bersama pedangku, Angin bergeraklah bersama pedang dan rekanmu saat dibutuhkan,"
"Swords Ice Storm!!!" tidak mau kalah, Karina juga melapisi pedangnya dengan sihir.
Pedangnya sendiri seperti sebuah badai es yang pernah ia gunakan sebelumnya.
Elva mengayunkan tangan kirinya dan menghasilkan serangan jarak jaruh.
Duarr!!!
Sebuah petir merembet di tanah dari pedang itu sampai ke arah Karina,
Karina menepis serangan itu dengan membuat es yang menghambat serangan itu, berhasil mendapatkan waktu untuk menghindar,
Krssskskk!
Petirnya berhenti di barrier,
"Kakak beradik ini sangat mengerikan," pikir Flow.
Karina mendekati Elva dengan kecepatan tinggi, melancarkan untuk sebuah serangan,
Elva menangkisnya dengan pedang yang berdengung itu,
Mereka terpental kebelakang karena gesekan angin yang sangat kuat di pedang mereka.
"Aku sangat menikmati pertarungan ini Va, ayo lanjutkan lebih lama lagi!" ucapnya dengan wajah terpesona,
"Iya kamu benar, aku juga sangat menikmatinya!" Elva melancarkan sebuah serangan jarak jauh lagi,
Kali ini ia menggunakan pedang yang berdengung itu,
"Triple Wind Buzzing"
Elva terlihat menciptakan serangan jauh dengan anginnya, aku bisa mengatakan itu karena buktinya adalah arena yang terpotong menjadi tiga bagian itu.
Serangan itu berhenti setelah Karina berhasil menahannya, dan menambal bagian lantai yang rusak dengan esnya.
"Hahaha, apakah kita akan selalu setara?" Elva kembali bertanya,
"Kamu mengatakan sesuatu yang lucu! Va, aku pikir kita tidak perlu mengetahui siapa yang lebih kuat. Kita hanya perlu saling melindungi disaat yang diperlukan nanti." Berhenti menyerang dan mulai berbicara,
"Kamu benar, hanya saja kita perlu merundingkan siapa yang harus menang dan maju kebabak selanjutnya." Ia juga berhenti menyerang,
Suasana arena tetap berisik dan berdengung selama pertarungan pedang. Hanya mereka berdua yang dapat mendengar suaranya. Sehingga para penonton hanya bisa terkagum, terdiam, dan kebingungan kenapa mereka sering berhenti dan mengobrol membuat penasaran.
"Baiklah, karena saat ini adikmu sedang melihat dan ia juga menjadi seorang peserta. Aku akan melancarkan sebuah serangan yang sangat kuat dan cepat. Kamu hanya perlu menghindar." Membocorkan apa yang akan dilakukannya,
"Apa kamu yakin?" mencari penegasan,
"Tentu saja, Penguasa pedang dari segala pedang, aku memanggilmu untuk jadi budakku, turutilah aku sebagai majikkan dan bergabunglah bersama rekanmu!" aura yang dikeluarkan bak seperti ledakan yang sangat besar tiga kali lebih besar dari sebelumnya,
"Super Sword Ice Storm!!!"
Tempat ini seperti bergetar, meringik ketakutan.
"Aku serang!"
Karina melancarkan satu serangan, tidak terlihat oleh penonton mengarah tepat dikepala Elva,
Crack!!!
Elva berhasil menghindar, dan serangan itu menghancurkan barrier yang dibuat.
Penonton sedikit panik, namun Karina bisa mengendalikan serangan itu dan mengarahkan ke atas dan yang rusak hanya barriernya.
"Aku menyerah," sesuai dengan kata sebelumnya, ia menyerah jika Elva menghindar,
"Apa kamu berusaha membunuhku?" Elva terlihat panik setelah menghindarinya,
"Hehehe, tentu saja tidak, aku sangat yakin kamu bisa menghindari itu dengan mudah dan terbukti." Memalingkan wajahnya kekanan, menghindari tuduhan itu.
"Ah yasudah, kenapa kamu menyerah?"
"Tidak apa, sebenarnya tujuanku kesini karena aku mengira kamu akan mengikuti kompetisi ini. Dan juga aku punya tujuan lain. Tapi karena kamu yang sudah ada membuatku tenang, aku rasa tidak perlu melakukannya lagi." Itu membuktikan ia tidak berniat menang,
"Apa maksudmu dengan tujuan barusan? Mengapa aku harus melakukannya untukmu? Bukan tidak mau, aku hanya penasaran." Kembali bertanya untuk lebih mengerti tujuannya.
"Sebelumnya aku bilang kan, adikmu juga menjadi peserta. Aku ingin mengetahui pemimpin kerajaan di negeri ini sekuat apa. Tapi karena ada kamu, aku rasa kamu yang harus melakukannya."
"Oh jadi begitu, baiklah! Aku akan melakukannya. Tapi, apa kamu sadar dengan menyerah barusan itu tidak ada gunanya?"
"Apa maksudmu?"
"Maksudku, kamu menyerah itu tidak berguna. Karena masih ada kemungkinan aku bisa kalah dengan peserta yang akan aku lawan. Soalnya, ada Pedro dia merupakan seorang manusia yang juga sangat kuat. Louren Viana dan Lisa yang mana aku harus melawan salah satu dari mereka. Yang pasti adalah yang terkuat." Elva memberitahukan dengan sangat jelas,
Itu membuka pikirannya, "Oh iya, kamu benar. Bodohnya aku, tidak terpikirkan olehku tentang itu. Aku sangat senang bertemu dan bertarung denganmu jadi aku lupa untuk memikirkannya." Menepuk jidat dan tertawa menyesal,
"Haduh, tak apa aku akan berusaha." Tak tega membuatnya menyesal Elva mencoba menenangkannya,
Menarik nafas panjang dan, "Hah..." nafas penyesalan namanya,
Pertarungan berakhir,
Putri Pertama Kerajaan Elf, Elva berhasil memenangkan pertandingan ketiga. Setelah pertarungan reuni yang sangat sengit itu, Karina menyerah dan memberikan kemenangan itu padanya.
Dony kembali ke arena untuk mengumumkan sesuatu,
"Baiklah para pemirsa sekalian, pemenang sudah kita dapatkan. Dan sekali lagi aku mengumumkan kita harus menunggu sedikit lebih lama untuk perbaikan arena dan barrier milikku yang sudah rusak." Menarik perhatian, dan memberi pengumuman singkat.
Isi pikiran Dony saat ini,
"Wanita gila, dan keputusan tepat. Apa jadinya jika mereka terus bertarung kalau bisa menghancurkan barrier ku." Menggelengkan kepalanya.
Kemudian pertarungan seperti apa dalam bab selanjutnya? Ayo baca terus dan dukung saya agar bisa terus update setiap hari!