webnovel

One Piece: Pemanggil Servant

"Hei, sobat, tahukah kamu? Judul pendekar pedang terhebat di dunia telah diambil oleh orang lain?" "Apa? Apakah benar begitu? Siapa pendekar pedang terhebat di dunia itu?" "Oh, orang yang menggantikan pemilik judul sebelumnya bernama Miyamoto Musashi. Tidak hanya itu saja, aku memiliki berita lain yang lebih menarik loh." "Judul 'Makhluk terkuat di dunia' juga telah diambil oleh orang lain, dan orang itu adalah ratu bernama Scathach." "..." "Garp, lelaki tua dari angkatan lain juga telah dikalahkan oleh seorang lelaki tua bernama Li Shuwen." "Banyak sekali orang-orang kuat yang bermunculan!? Dari mana semua orang itu berasal?" "Mereka semua datang dari group bernama 'Blueplanet,' omong-omong, Miyamoto Musashi dan Scathach adalah partnerku." "Benarkah... tidak, tunggu! Siapa kamu sebenarnya?!" "Saya adalah pemimpin group Blueplanet!" Kata sang protagonis sambil tersenyum. Cerita ini merupakan kisah seorang protagonis dengan System Summoner, men-summon karakter dua dimensi kuat sambil berlayar di lautan luas yang indah. *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Komik
Peringkat tidak cukup
141 Chs

Bab 87

Setelah Scheherazade menerima Devil Fruit dari tangan Kaku, Vermillion akhirnya melepaskan Kalifa.

"Kalau begitu saya pamit dulu. Saya berhadarp dapat mewawancarai Anda lagi di masa depan." Usai berbicara, Kalifa segera keluar dari auditorium.

Di saat yang sama, Kalifa berharap untuk tidak pernah 'mewawancarai' lagi pria itu.

Kaku mengangguk pada Vermillion, kemudian pergi mengikuti Kalifa.

Di belakang Kalifa, Vermillion menatap punggung anggun wanita itu sambil tersenyum kecil.

"Mungkin takdir telah mempertemukan kita, Kalifa." Kata Vermillion dalam hati.

Baru-baru ini dia mendapatkan Awa Awa no Mi, Devil Fruit yang seharusnya dimakan oleh Kalifa. Dan sekarang dia bertemu dengan Kalifa secara langsung, apakah ini kebetulan?

"Kalifa, apakah kamu baik-baik saja?" Kaku yang keluar dari arena duel bertanya kepada Kalifa.

"Bagaimana bisa aku baik-baik saja!" Kalifa menoleh ke arah Kaku, "Spandam sialan, suatu hari nanti aku akan membenturkan wajahnya ke dinding." Kata Kalifa dengan nada kasar.

"Sialan itu tiba-tiba memberiku tugas yang sangat berbahaya. Selama aku bersama dengan dia... Vermillion, aku merasa akan terkena serangan jantung setiap saat."

"Begitukah?"

"Tapi syukurlah kamu baik-baik saja." Kata Kaku sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Aku akan segera kembali ke pos, apakah kamu ingin melapor ke Spandam?"

"Ya, omong-omong, aku juga ingin memberinya pelajaran." Kalifa mendengus.

"Kalau begitu saya akan pergi dulu, segeralah kembali, Kalifa." Kaku tersenyum canggung.

Setelah menerima anggukan Kalifa, Kaku berlari menuju posnya.

"Sekarang bagaimana aku harus membalas Spandam..." Setelah kepergian Kaku, Kalifa mulai berpikir keras dalam hati.

Di saat yang sama, di gedung tertinggi pulau ini, Emiya dan Dio yang bertugas memantau pulau menyambut 'tamu' mereka.

"Aku tidak tahu apa yang ingin dilakukan tiga pria bertopeng di sini." Dio muncul tepat di depan orang-orang misterius itu.

Setelah mendengar perkataan Dio, tiga orang CP0 yang semula berencana menyerang Emiya dan Dio secara diam-diam tak lagi ingin menyembunyikan diri mereka lagi.

"Kamu adalah anggota baru Bajak Laut Drake, apakah aku benar?"

Agen itu menatap Dio dan berkata dengan nada tenang.

"Jika ya, maka kamu pasti tahu tujuan kita datang ke sini." Tak lama setelahnya, muncul warna hitam metalik di sekujur tubuh agen itu.

Dua anggota CP0 yang lain juga sama, tubuh mereka langsung dilapisi dengan haki yang kuat. Tapi warnanya sedikit lebih redup dari Armament Haki milik pemimpin mereka.

"Oh?! Inikah yang mereka sebut dengan Armament Haki?" Dio memandang ketiga orang itu dengan penuh minat.

"Sungguh kemampuan yang menarik! Tapi apakah kalian benar-benar ingin menyerang kita? Jika kalian bersedia untuk menyerah kepada saya, saya dapat memperkenalkan kalian kepada Bos saya, Vermillion." Dio tersenyum.

"Kamu dan Emiya tidak akan memiliki kesempatan bertemu dengan Bos kalian lagi, kalian akan dimakamkan di sini hari ini juga." Kata Agen itu dengan nada tenang.

"Panggil temanmu yang bernama Emiya, kita akan mengirim kalian ke Neraka bersama."

"Hehe, dihadapkan denganku, Dio Brando, kalian masih berani menantang. Sungguh, ketidak tahuan adalah anugrah."

Dio merentangkan tangannya sambil menggelengkan kepala, "Sungguh beruntung kalian tidak mengetahui identitasku yang sebenarnya. Setidaknya kalian masih berani berdiri depanku dengan kesombongan kalian, hahaha!"

"Kalau begitu mari kita lihat seberapa kuat dirimu." Agen CP0 memimpin dua Agen lainnya ke arah Dio dengan langkah berani.

*Ohm!*

Tiba-tiba, ketiga orang itu berhenti. Mereka menatap Dio yang tiba-tiba lebih jauh dari mereka.

Tapi ada satu hal yang aneh, nyatanya Dio tidak berubah posisi, melainan mereka yang tiba-tiba mundur!

Agen CP0 yang menyadari keanehan ini langsung terkejut.

"Ada apa?"

"Bukankah kalian ingin menyerangku? Kenapa kalian mundur?" Sudut mulut Dio terangkat.

Agen CP0 itu menatap Dio dengan ketakutan. Dia sangat yakin bahwa dia baru saja bergegas menuju Dio, tapi dalam sekejap mata, dia dan kedua Agen CP0 lainnya kembali ke posisi semula mereka!

Sebagai Agen yang berpengalaman, mereka bahkan tidak menyadari abnormalitas yang terjadi pada mereka.

Berhenti sejenak, Agen CP0 itu sekali lagi memimpin kedua bawahannya menuju Dio.

Melihat ketiga orang itu bergegas sekali lagi, Dio tersenyum secara diam-diam. Sekali lagi, dia menggunakan Stand-in-nya!

Dalam sekejap, orang-orang itu langsung terhenti. Seperti sebelumnya, Dio menggunakan Stand-in miliknya untuk memindahkan ketiga Agen CP0 itu ke posisi mereka yang semula.

Tak lama setelah Dio membatalkan kemampuannya, ketiga Agen CP0 itu sekali lagi terkejut ketika mengetahui bahwa mereka telah kembali ke posisi semula!

"Ada apa? Apakah kalian mengurungkan niat kalian?"

"Akui saja, sebenarnya kalian ingin menyerah padaku, kan? Meskipun di permukaan kalian ingin menyerangku, tapi jauh di alam bawah sadar kalian, kalian telah menyerah." Dio tersenyum jahat.

"Tidak mungkin! Kecepatanmu tidak mungkin bisa secepat itu!"

Agen itu tidak percaya bahwa mereka telah menyerah, selain itu, mereka juga tidak percaya bahwa kecepatan Dio secepat apa yang mereka bayangkan.

Manusia mana di dunia ini yang mampu menggerakkan mereka tanpa membuat mereka bereaksi?

Sebagai Agen CP0, mereka sangat percaya dengan kekuatan fisik serta kecepatan mereka. Jika lawan mereka mampu memindakan tubuh mereka tanpa membuat mereka sadar, bukankah kecepatan lawan sangat menakutkan?

Keringat dingin mulai mengalir dari balik topeng yang Agen itu kenakan. Secara bertahap, ketiga Agen itu mulai kehilangan rasa kepercayaan diri mereka.

"Kemampuan transfer antar ruang!" Memikirkan kemungkinan ini, Agen itu langsung sadar.

Melihat ke arah Dio, Armament Haki-nya menjadi lebih intens.

"Kecepatanmu tidak mungkin secepat itu, itu pasti kemampuan Devil Fruit, kemampuan transfer antar ruang. Itu sebabnya kita tiba-tiba berpindah posisi."

"Bahan jika kemampuan-mu sangat kuat, tapi jika kemampuan ini tidak dapat menyakiti kita, maka hal ini tidaklah berguna." Agen itu menatap Dio dengan sungguh-sungguh.

"Menilai dari fakta bahwa kamu memindahkan kita dua beberapa kali, tapi tetap tidak menyerang kita, kekuatan serangamu pasti tidak terlalu bagus. Selain itu kamu tidak memiliki kepercayaan diri untuk menembus Armament Haki kita."

"Juga, kemampuan-mu pasti menghabiskan kekuatan fisikmu. Jadi, selama kita mempertahankan diri kita dengan baik, kita pasti dapat mengalahkanmu."

"Benar!" Kedua Agen CP0 itu mengangguk setuju.

Mendengar analisa ketiga Agen CP0 itu, Dio tersenyum tipis.