Begitu pria yang dicurigainya sudah keluar dari ruangan, Ardhan beralih menatap ke arah sosok wanita yang saat ini tengah mencium harum bunga mawar merah yang tadi dibelinya di jalan saat menuju ke rumah sakit.
Entah mengapa, ia merasa bahwa Zelyn tengah menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Dahulu dia memang pernah mengatakan sangat mempercayai Zelyn, tetapi semua itu terasa berbeda setelah hari ini melihat kedekatan antara calon istrinya dengan klien penting yang berasal dari New York tersebut.
"Sayang."
Zelyn yang dari tadi mencoba berakting agar sosok pria tampan yang sangat dicintainya itu tidak merasa curiga padanya, kini beralih mengangkat pandangannya. "Iya. Aah ... aku sampai lupa, terima kasih atas bunga yang sangat cantik ini. Aku mencintaimu, Sayang."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com