webnovel

Damn It! (5/8)

***

Apartemen Bobby

"Hn, baiklah-baiklah aku mengerti"

"...."

"Oh ayolah Lin, kenapa semua orang-orang Alex selalu memiliki karakter sepertinya itu menyebalkan, kau dan ocehanmu itu sangat mirip dengannya"

"...."

"Aku bersumpah tidak akan berbuat aneh, okay?"

"....."

"Hn, baiklah tapi jangan bilang pada Alex, please"

"...."

"Hn, terima kasih Lin"

Detik berikutnya Jane langsung memutus sambungan telponnya, menghela nafas lega akhirnya Lin mau mengabulkan permohonannya untuk tidak mengadu pada Alex jika dia tidak pulang malam ini dengan alasan tidur dihotel karena malas pulang ke apartemen. Alasan yang sebenarnya tidak bisa diterima namun yasudahlah Jane itu pandai merayu.

Bobby berdiri didekat sofa ruang tengah sambil memegang gelas ditangannya seraya memperhatikan tingkah laku gadis yang sibuk berceloteh sendiri disofa depan TV.

Setelah Jane selesai menutup panggilannya Bobby menghampirinya kemudian duduk disebelahnya.

"Kau mahir berbohong dan kau pandai merayu, sebaiknya aku harus berhati-hati padamu, kau penipu" Jane terkejut sejak kapan laki-laki mesum ini ada disebelahnya.

Jane memberikan mimik muka tidak menyenangkan ketika melirik Bobby dan hal itu malah membuat Bobby gemas.

"Memang harus begitu, aku Jane Atres dan kau harus tahu dengan siapa kau berhadapan sekarang Mr. Bobby"

"Tentu saja aku harus tahu, seperti kata orang, kau harus mengenali lawanmu dulu sebelum meraih kemenanganmu, jadi apa kau sekarang sudah mengenali siapa aku Jane?"

"K-kau itu Bobby!, aku tahu lalu apa lagi" nada bicara Jane ketus, dia sebenarnya paham maksud dari mengenali disini, memahami siapa sebenarnya lawannya, asalnya bahkan silsilah keluarganya. Tapi Jane hanya tahu nama Bobby saja dan tidak mengenali apapun dari Bobby, ya jadi dia mengatakan namanya saja karena dia tidak ingin dibilang kalah maka kalimatnya agak terkesan sombong tahu segalanya, padahalkan dia tidak tahu apa-apa.

"Wajahmu manis Jane" oh Shit! Apa-apaan laki-laki ini bukannya membalas kalimat Jane malah mengalihkan pembicaraan saja dan kalimat Bobby itu sukses membuat jantung Jane menjadi tidak sehat karena berdetak 3 kali lebih cepat, kau harus ke dokter jantung besok Jane. Bisa-bisa jantungmu meledak secara tiba-tiba.

Jane hanya diam, sedikit bingung dan sedikit malu tapi kenapa harus malu? Entahlah Jane mulai gila.

Bobby tersenyum manis kemudian menyesap minuman digelasnya yang sedari tadi dipegangnya.

"Apa kau mau?" Seraya menyodorkan secangkir Wine ditangannya.

"Aku tidak terlalu suka wine" jawab Jane ketus seketus-ketusnya berusaha menyembunyikan wajahnya yang merah padam karena digoda laki-laki ini.

"Kau harus mencoba yang ini, kurasa rasanya lebih baik dibanding vodka hm?" Bobby menimang-nimang pemikirannya saat mereka diclub Jane hanya meminum vodka, dia-Bobby pikir Jane lebih menyukai vodka dibandingkan yang lainnya.

"Aku ti-"

Bobby nyesap minumannya sedikit kemudian mencium bibir Jane agar memberikan sedikit rasa minuman diindra perasanya.

Jane sempat terkejut karena tiba-tiba saja Bobby menyosornya.

"Bagaimana rasanya? Manis bukan?" Lagi-lagi Bobby tersenyum hangat melihat wajah Jane yang sedikit syok dan malah anehnya lagi Jane mengangguk dasar gila.

Bobby mengulum senyumnya kemudian melanjutkan bicaranya.

"Tentu saja manis, yang manis itu bibirku" sontak Jane cepat menggeleng-gelengkan kepalanya sibuk kemudian mendorong agar Bobby menjauh darinya.

'Keparat, sialan, biadap kau Bobby! Awas saja kau nanti, kau akan membayarnya! Akan kugantung kau ditengah kota!' Jane terus memaki-maki Bobby didalam hati, karena tidak mau nanti rencananya hancur. Rencana apa? Rencana untuk menghapus foto dirinya dan Bobby diponsel Bobby.

"Hahaha~ kau sangat menggemaskan" Bobby terus tertawa tanpa peduli gadis dihadapannya sudah siap untuk menggantungnya- eh tapi nanti kalau misinya sudah complite.

"Sialan kau!" Teriak Jane kesal bukan main.

"Jangan menggodaku dengan wajahmu itu" Suara Bobby begitu tenang seakan-akan tidak mempedulikan Jane yang sedang berubah mode marah.

"Dasar mesum! Siapa yang menggodamu sialan!"

"Wah, mulutmu kasar sekali sekarang sangat berbeda ketika kita rapat tadi, benar-benar 2 kepribadian yang bertolak belakang"

"Hei! Aku tidak butuh komentarmu mengenai karakterku! Ck! mesum" Jane berdecih sebal melihat laki-laki dihadapannya kini.

"Kau dari tadi memanggilku mesum, sepertinya kau sudah tidak sabar untuk ku mesumi hm?" Bobby meletakkan gelasnya dinakas dekatnya, kemudian wajahnya mengikis jarak antara tubuhnya dan Jane.

"Hei, hei! Apa yang kau lakukan?! Menjauh atau kupukul wajahmu sialan!" Bobby menyeringai nakal membuat Jane jijik melihatnya.

Grep

Hug*

Bobby dengan tiba-tiba memeluk tubuh Jane cepat dan menenggelamkan wajahnya diceruk leher si korban.

"Pukul saja, aku tidak mau melepaskanmu" Jane semakin meronta-ronta untuk dilepaskan lelaki gila yang memeluknya erat hingga dirinya sulit bernafas.

"Hei bodoh! Aku tidak bisa bernafas! Pelukanmu terlalu erat! Kau ingin membunuhku ya?!"

"Lebih baik aku membunuhmu sekalian, daripada aku tidak bisa memilikimu" sontak Jane terkejut bukan main, benar-benar suatu musibah yang besar dirinya bertemu dengan Bobby.

"K-kau mengerikan B" cicit Jane tegang, kalimat Bobby sukses membuatnya berhenti meronta-ronta, tubuhnya malah kaku dan terasa dingin, ingatkan Jane besok untuk membawa Bobby ke dokter psikologi sepertinya ini akibat terlalu banyak menonton drama menjijikkan di TV.

Bobby melepas pelukannya dan kembali menatap mata bulat gadis didepannya.

"Hahahaha~ aku bercanda baby, tidak mungkin aku akan membunuhmu hahahah~ tapi untuk memilikimu aku serius" kembali tatapan intensnya ditujukan pada gadis didepannya sekarang.

"Dasar mesum!" Jane memutar bola matanya malas lalu berdiri dari duduknya niatnya sih ingin meninggalkan Bobby tapi dengan cepat tangan Bobby mencekal dan langsung menarik Jane kepelukannya.

"A-apa yang kau lakukan?!" Sekarang kedua tangan dan kepala Jane ada didada bidang Bobby, sedangkan kedua tangan Bobby memeluk tubuh Jane possesif.

"Tentu saja memelukmu, lalu apa lagi? Apa aku terlihat sedang menyiksamu hm?"

"Sialan kau! Kau itu memang sedang menyiksaku bodoh!"

Sret

Dengan sekali gerakan saja sekarang Jane sudah berada dibawah kukungan Bobby diatas sofa.

Tanpa permisi Bobby mencium bibir Jane dan kedua tangan Jane dipegang tangan kiri Bobby keatas kepala.

"Mmmmpp~~" Bobby terus melumat bibir tebal Jane, bermain panas dengan bibir bawahnya sesekali menggigit gemas karna Jane tak kunjung membuka mulutnya untuk dia-Bobby masuki.

Namun Bobby tidak kehabisan akal, tangan kanannya yang kosong mulai memeras payudara Jane yang masih terbungkus kemeja yang sudah kusut bukan main. Sedangkan bagian bawah Jane digesek Bobby dengan penisnya yang masih bersarang rapi dicelana.

"Aakkh~~" Jane tidak tahan menahan kenikmatan yang baru dimulai oleh Bobby, suara laknatnya keluar, tubuhnya pun bereaksi berlebihan saat Bobby menyentuhnya, seakan-akan pemilik tubuhnya bukan dirinya sendiri melainkan Bobby.

Tanpa membuang kesempatan Bobby melesatkan lidahnya kedalam mulut si gadis yang mendesah kenikmatan, lidahnya mulai mengabsen satu-persatu barisan gigi Jane yang tersusun rapi, kemudian dengan lincahnya menyentuh langit-langit mulut Jane dengan kemahiran yang tidak diragukan lagi.

Jane sudah mulai tergoda- coret bukan mulai tapi sudah tergoda oleh Bobby, kan sudah dibilangin Bobby itu good kisser eh God of kisser atau good kisser ya? Entahlah hanya Jane yang merasakan sensasinya.

"Nnhh~~" kini bibir Bobby sudah turun diarea leher jejang Jane, harum parfume dan bodylotion Jane masih tercium walaupun sudah larut malam begini.

Tanpa ragu, Bobby memberikan kissmark disana dengan kuat hingga warnanya pekat hampir keunguan. Bobby melihat bekas bercintanya dengan Jane kemarin malam yang belum hilang ditubuh gadis ini, kemudian dengan bangganya Bobby menyunggingkan senyumnya lebar merasa puas karena tanda kepemilikannya ada di bagian tubuh Jane.

'So damn fucking sexy' -Inner Bobby.