webnovel

6. Sesuatu yang benar ( Bagian Akhir)

Dikamarnya Ren menatap foto Ayuni dengan wajah serius

"(aku harus mendengar ceritanya darimu secara langsung)" ucap Ren langsung mematikan handphonenya dan pergi tidur

keesokan harinya ren kuliah seperti biasanya dan berakhir pada jam 16.00

"aku harus menemuinya hari ini"

tiba tiba handphone ren berbunyi, Ren melihatnya dan ternyata itu adalah Citra.

Ren dan Citra pun bercakap melalui sosmed

Citra : ren, soal kakakku bagaimana

Ren : tenang saja, aku akan mendatanginya malam nanti

Citra : hmm, apa boleh aku ikut?

Ren : jangan bercanda, kau masih kecil

Citra : :(

Ren : Hentikan itu, nanti malam jika aku sudah bertemu dengannya, kau akan ku kabari, tenang saja

Citra : Ya ya baiklah:)

Ren pun menghabiskan waktunya untuk hangout bersama teman temannya di cafe biasanya, sampai akhirnya waktunya telah tiba, jam sudah menujukkan pukul 22.00, dan Ren pun pergi menuju club malam tempat Ayuni bekerja

"huffft, tempat ini sesak sekali" sesaat setelah Ren masuk kedalam, ia mencari keberadaan Ayuni, dan beberapa kali juga ia digoda oleh perempuan mabuk disitu

Dan akhirnya Ren menemukan keberadaan Ayuni, dia berada diatas panggung sebagai disk jockey atau DJ

dan tiba tiba ada seseorang berteriak

"Eve! Udah waktunya kamu break!"

"Eve?" gumam ren sendirian

dan tiba tiba ada seorang perempuan mendekati ren

"hehh, kau tidak tau eve?? hahaha kau aneh" ucap perempuan yang  mabuk itu pada Ren

"memangnya siapa dia?(bau alkohol sialan)" tanya Ren padanya

"dia adalah DJ terkenal disini, apa kau tertarik padanya? ohh ayolah masih wanita yang lebih cantik dan seksi darinya, seperti aku, ayo kita bermain" ucap perempuan yang mengalungkan tangannya di leher Ren

"(sudah kuduga hal seperti akan terjadi)"

"hufft, maaf nona cantik, aku sedang sibuk(improvisasi adalah kuncinya)" ucap Ren pada wanita itu

"ahh, sayang sekali ya" akhirnya wanita itu pergi meninggalkan Ren

"ah Eve itu kan Ayuni, dia sedang break dibelakang, aku harus menemuinya"

Ren pun mencoba menuju belakang panggung dan dia tidak menemukan Ayuni dimana mana

"cari Eve? di break kedua biasanya dia keluar, carilah ke bukit diatas tempat ini, biasanya dia disitu" ucap seorang lelaki padanya

"ohh begitu, ngomong ngomong, anda siapa?" tanya ren sopan

"aku pemilik club ini, Darius"

"kalau begitu aku izin pergi dulu, selamat malam" Ren pun pergi meninggalkan Darius

"huh, Eve itu benar benar populer" gumam Darius sendirian

sesampainya di bukit, Ren melihat ada wanita sedang duduk dan merokok di kursi bawah lampu penerangan jalan setapak itu

"boleh aku duduk disini?" tanya Ren santai

"ah ya silahkan, keberatan dengan asap rokok?" ucap Ayuni dengan senyuman diwajahnya

"ah tidak apa apa, aku juga merokok" Ren mengambil rokok di sakunya dan menyalakan rokok itu

"ohh begitu, hahaha" ucap Ayuni

"(dia sangat mudah tersenyum sekali)" gumam Ren dalam pikirnya

"Ayuni Indira, benar?" tanya tiba tiba dan membuat Ayuni terkejut dan hendak pergi meninggalkan Ren

"Tunggu, ayo kita bicara sebentar dengan kepala dingin, kau juga sedang break kan?" tanya ren santai sembari menyalakan rokoknya

Ayuni mematikan rokoknya dan ja pun kembali duduk di kursi itu bersama Ren

"lama tidak bertemu ya, Koki" ucap Ren yang membuat Ayuni kebingungan

"ko-koki?maaf aku tidak mengerti" ucap Ayuni dengan tampang kebingungan

"6 tahun yang lalu, kau membantu ibuku menyiapkan makan malam, apa kau ingat?" tanya Ren dan membuat Ayuni terkejut

"k-kau.... Ren"

"ya benar, adik laki laki Naomi"

"aku akan langsung saja Ayuni, kenapa kau meninggalkan adikmu? tidak, kenapa kau meninggalkan keluargamu?"

"mungkin ini akan terdengar seperti aku ikut campur urusan keluarga kalian, tapi aku tau apa yang terjadi padamu saat kau duduk dibangku sma dulu" ucap ren santai kembali menghisap rokoknya

"jadi begitu..... jadi adikku meminta tolong dirimu untuk membawaku pulang, tapi maaf ak-"

"aku tidak menyuruhmu pulang, apakah ada kata kataku yang merujuk pada ajakan untuk membawamu pulang?" potong ren

"ah begitu ya, maafkan aku" ucap ayuni lembut disertai senyuman

"apa kau menyesal? terhadap apa yang kau perbuat pada Ruri yang berimbas pada hidupmu?"

"Tidak, aku sama sekali tidak menyesal, karena menurutku, melakukan hal baik pada sesama bukanlah hal yang tercela" ucap Ayuni

"benar kata kakakku, didalam hatimu, kau adalah orang yang sangat baik"

"aku tidak akan menyuruhmu pulang, karena itu keputusanmu untuk pulang atau tidak"

"tapi, ada hal yang akan kukatakan padamu"

"ada satu topeng yang kau tidak bisa lepas dalam hidupmu"

"huh?a-aku t-tidak mengerti" ucap Ayuni

"Seorang filosofis yunani pernah bilang Kau adalah pemeran dalam opera bernama dunia, dan di opera itu, kita harus berperan sebaik mungkin untuk cerita orang lain dan diri sendiri"

"Setiap manusia lahir dengan berbagai topeng di hidupnya, dan topeng itu digunakan saat berperan dalam berbagai cerita diri dan orang lain, contohnya saat kau berada di sebuah toko, kau akan mengenakan topeng sebagai pembeli dan berperan sebagai pembeli, dan penjual akan memakai topeng sebagai penjual"

"jika di sekolah kau akan mengenakan topeng sebagai murid, dan sebagainya"

"dan kejadian yang menimpamu saat sma dulu, itu adalah cerita Ruri dan semua orang yang ada disitu, sayangnya kau lah yang berperan sebagai korban" Ren membuang asap rokoknya ke langit malam.

"jadi... apa kau ingin bilang yang dilakukan Ruri itu tidak salah?" ucap ayuni

"tidak, semua manusia memiliki penglihatan berbeda dari setiap topeng yang digunakan, dan Ruri melihatnya bahwa itu adalah hal yang baik, dan kau melihat itu sebagai hal buruk, bukankah begitu?"

"Pada dasarnya manusia hidup selalu didampingi dengan Dualitas, Kebaikan dan Kejahatan, Terpuji dan Tercela, Cinta dan Kebencian, Rendah Hati dan Kesombongan, semua itu adalah sifat alami manusia"

"hari itu, saat kau kembali dari rumahku, aku yakin kau bertemu seseorang yang dapat membuatmu melepas topengmu sebagai murid sekolah, apa aku benar?"

Ayuni tertegun mendengar perkataan Ren

"ya, kau benar. Sebenarnya pada hari itu aku ingin mengakhiri hidupku di sekolah, namun Naomi memaksaku untuk kerumahnya dan saat malam hari aku hendak pergi ke sekolah lagi dan mengakhiri hidupku disitu. Namun aku bertemu dengan seorang pria, pria itu adalah darius. Dia membawaku ke tempat ia dan teman temannya berkumpul, dan sejak saat itu aku menjalani kehidupan gelap ini, tapi walau begitu aku sangat senang bisa mengenal mereka, karena mereka adalah orang yang sangat baik"

"aku meninggalkan keluarga dan kehidupan lama hanyalah karena aku tidak ingin menjadi sosok yang menyedihkan bagi mereka" ucap Ayuni dengan sedikit senyuman

"adikmu tidak melihatmu sebagai sosok yang menyedihkan" ucap Ren yang kembali menghisap rokok ditangannya

"seperti yang kubilang, kau melihat mereka dengan topengmu sebagai Orang baik tapi Adikmu melihat mereka sebagai Orang jahat"

"baik dan jahat, apa bedanya, yang membedakan adalah cara pandang seseorang saja"

"tapi walau begitu, walau kau bisa melepas dan melupakan kehidupan lama yang hancur dengan mengenal mereka, dan melepas semua topeng lama milikmu, seperti yang kubilang, ada satu topeng yang tidak bisa kau lepas sampai kau mati"

"itu adalah..."

"Topeng sebagai apa kau terlahir"

"maksudnya, kau terlahir sebagai seorang kakak, jadi sampai kapanpun kau harus bersikap seperti seorang kakak, sampai kau mati"

"dan begitupun Adikmu, dia harus bersikap sebagai seorang adik yang hormat pada kakaknya sampai dia mati"

"kau menemukan cahaya untukmu pada diri Darius dan teman temannya"

"tapi apa kau sadar? bahwa cahaya untuk Adikmu.... adalah dirimu."

Deg

Ayuni tertegun dengan wajah sedikit terkejut

dan Ayuni mengingat masa masa lalunya bersama citra saat mereka sedang membantu ibunya membuat kue, dan saat dimana citra menghibur Ayuni sepulang sekolah setelah dibully seharian penuh, dan Ayuni mengingat janji dirinya dan Citra bahwa mereka tidak akan meninggalkan satu sama lain.

Ren kembali mengambil rokok dari saku dan menyalakannya

"Adikmu hanya ingin menyelamatkanmu dari dunia yang dia anggap Jahat, karena kau adalah cahaya baginya"

"dia hanya takut jika cahaya di hidupnya itu akan redup"

"dan apa kau tau?"

"kakakku juga sangat merindukanmu, sekali kali datanglah kerumah" ucap ren sembari menghisap rokok ditangannya

"Ren...." ucap ayuni dengan nada suara kecil

"huh?"

"apa kau... sedang mengenakan topeng sebagai seorang malaikat?" ucap Ayuni yang menatap ren dengan senyuman airmata diwajahnya

"(huhhh, jadi ini yang dimaksud kakak, sialan dia benar senyum Ayuni benar benar sangat indah )" gumam Ren dalam pikirnya

"kau terlalu berlebihan jika menganggapku seperti itu"

"yah, kira kira topeng apa yang ku pakai sekarang ya..."

"aku.... tidak tau" Ren menghembuskan asap rokoknya kearah langit

"aku tidak akan melarangmu untuk bekerja ditempat itu karena memang bukan hak ku juga, aku hanya...."

"hanya apa....?"

"lupakan, dan ternyata benar omongan kakak ku tentang dirimu, kau memiliki senyuman yang sangat indah"

Deg

Pipi Ayuni terlihat memerah

"a-apa naomi benar benar berkata seperti itu?"

"ya, benar"

ren pun melihat jam tangannya dan terlihat bahwa sudah pukul 23.17

"sudah saatnya aku pergi"

"aku tidak memaksa mu kembali pada adik mu, itu keputusan dirimu sendiri"

"tapi kurasa tidak ada salahnya untuk sesekali pergi mengunjungi adik mu, maaf juga karena mungkin aku terlihat seperti mengguruimu, tapi itu bukan maksudku, sampai jumpa lagi, Koki"

"dan kuingatkan sekali lagi, kau tidak bisa melepas topeng sebagai apa kau lahir, kau harus terus menjadi sosok kakak untuk Citra."

"kau... benar benar seperti malaikat" ucap Ayuni pada Ren dengan senyum airmata

"Ren, naomi adalah teman terbaik dalam hidupku, aku selalu ingin menjadi seperti dirinya yang kuat pendirian dan berani melawan jika ia ditindas atau diganggu, aku ingin menjadi seperti itu, tapi pada akhirnya aku hanya bisa berlari dari masalahku seperti pengecut, aku penasaran apa yang akan dikatakan oleh Naomi.." ucap Ayuni pada Ren yang sudah hendak pergi

"hentikan itu, aku bingung kenapa orang orang selalu Ingin menjadi orang lain, aku ingin sepertinya, andai aku jadi dia, andai saja hidupku sepertinya, jika aku diposisinya maka aku akan bla bla bla. ah persetan, aku tidak mengerti semua itu karena menurutku, cara pertama untuk menikmati hidup adalah menjadi diri sendiri, jadi berhentilah berpikir untuk menjadi orang lain dan mulailah hidupi kehidupanmu"

Deg

perkataan itu membuat Ayuni tertegun lagi, ini sudah beberapa kalinya Ayuni tertegun oleh ucapan Ren

"tidak kusangka... Naomi memiliki adik yang berpemikiran luas sepertimu, aku harap kita bertemu lagi, Ren" Ayuni pun tersenyum hangat pada Ren

"berpikir luas.... ya"

kemudian Ren membelakangi Ayuni sembari melambaikan tangan dan berjalan menjauh

"(Ren...kau tau, aku melihatmu sama seperti pertama kali aku melihat Darius, ucapanmu sangat membuka hatiku dan Tubuhmu tampak seperti mengeluarkan cahaya)" gumam Ayuni dalam pikirnya sembari melihat Ren berjalan menjauh

"(dan kurasa..... kalian berdua bisa menjadi teman yang baik, hahaha)" gumam Ayuni sendirian dengan sedikit senyuman di wajahnya

"wow, anak itu..... boleh juga" ucap seseorang dari arah berlawan dengan arah Ren pergi, itu adalah Darius

"huh?Da-Darius, kau mendengar percakapan kami?"

"hahaha maaf, ya kurang lebih begitu"

"Eve, siapa nama anak itu?"tanya darius

"Ren, namanya Ren" jawab Ayuni

"(Ren, kuharap kita akan ada waktu mengobrol...)" gumam Darius dalam pikirnya dengan sedikit senyum diwajahnya

Dirumah Ren

"hufft, sial aku lelah sekali" ucap Ren duduk di sofa setelah membuka sepatunya

"hei, kemana saja kau?" tanya kak Naomi

"hufft, aku akan segera ke kamar deh, aku tidak ingin berdebat denganmu" Ren pun langsung kabur ke kamarnya

Sesaat kemudian Ren pun mengambil handphonenya untuk memberi kabar pada citra

di sosmed

Ren : hei anak kecil

Citra : aku bukan anak kecil>:(

Ren : terserah

Ren : besok malam temui aku di tempat kemarin kita bertemu

Citra : huh, untuk apa?kau ingin melakukan sesuatu padaku ya?:'(

Ren : ini soal kakakmu, dan bisakah kau hentikan penggunaan emoticon berlebihanmu itu.

Citra : ya ya maaf, baiklah aku akan datang besok.

"Uhhh, akhirnya selesai juga hari ini, sungguh hari yang panjang....." Ren pun meletakkan handphonenya dan mencoba tidur

Sesuatu yang Benar Selesai.