webnovel

Old Love

Hyun Soo pada Kyung Ji "Jika aku bisa bertemu denganmu lagi, aku akan melakukan apapun untuk menebus apa yang telah terjadi padamu waktu itu. Aku akan membuatmu tersenyum seperti saat aku tidak bisa melihat senyummu." Kyung Ji pada Hyun Soo "Aku menyukaimu, aku akan selalu memilihmu. Jika keadaan berjalan sesuai yang kuinginkan, aku tidak akan memilih untuk menguburmu dalam - dalam dari ingatanku."

Tarin_Swan · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
47 Chs

CHAPTER 41 PENGAKUAN

Bae daepyonim berjalan tegap di lorong sebuah restoran dan menghentikan langkahnya di depan pintu ruangan VIP, ia menoleh kecil "tunggu disini" perinyahnya pada sekertaris Min dan para bodyguard yang mengikutinya dari belakang. Mereka langsung menunduk sopan kompak setelah mendengar perintah Bae daepyonim itu, mematung diam di tempat mereka masing - masing. Bae daepyonim mengangkat tangannya membuka pintu di hadapannya tenang, matanya langsung bertemu dengan mata Gyu Na ahjumma yang sudah duduk di dalam menunggu kedatangannya, ia melangkah masuk dan menutup rapat pintu ruangan itu. Kakinya melangkah menuju kursi kosong di hadapan Gyu Na ahjumma, namun matanya terus menatap wanita itu lurus - lurus. Mereka duduk berhadapan terus saling menatap diam, tidak ada suara apapun selain detikan jam yang terus berjalan. Gyu Na ahjumma mengalihkan tatapannya lalu menyesap anggun teh hangat yang sejak tadi berada di hadapannya

"sudah ku katakan untuk menghilang, dan jangan sampai kau menunjukkan sehelai rambutmu ataupun mendengar kabarmu lagi" sahut Bae daepyonim tajam.

Gyu Na ahjumma meletakkan gelas tehnya anggun berusaha mengendalikan emosinya, matanya langsung menatap Bae daepyonim lurus dan senyum kecil perlahan mengembang dari ujung bibirnya. Ia melipat tangannya angkuh di depan dada "aku tidak akan melanggar perjanjiannya jika kau tidak melanggarnya duluan Bae Hyuk Joon -ssi" timpal Gyu Na ahjumma membela dirinya. Mendengar hal itu, kening Bae daepyonim langsung mengerut kecil, ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun, otaknya berputar keras mencari dimana letak kesalahannya sampai ia mengingat satu hal. Kerutan di kening Bae daepyonim hilang dalam hitungan detik, wajahnya pun langsung berubah kaget

"kau pikir aku tidak tahu?" tanya Gyu Na ahjumma menantang.

Bae daepyonim hanya menatap wanita di hadapannya itu lurus -lurus, mulutnya terbungkam rapat tidak bisa mengatakan apapun untuk membela dirinya. Senyum di wajah Gyu Na ahjumma semakin melebar, ia menarik tubuhnya dari sandaran kursi pelan

"kau yang mempertemukan mereka Hyun Joon -ssi, sepertinya kau menggampangkan perjanjian ini karena kau menganggapku tidak tahu apa - apa" sahutnya licik,

"tapi aku tidak yakin kali ini kau dan pria itu akan tetap bersama?" timpal Bae daepyonim tidak mau kalah.

Suasana menjadi sangat tegang dalam hitungan detik, senyum lebar di wajah Gyu Na ahjumma pun perlahan menghilang, berganti menjadi emosi yang meluap. Bae daepyonim mengetukan jarinya pelan di atas meja "perkataanku benar bukan? Pria itu tidak memilihmu lagi.." sahutnya remeh. Tangan Gyu Na ahjumma mengepal erat perlahan, emosi tak tertahankan semakin terlihat jelas dari wajahnya, Gyu Na ahjumma pun memukul keras meja di hadapannya sambil berdiri menatap kesal mantan suaminya itu. Ia membuang wajahnya acuh berjalan melewati Bae daepyonim cepat membuka pintu hendak pergi meninggalkan ruangan itu secepat mungkin. Bae daepyonim ikut berdiri cepat memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana santai "terimalah kenyataan yang ada kali ini Gong Gyu Na -ssi, pria itu tidak akan pernah memilihmu meskipun ia tidak tahu apa yang telah kau perbuat selama ini, dia tetap tidak akan memilihmu" sahutnya memperingatkan. Setelah mengatakan semua itu, Bae daepyonim membalikkan badannya berjalan angkuh melewati Gyu Na ahjumma begitu saja. Tangan Gyu Na ahjumma semakin mengepal erat seiring nafasnya yang mederu menahan kemarahan yang menyesakkan dadanya.

000

Bae daepyonim menatap kosong keluar jendela mobilnya, jarinya terus bermain kecil siring dengan otaknya yang sedang berputar keras. Ia kembali mengingat hari itu, hari dimana matanya di butakan oleh cinta dan mengorbankan kebahagiaan putra satu - satunya, hari dimana Gyu Na ahjumma datang padanya dalam keadaan kacau. Gyu Na ahjumma langsung datang menemui Bae daepyonim setelah menabrakku hari itu, ia menangis penuh rasa ketakutan serta panik, dan ia memohon pada pria itu untuk menyelamatkannya dari situasi ini. Melihat wanita yang sangat di sayanginya menderita, tentu saja Bae daepyonim bersedia membantunya. Meskipun kami yang membayar imbalannya, ia menutup matanya akan hal itu. Mereka membuat penjanjian sesuai keinginan Bae daepyonim, perjanjian itu adalah Gyu Na ahjumma harus menghilang bagai angin, tidak ada yang boleh melihatnya, menemuinya, bahkan berpura - pura tidak mengenalnya, dunia tidak boleh melihatnya lagi. Sedangkan Bae daeyonim berjanji pada Gyu Na ahjumma untuk tidak mempertemukan kami kembali atau bahkan memberi tahu Hyun Soo, tentang apa yang telah ia lakukan padaku. Tentu saja semua itu sia - sia sekarang, karena semuanya sudah terbongkar bagaikan retakan kaca yang pecah dan melukai siapa saja di hadapnnya.

000

Ini adalah hari pertama aku kembali menginjakkan kakiku ke ruangan Hyun Soo, namun kali ini aku tidak datang untuk bekerja, melainkan menyerahkan surat pengunduran diriku. Aku semakin ingin lari dari semua ini. Hyun Soo hanya menatap kosong amplop berisi surat pengunudran diriku, dan ia kembali menatapku

"wae?" tanyanya tidak percaya.

Aku sedikit menundukkan kepalaku, menghembuskan nafas kecil dari mulutku menenangkan diriku. Aku memaksakan senyum di bibirku "aku ingin mencoba tinggal bersama ibuku.." jawabku canggung, aku menaikkan kedua bahuku sekilas "bisa dibilang menebus dosaku.." tambahku. Hyun Soo kembali menunduk kecil menatap surat pengunduran diriku di hadapannya

"apa kau tidak akan kembali?"

Mendengar pertanyaannya itu, senyum yang sejak tadi tersungging di bibirku tidak dapat lagi ku paksakan, aku mengedipkan mataku beberapa kali menahan perasaan canggung dalam hatiku yang semakin membesar. Aku menghembuskan nafas panjang lalu menggeleng kaku tanpa mengatakan apapun, aku terus menggeleng sambil menunudukan kepalaku dalam. Hyun Soo menghembuskan nafas berat mengetahui pilihanku yang akhirnya sama seperti hari itu, ia berdiri dari kursinya dan berjalan mendekatiku. Gerakannya terlihat sangat canggung, sorot matanya tampak sedih dan putus asa. Hyun Soo berhenti di hadapanku lalu menghela nafas kecil sejenak

"untuk terakhir kalinya.. bisakah, aku memelukmu?" mintanya ragu,

aku mendongak menatap Hyun Soo lalu mengangguk kecil sambil menyunggingkan senyum tulusku padanya. Hyun Soo langsung melingkarkan tangannya menarikku erat ke pelukkannya, nafasnya terdengar sangat berat, seiring pelukannya yang terasa semakin erat di tubuhku. Hyun Soo memejamkan matanya berusaha mengingat perasaan ini untuk terakhir kalinya dan untuk mengenangnya selamanya

"mianhae" gumamnya parau, ia menghela nafas besar sekali "karena terus menahanmu, karena berharap semua ini akan berbeda" lanjutnya terus menyalahkan dirinya sendiri.

Mataku berkaca - kaca mendengar perkataan Hyun Soo, aku menggeleng cepat membantahnya "tidak, aku yang harusnya meminta maaf padamu, karena aku meninggalkanmu lagi kali ini" tepisku. Aku menutup mataku rapat dan air mata langsung mengalir membasahi pipiku, aku melepaskan tanganku perlahan mendorong Hyun Soo menjauh. Aku langsung membalikkan badanku, memaksakan kakiku melangkah meninggalkan ruangan Hyun Soo meskipun sesungguhnya aku tidak ingin pergi. Jariku menyentuh ujung jemari Hyun Soo seiring langkahku yang terus menajuh, Hyun Soo menggerakkan tangannya cepat kembali menahan tangangku erat. Aku menunduk dalam sambil menghembuskan nafas besar, menguatkan hatiku dan kembali melangkah menarik tanganku kuat dari genggaman Hyun Soo. Hyun Soo tampak bergerak hendak kembali menahanku namun aku menghentikan langkahnya

"Soo -ya" panggilku.

Aku membalikkan badanku perlahan menatapnya lurus "maukah kau melakukan perjanjian denganku?" tawarku cepat.

Harapan tampak terlihat di mata Hyun Soo, aku menyunggingkan senyum kecilku "jika.. kau tidak dapat menemukan orang yang lebih baik dariku, mau kah kau berjanji untuk kembali padaku?"mintaku penuh harap. Hyun Soo tersenyum kecil dan mengangguk kuat "aku berjanji" jawabnya, ia menundukkan kepalanya dalam

"apa kau juga berjanji akan kembali padaku?" tanyanya,

air mataku menetes kecil seiring senyum yang ku paksakan di ujung bibirku "hmm, aku janji" jawabku.

Aku mengusap kecil air mataku dan membalikkan badanku cepat meninggalkan ruangan Hyun Soo. Meskipun langkahku terasa sangat berat dan air mata tak berhenti memasahi pipiku, aku tetap berjalan menjauh, meninggalkan perasaan cinta di hatiku dengan janji yang sangat aku ketahui, bahwa janji itu tidak dapat aku tepati.

***