webnovel

Oh!

Jeny_Ucin · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
5 Chs

Si anak Aneh

Waktu istirahat tiba.

Bagus berdiri dengan gagah di depan kelas.

"Okeh, semuanya tolong perhatikan.Saya Siba Bagus bin Bagas bin Bugas Bin Udin adalah ketua kelas kalian mulai hari ini. Karena saya sudah sah sebagai ketua kelas kalian, maka hari ini saya akan traktor eh traktir kalian semua, kecuali Masaka dan Hiko".

"Horee..." semua anak bersorak kecuali Aku,Masaka dan si aneh.

"Kok gitu?" kata Masaka.

Si aneh(Hiko) "...(mulutnya masih di lakban)".

"Siapa suruh tadi angkat tangan" kata Joni si pembasmi jangkrik.

"Aku nggak angkat tangan, cuma pegel doang tadi"

"Yaudah deh, kamu juga saya traktir. Kalau Hiko tetep enggak, titik. Oke semua OTW kantin", ajak Bagus.

Kami semua langsung ke kantin tanpa terkecuali, termasuk Hiko yang masih di Lakban.

"Hiko ngapain ikut?" tanya Joni.

"..." jawab Hiko;

"Gak usah ikut, pokoknya kantin tutup buat kamu" kata Bagus.

"..... .... .....!" teriak Hiko.

"Kalau ngomong yang jelas" Pak Asep datang entah dari mana, "Saya di traktir juga dong" lanjutnya.

"Oke pak siaap" kata Bagus.

Kami semua pun melanjutkan perjalanan ke kantin bersama Pak Asep. Hiko kembali ke kelas meratapi nasib. Masih terbayang di kepalaku, kenapa Hiko tidak melepas lakban di mulutnya? ah sudahlah.

Selesai di traktir Bagus, kami kembali ke kelas buat belajar tentunya. Pelajaran selanjutnya adalah sejarah, kebetulan guru yang mengajar sedang tidak masuk karena sakit. Alhasil kami semua jadi lantung lantang berceceran di mana-mana. Ada yang ke perpus, ada yang ke kantin buat makan lagi dan juga ke kantin cuma duduk, ada yang keluyuran, ada yang diam di kelas, bahkan ada yang hormat di depan tiang bendera.

Aku termasuk golongan diam di kelas. Ku perhatikan sekeliling ku, ada yang membentuk kelompok diskusikan orang, ada yang baca buku,ada yang tik-tok an, dan juga kulihat Hiko si anak aneh sedang duduk menatap langit-langit seperti orang menunggu pesawat menjatuhkan uang;

Entah kenapa seperti ada bisikan yang merasuki ku untuk mendekati nya. Aku pun duduk di kursi kosong di belakangnya, "Hiko, kamu kenapa?".

"Eh Ruka-Chan"

"Hah? Chan?"

"Maksud aku Ruka"

"Owh,, kamu tau namaku dari mana?"

"Hehe ada deh"

"Kamu laper ya? kan ga pernah ke kantin.Aku ada roti kamu mau?"

"Enggak makasih, aku tadi udah makan bekal dari rumah. Tapi saat ini aku sedang sedih"

"Sedih kenapa?"

"Laptop baru dah hilang"

"Hah? maksud kamu dicuri?"

"Jadi gini, kalau aku yang jadi ketua kelas, mama ku akan beliin laptop baru. Nah aku butuh banget soalnya, tapi lepas sudah"

"Owh,, emang kamu butuh laptop buat ngapain sampai butuh banget?"

"Biar puas nonton anime. Awokwokwwokwok" Hiko tertawa terbahak-bahak_-.

"Yeee....dasar wibu" kataku dalam hati.

"Yaudah deh, aku balik dulu" Kataku.

"Kemana?"

"Asal muasal tempat duduk ku".

"Oke hati-hati. Makasih ya, Udah temenin"

"Iyaa". Ketika aku hendak pergi meninggalkan tempat duduk yang barusan aku duduki, tiba-tiba kaki ku kesandung meja dan jatuh. Bruuk!!

Tak lama kemudian Korin membantu ku berdiri, dan berkata "Kamu enggak apa-apa?".

"Iya enggak apa-apa, tapi firasat ku gak enak"

"Gak enak gimana?"

"Entahlah, rasanya kayak ada yang ganjil gitu"

"Ruka, ada yang mau aku ceritain, tapi kamu jangan sedih ya"

"Iya, cerita aja" kataku.

"Mulai besok lusa aku enggak bakalan sekolah disini lagi. Orangtua ku mau kerja di luar negeri, jadi mau enggak mau aku harus ikut"

"Owh.." Tapi rasanya bukan itu pikirku.

Tiba-tiba Hiko mendekati ku "Ruka-Chan" .

Chan lagi,,, Chan lagi,, "Iya" jawabku memaklumi.

"Bagus-kun aneh ya"

"Kun? owwh...aneh kenapa?"aku paham'-'.

"Dia enggak mau dan enggak setuju jadi ketua kelas, tapi kayaknya seneng banget sampai traktir seisi kelas kecuali aku" Hiko berkata dengan ekspresi heran campur sedih campur kesal.

"Eh iya sih" Hiko benar juga, tapi...

"Ah sudahlah" kata Hiko seolah-olah membaca pikiranku.

Kelas pun berlanjut hingga tiba saatnya pulang. Hiko si anak aneh masih terlihat murung.

Kasihan sekali kau nak:'

...

...

...

..