[Oke. Aku nggak akan marah lagi, aku percaya sama kamu, tapi dengan syarat kamu harus makan dulu.]
Send.
Menunggu. Salah satu kata yang bersahabat dengan bosan. Satu menit, dua menit, lima menit. Pesan Khanza tak kunjung di balas oleh Arif.
"Dasar! tadi saja ngirim pesan berkali-kali. Giliran dibalas, malah lama sekali balasnya. Mau balas dendam dia?" gerutu Khanza seraya menggigit ujung bantal.
"Ish, sebal-sebal-sebal!"
Khanza memutuskan menelpon Arif. Mencari kontak sang pacar dan menekan gambar telpon berwarna hijau di layarnya. Namun, belum sempat memanggil, ada sebuah notif balasan di HPnya.
[Maaf baru kebalas, Sayang. Ini aku baru selesai makan di kantin sama Faizal, Randra, juga Dea. Jangan ngambek lagi ya? bikin aku tambah kangen tau nggak. Nanti pulang sekolah kita telpon sepuasnya. Ini sudah jam masuk kelas, aku belajar dulu.
Love you my honey.]
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com