"R-Ronald," kaget Khanza. Dia tidak mengira kalau lelaki itu secepat itu menghubunginya.
Grap!
Ponsel Khanza di rebut paksa oleh seseorang dari belakang. Lantas berbalik, ia mendapati si tempramental Arif.
**
Sesaknya di dada akan terasa kala melihat wanita tercinta bertegur sapa. Resah melanda sebuah jiwa yang terbakar kobaran cemburu buta.
Arif yang baru keluar dari kamar mendengar samar-samar dering ponsel. Dan ia bisa menebak itu pasti ponsel Khanza yang berbunyi.
Menyugar-nyugar rambut basah, lelaki dengan stelan hodie hitam itu pun menuruni tangga. Namun di ujung undakan terakhir, tubuhnya sontak menegang sesaat kala mendengar suara gadis cupunya yang menyebut nama tidak asing.
Ronald. Nama salah satu dari anggota team basket yang menjadi rivalnya. Tangan pun terkepal erat dan langkah kaki pun melebar menemui Khanza yang masih membelakangi dengan ponsel di telinga.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com