Maafkan aku. Bukan maksud menodai cinta kita, tapi khilaf menyapa akal, merontokkan kekuatan hati, hingga rapuh menguasai diri. Aku berjanji, tidak akan mengulanginya lagi.
_Arif Saputra Wijaya_
***
Hening. Di dalam kamar nan elegant, Khanza hanya mampu memejamkan mata. Dia marah. Dia pasti marah, batinnya.
Sontak tetesan air mata keluar dari binar beningnya. Namun kali ini bukan karena bahagia, tapi kesedihan sesungguhnya.
Aku tidak mengharapkan perpisahan seperti ini, aku sengaja bolos sekolah untuk menciptakan kenangan indah sebelum berpisah, tapi apa? Arif malah marah karena aku menolaknya. Argh! Harusnya aku ....
Ceklek!
Pintu kamar mandi terbuka. Arif keluar dengan rambut dan muka basah. Sepertinya lelaki itu habis mencuci muka dan membasahi kepala.
Khanza sontak duduk. Menatap takut, ia menunduk kala sang kekasih juga melihat ke arahnya. "Maaf," lirih Khanza.
"Maaf untuk?" Arif malah balik bertanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com