webnovel

BAB 20 . BERHARAP TAK BERPISAH

Dermaga menjadi saksi bisu perpisahan ini.Ini hanya perpisahan sementara tapi Maura tidak bisa membendung tangis.Hari ini Ayub akan berangkat ke Sekarjaya.Tiba di Sekarjaya beberapa jam kemudian dia akan terbang menuju Jakarta.Dari Jakarta dia akan langsung ke Korea Selatan.

Maura menghapus airmatanya dengan menggunakan sapu tangan milik Ayub yang dia gunakan beberapa hari yang lalu saat mereka sedang berada di pantai.

"Don't cry."kata Ayub kepada Maura.

Ayub dan Maura berdiri berhadapan saat ini seolah tak memperdulikan orang yang sedang lalu lalang di sekitar dermaga.

"Aku akan sangat merindukanmu,Ayra."kata Maura.

"Aku juga,Ayra."kata Ayub.

Maura kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik tas selempangnya.Sebuah syal panjang berwarna hitam dia berikan kepada Ayub.Ayub menerima syal tersebut.

"Kurajut sendiri.Gunakan di lehermu saat cuaca sangat dingin."kata Maura.

"Pasangkan di leherku kalau begitu."kata Ayub sambil menyerahkan kembali syal itu kepada Maura.

"Tapi sekarang tidak dingin."kata Maura heran.

Ayub tersenyum.

"Baiklah.Aku simpan syalnya,ya....."kata Ayub.

Maura mengangguk.

Ayub meletakkan syal itu di dalam tas selempangnya.Ayub kemudian memgeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

Sebuah cadar.

Ayub memasangkan cadar tersebut saat itu juga.Maura yang sudah berhijab sejak SMP itu nampak cantik memukau setelah mengenakan cadar.

"Aku belum siap pakai cadar."kata Maura.

"Berlatihlah.Lagipula cadar itu sunnah,Ayra."kata Ayub tanpa memaksa sama sekali.

Maura tersenyum.Sinar matanya menampakkan senyuman itu karena saat ini bibirnya sudah tertutup cadar.

Tanda kapal akan berangkat sudah berbunyi.Ayub tersenyum kepada Maura.Setelah itu dia naik ke atas kapal.Ayub masih berdiri di teras kapal dan memandang Maura yang masih berdiri memandang Ayub.

"Maura!"seru teman sekelas Maura yang datang dengan sepeda motornya.Dia parkir tepat di samping Maura.

"Ada apa?"tanya Maura.Pandangannya belum berpaling dari Ayub.Kapal belum berangkat.

"Kita mau les.Ayo naik.Kita sudah mau terlambat.Cepat!"kata teman sekelas Maura yang bernama Vina itu.

Ayub mendengar perkataan Vina.Ayub memberi kode kepada Maura untuk pergi.Tapi Maura menggeleng.

"Aku mau pergi saat kapal sudah tidak kelihatan lagi."kata Maura.

"Jangan,ayra.Masa depanmu lebih penting daripada keinginanmu itu."kata Ayub.

"Aku tidak mau."kata Maura.

"Pergilah....ingat kamu kelas ujian.Jika tidak lulus ujian aku bisa segera menikahimu."kata Ayub.

Maura dengan berat hati pergi.Sambil membonceng di belakang Vina,Maura melambaikan tangan kepada Ayub.Ayub tersenyum membalas lambaian tangan Maura.

Setelah kepergian Maura,di luar dugaan Ayub kapal menunda perjalanannya selama 1 jam lantaran sedang kerusakan mesin.Jika mau,Ayub masih bisa menyusul Maura dan membiarkan gadis itu tidak ikut les sore ini.Namun Ayub adalah lelaki yang tulus,mencintai Maura.Dia tidak mau Maura mengabaikan masa depannya hanya demi dirinya.Ayub memilih tetap berada di atas kapal selama 1 jam,berdo'a untuk kesuksesan Maura hingga kemudian kapal berangkat mengantarnya pergi jauh dari Sukajaya.

......

Tahun 2020

Suamiku duduk memandangi sebuah bingkai foto yang dipegangnya.Pada bingkai foto itu terdapat foto Alvin,Tirta,dr.Yusuf,dan Ayub.Di antara keempatnya,salah satunya sedang duduk tak jauh dariku saat ini.

Suamiku nampaknya merindukan sahabat-sahabatnya itu.Aku yang sedang memasak menu makan malam di dapur tersenyum melihat suamiku begitu fokus pada bingkai itu.Suamiku duduk manis tak jauh dariku.Dia duduk di ruang makan yang jaraknya dekat dengan dapur.Antara dapur dan ruang makan tak ada sekat.

Sahabatnya yang berbaju biru kini sudah menjadi suami Evy.Tirta yang semula adalah guru berubah profesi menjadi pengusaha tepat 5 tahun sebelum dia menikahi sepupuku yang paling cantik itu.Evy dan Tirta saling mencintai dan hidup bahagia.Rumah mereka juga tidak terlalu jauh dengan rumah kami.Karena corona kami hanya bisa videocall an dan tidak bisa saling mengunjungi.

Sahabat suamiku yang berbaju hitam kini sudah menjadi dokter spesialis yang hebat.Dia juga sudah menikah dan saat ini menetap di New Zaeland.Sahabatnya itu telah dikaruniai anak-anak yang semuanya mirip ibunya,isteri sahabat suamiku adalah orang Australia yang khas dengan wajah bule nan cantik seperti boneka Barbie.

Suamiku yang saat itu berbaju cokelat kini juga sudah menjadi dokter spesialis yang hebat.Dia berhasil menjadi dokter yang kerap memberikan kuliah-kuliah medis di universitas-universitas terkemuka di Indonesia bahkan dunia.Dia sudah menikah denganku dan dia begitu mencintaiku.

Dan sahabat suamiku yang saat itu berbaju merah...

"Ayah...."

Ainuh datang membuyarkan lamunan suamiku.Suamiku tersenyum kepada Ainuh.

"Itu foto sahabat-sahabat ayah?"tanya Ainuh.

Suamiku mengangguk.

Sebenarnya pertanyaan itu sudah sangat sering ditanyakan oleh Ainuh namun puteri cantik kami ini nampaknya tidak pernah bosan mengungkapkan pertanyaan yang sama.

"Ayah,kok sahabat ayah yang berbaju merah ini tidak pernah ke rumah?"tanya Ainuh penasaran.

Telunjuk Ainuh menunjuk dada sahabat suamiku yang berbaju merah.

"Memangnya dia sudah meninggal,ayah?"tanya Ainuh.

........