webnovel

BAB 10 . BERSAMA DOKTER YUSUF

____________________________________Tahun 2000

Meskipun aku tak kunjung membalas surat darinya,dr Yusuf sama sekali tidak pernah mendesakku untuk segera membalas surat itu.

Suatu hari aku baru pulang dan belajar kelompok di rumah seorang teman.Aku berjalan kaki seperti biasa dan kebetulan lewat di depan PUSKESMAS tempat dr.Yusuf bertugas.

dr.Yusuf juga kebetulan melihatku.Dia segera memanggilku.Aku tersenyum kepadanya.Dokter Yusuf kemudian berlari ke arahku dan mengajakku untuk singgah di PUSKEMAS.Aku menerima ajakan dr.Yusuf.

Dokter Yusuf mengajakku duduk di teras PUSKESMAS,aku duduk di samping dr.Yusuf.

"Bagaimana studymu?.Ada PR yang susah?"tanya dr.Yusuf.

"PR yang susah ada"jawabku."Kebetulan ada 1 nomor tadi yang belum bisa kami jawab."

Aku segera menunjukkan PR yang susah itu kepada dr.Yusuf.Dokter Yusuf membaca PR itu dan tak lama kemudian dia tersenyum.

"Gampang,ya?" tanyaku.

dr.Yusuf tersenyum lagi.

"Polpenmu mana?" tanya dr.Yusuf.

Aku memberikan polpenku kepada dr.Yusuf.Dokter Yusuf menerima polpen itu.Dia kemudian memulai mengerjakan PR itu dengan tenang.

Aku memperhatikan apa yang dia tulis di atas kertas,tulisannya begitu rapi.PR ini adalah PR Fisika.Dari caranya mengerjakan PR itu aku yakin bagi dr.Yusuf PR ini sangat mudah.

dr.Yusuf Muhammad Rahman,dia lahir di Sulawesi Selatan tahun 1975.Dia adalah bungsu dari tiga bersaudara.Semua saudaranya adalah dokter.Dia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan predikat tertinggi.

Kini dia sudah selesai mengerjakan PR ku.Aku 100% yakin kalau PR itu dijawab dengan benar.Aku berterima kasih kepada dr.Yusuf atas bantuannya.

"Kalau ada PR yang susah lagi jangan sungkan-sungkan minta tolong kepadaku.Jika ada pelajaran yang tak kau pahami,bisa tanyakan kepadaku juga."kata dr.Yusuf.

Aku mengangguk.

Dari jauh kulihat ada dua orang yang berlari mendekati PUSKESMAS.Dokter Yusur berlari juga mendekati mereka.Aku berlari di belakang dr.Yusuf.Kini dua orang itu sudah berada di hadapan dr.Yusuf di depan halaman PUSKESMAS.

Aku berdiri di samping dr.Yusuf.

"Pak dokter tolong kami."kata salah seorang dari dua orang tersebut yang bernama Pak Diman.

"Apa yang bisa saya bantu?" tanya dr.Yusuf.

"Isteri saya mau melahirkan tapi saya tidak bisa membawanya ke PUSKESMAS."kata Pak Diman.

"Kenapa?"tanya dr.Yusuf.

"Akses jalanan kemari sangat susah,selain itu saya tidak punya uang."jawab Pak Diman.

"Tenang,pak."kata dr.Yusuf."Saya bisa ke tempat bapak sekarang dan untuk urusan biaya jangan khawatir.Itu urusan gampang."

Dokter Yusuf segera bersiap untuk menuju ke tempat Pak Diman.Beliau memberitahu para perawat dan bidan untuk tetap di PUSKEMAS selama dia pergi.Kini semua perlengkapan medis sudah siap dalam tas ransel beliau yang besar.

"Aku bisa ikut?"tanyaku."Siapa tahu aku bisa ikut membantu."

Dokter Yusuf mengangguk.

Dokter Yusuf menyewa empat ojeg menggunakan uang pribadinya.Pak Diman naik di ojeg yang pertama, temannya di ojeg yang kedua, aku di ojeg yang ketiga,dan dr.Yusuf di ojeg yang terakhir.

Perjalanan menuju rumah Pak Diman sangatlah susah.Jarak yang jauh harus kami tempuh. Hujan rintik menemani. Jalan becek juga menyambut kami. Dan rupanya ojeg tidak bisa berhenti di depan rumah Pak Diman, kami harus berjalan kaki sekitar 3 km dengan medan yang sangat terjal.

Rupanya seperti inilah pengorbanan seorang dokter.Mereka harus siap tempur untuk bisa menyelamatkan banyak orang.Kulihat dr.Yusuf sangat berdedikasi dengan pekerjaannya.Tak lama kemudian kami pun tiba di rumah Pak Diman.

Rumah berdinding kayu itu sangat sederhana.Kami segera masuk ke dalam rumah. dr.Yusuf, aku,dan Pak Diman segera menuju ke kamar Pak Diman. Di atas ranjang isteri Pak Diman terbaring dan tengah berjuang untuk melahirkan anaknya.

Dr.Yusuf segera memberitahu proses bersalin tersebut. Dia memeriksa kondisi isteri Pak Diman.

"Bayinya harus dilahirkan secara caesar "kata dr.Yusuf. "Jika dipaksa lahir normal resiko kematian 97%."

Pak Diman langsung menangis. Isterinya juga.

"Dokter kami tidak ada biaya untuk operasi "kata Pak Diman.

Dr.Yusuf tersenyum.

"Jangan pusingkan soal biaya.Saya bisa bantu"kata dr.Yusuf.

Dokter Yusuf kemudian segera menggendong isteri Pak Diman.Dia berjalan keluar dari rumah.Pak Diman dan aku serta teman Pak Diman segera mengikutinya.

Jarak 3 km berjalan kaki di medan terjal dilewati dr.Yusuf dan Pak Diman dengan bergantian menggendong isteri Pak Diman.Seumur hidup baru pertama kali aku melihat dokter sebaik ini.Dokter Yusuf sama sekali tidak mengeluh meskipun aku tahu dia pasti kadang merasa lelah karena menggendong isteri Pak Diman.

Kami akhirnya tiba di jalanan yang dilalui kendaraan.Kebetulan ada ojeg yang lewat,dokter Yusuf segera menghentikan ojeg itu.

"Apa ada mobil carteran di dekat sini?"tanya dr.Yusuf kepada ojeg tersebut.

"Ada."jawab ojeg itu.

"Antar saya kesana."kata dr.Yusuf.

Dokter Yusuf segera naik ojeg.Kami menunggunya di pinggir jalan.Tak lama kemudian dr.Yusuf sudah tiba bersama mobil carteran.Mobil itu adalah sebuah mobil open cup beratap terpal.Isteri Pak Diman dibaringkan di bak belakang.Paha Pak Diman sebagai bantalnya.Aku dan dr.Yusuf juga duduk di bak belakang.Hanya teman Pak Diman yang tak ikut.Mobil kemudian melaju.

Kami singgah sebentar di PUSKEMAS.Kami pindah ke mobil ambulans.Setelah itu kami kembali melanjutkan perjalanan.Aku ikut serta ke kota Makmurjaya karena besok adalah hari Minggu.Aku singgah sejenak di rumah kakek untuk minta izin.Aku diberi izin oleh nenek.Kakek dan semua sepupu ku sedang berada di kebun sehingga aku tak sempat berpamitan kepada mereka.

Perjalanan ke kota Makmurjaya butuh waktu kurang lebih 6 jam perjalanan.Medan yang terjal adalah penyebab waktu tempuh begitu panjang.Kami sempat singgah shalat dan membeli makanan untuk makan malam.Kami shalat di mesjid dan membeli makanan di warung makan yang semuanya ditraktir oleh dr.Yusuf.

Kami tiba di rumah sakit Makmurjaya saat pukul 03.00 dinihari.Pihak rumah sakit segera menangani isteri Pak Diman.Dokter Yusuf membayar semua biaya administrasi untuk persalinan caesar tersebut.Kami menunggu kelahiran sang bayi di depan ruang operasi.Dokter Yusuf dan aku terus menguatkan Pak Diman.

Tak lama kemudian dokter yang mengoperasi isteri Pak Diman keluar.Dia tersenyum.Ini pertanda baik.

"Ibu dan bayi selamat.Alhamdulillah."kata dokter itu.

Pak Diman langsung memeluk dokter Yusuf.Airmatanya tak tertahankan lagi.Pak Diman terus mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada dr.Yusuf.

"Allah yang membantu bapak."kata dr.Yusuf."Saya hanya perantara."

Isteri Pak Diman dan bayinya dibawa ke ruang perawatan VVIP.Dokter Yusuf sengaja menyewa kamar itu untuk isteri Pak Diman.

Setelah shalat subuh dr.Yusuf pamit kepada Pak Diman untuk istirahat.Dokter Yusuf berjanji akan datang lagi pada esok harinya.Dokter Yusuf akan menginap di hotel dan mengajakku juga ikut bersamanya.

"Aku bisa pesan 2 kamar untuk kita."kata dr.Yusuf.

Aku menerima ajakan dokter berhati malaikat ini.Kami menginap di hotel dekat rumah sakit.Dokter Yusuf memesan dua kamar.Kamar kami berdekatan.Aku di kamar nomor 303 dan dr.Yusuf 301.

Ini adalah pengalaman pertamaku tidur di kamar hotel.Kamar ini sangat luas dan punya fasilitas lengkap.Kamar mandinya juga luas.Aku berbaring di atas ranjang besar dengan kasur nan empuk.Tak lama kemudian aku pun tertidur.

Aku terbangun pukul 09.00 pagi.Aku kemudian mandi dan berpakaian.Tak ada baju ganti jadi aku memakai pakaianku yang kemarin.Aku melaksanakan shalat dhuha 2 raka'at.Tak lama kemudian pintu kamarku diketuk.

Ada dr.Yusuf.Dia mengajakku untuk jalan-jalan di mall.Aku menerima ajakan dr.Yusuf.Ini untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di mall.Aku senang melihat semua keajaiban ini.

"Belanjalah sesukamu.Aku yang traktir."kata dr.Yusuf.

"Kenapa dokter baik sekali?"tanyaku."Tidak usah ditraktir."

"Allah yang baik.Saya hanya perantara."jawab dr.Yusuf."Kalau kamu menolak aku bisa kecewa berat."

Aku kemudian menerima tawaran itu.Dokter Yusuf sangat baik hati dan aku berdo'a agar orang baik ini selalu diberi keberkahan oleh Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Dokter Yusuf kemudian membantuku memilih barang belanjaan.Selain belanja untuk diri sendiri aku juga belanja untuk oleh-oleh.

Setelah belanja dr.Yusuf juga mentraktir ku makan di salah satu tempat makan di mall tersebut.Awalnya aku menolak karena belanjaanku saja sudah terlalu banyak,jika ditambah traktiran makan lagi maka itu sama dengan menambah banyak pengeluaran dr.Yusuf.Dokter Yusuf menjelaskan bahwa dia ikhlas mentraktirku dan dia akan sangat kecewa jika aku menolak untuk ditraktir.

Setelah ditraktir makan aku dan dr.Yusuf menuju ke rumah sakit.Kondisi kesehatan isteri Pak Diman dan bayinya baik.

"Pak Diman dan isteri serta anak boleh terus memakai kamar ini sampai dokter perbolehkan pulang.Semua biaya saya yang tanggung jadi tidak perlu khawatir.Saya juga akan terus berkomunikasi dengan Pak Diman dan dokter."kata dr.Yusuf.

"Terima kasih atas bantuannya,Pak Dokter."kata Pak Diman."Saya tidak akan pernah melupakan jasa bapak.Menurut Pak Dokter nama yang tepat untuk bayi saya siapa?"

Dokter Yusuf tersenyum.Dia melirikku.

"Apa nama yang bagus menurut Maura?"tanya dr.Yusuf kepadaku.

Kupandangi bayi perempuan itu.Kulitnya putih bersih.Senyumnya lucu dan menggemaskan.Aku dibuat tersenyum karenanya.

"Dokter yang harus memberi nama bukan saya."jawabku kepada dr.Yusuf.

"Aku akan usulkan nama dan Maura juga demikian.Dua nama itu bisa digabung menjadi nama sang bayi."kata dr.Yusuf.

Aku memberi nama Ayu untuk sang bayi.Dokter Yusuf memberi nama Maria untuk sang bayi.Sehingga nama bayi itu adalah Ayu Maria.Pak Diman dan isterinya menyukai nama tersebut.

Aku dan dr.Yusuf kembali ke Sukajaya sore harinya.Dokter Yusuf menyewa mobil rental lengkap dengan sopirnya untuk kami berdua.Jika tak ada halangan kami akan tiba di Sukajaya pada malam harinya.

"Selalu menyenangkan melewatkan hari-hari bersamamu."kata dr.Yusuf kepadaku saat kami sudah dalam perjalanan pulang.Kami berdua duduk di belakang Pak Sopir.

Aku hanya tersenyum mendengarnya.

_______________________________________Tahun 2020

Virus corona melanda Indonesia.Aku dan suamiku beserta anak-anak kami menjalani karantina mandiri di rumah.Seperti biasa pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilku di dapur.Dua anak kami masih berenang di kolam renang dan suamiku datang memelukku dari belakang.

"Mau kubantu?"tanya suamiku sambil mengecup pipiku.

Setelah itu dia melepas pelukannya dan mengambil panci yang ada di depanku.

"Apa ini harus dicuci?"tanya suamiku.

Aku mengangguk.

Suamiku segera mencuci panci tersebut sedangkan aku sibuk meracik bumbu untuk nasi goreng.

"Sepertinya masak banyak?"tanya suamiku.

"Ya.Aku sengaja buat banyak untuk kukirim juga kepada semua member VITAMIN."jawabku.

"Saat corona sudah pergi dari bumi ini kita bisa berkumpul lagi bersama VITAMIN.Kita bagusnya liburan kemana?"tanya suamiku.

Sudah jadi rutinitas VITAMIN setiap tahun untuk berlibur bersama.

"Kita umrah bersama saja."kataku.

"Ide bagus.Sudah disampaikan kepada VITAMIN?"tanya suamiku.

"Belum."jawabku."Selesai masak baru video call an lagi dengan mereka."

..................