webnovel

Turun Tahta

Dalam waktu 12 jam setelah pembicaraannya dengan Seo Yeon, Brielle sudah berada di management. Dia duduk di hadapan CEO perusahaan management artis yang menaunginya. Tak ada yang berbeda sama sekali, sikap pria yang menjadi bosnya itu sangat baik karena Brielle adalah artis yang sedang naik daun dan menghasilkan banyak pundi keuangan sekarang ini.

"Maafkan aku, Oppa. Aku akan menikah dalam waktu dekat," ujar Brielle dengan menahan sesak di dadanya.

"Kau ini bicara apa? Mengapa melakukan hal seperti itu? Menikah? Kau pikir dengan menikah kau bisa membuat karirmu bertahan lama?" desak Tuan Yoon pada gadis 23 tahun yang sudah putus asa.

"Tak ada jalan lain lagi. Aku tak bisa menunda dengan alasan apa pun," jelas Brielle meyakinkan.

"Lalu dengan semua kontrak yang ada?" tanya Tuan Yoon.

"Denda dan semuanya akan dibayar oleh calon suamiku. Aku juga akan atur ulang jadwalku." Brielle bicara dengan suara yang tertahan.

Tuan Yoon masih tak mengerti dengan apa yang artisnya itu katakan. Nyatanya kesuksesan Brielle kali ini adalah kesuksesan perusahaan juga. Sehingga sangat di sayangkan jika sampai lepas begitu saja.

"Aku selalu memberikan ruang pribadi kepada setiap artisku. Aku memberinya privasi hanya saja jangan sampai ini terendus media. Tapi mengapa kau memilih jalan ini?" tanya Tuan Yoon lagi.

"Aku tak bisa menjalani sebuah hubungan dengan sembunyi-sembunyi. Konsekuensi yang harus aku tanggung sangat besar. Skandal dunia artis Korea lebih mengerikan dari pada bunuh diri, sehingga aku memutuskan untuk menjalani semua dengan sangat terbuka. Sekali pun nanti terjadi masalah di masa depan, aku tak perlu malu dan menanggung resiko karena publik tahu keputusanku ini," jelas Brielle.

"Pemikiranmu cukup dewasa. Hanya saja kau sedang berada di puncak karirmu, Bri," sebutnya.

"Justru karena di puncak karir. Aku harus berani turun jika aku tak mau jatuh, Oppa." Brielle terus membantah.

Tuan Yoon tak bisa lagi menghentikan keinginan Brielle. Kesuksesan gadis itu rupanya hanya sesaat saja. Kini dia harus rela turun demi sebuah pernikahan. Walau usianya baru 23 tahun tapi keputusannya sudah sangat bulat.

"Mau seperti apa kau setelah ini?" tanya Tuan Yoon.

"Tolong minta Hyo Shin Eonnie untuk merubah semua jadwalku. Kosongkan seminggu setelah hari ini sampai bulan depan. Aku akan bicarakan dengan suamiku dan segera datang padamu untuk mengatakan apa yang akan aku lakukan?" jelas Brielle.

Tuan Yoon hanya biasa menganggukkan kepalanya. Dia tak bisa membantah lagi. Walau memiliki aturan keras, pria itu sangat baik. Dia berusaha memberi artisnya kebebasan memutuskan. Karena di setiap kontrak ada konsekuensi yang harus dibayar. Termasuk nilai kontak, denda dan perubahan kontrak karena masalah pribadi.

"Aku tak siap dengan berita skandal yang justru akan membuatku jatuh. Aku akan hadapi ini dan berusaha terbuka pada penggemarku karena aku memang seorang idol." Brielle memberi alasan lagi.

Pembicaraan keduanya selesai dengan keputusan sanga CEO setuju dengan apa yang Brielle inginkan. Gadis itu segera keluar dari ruangan dan di sambut Hyo Shin di sana.

"Kau sudah katakan? Apa yang dia putuskan?" tanya Hyo Shin dengan nada serius.

Belum juga Brielle menjawab, tampak Seo Yeon berjalan dari ujung lorong. Sepertinya dia akan bertemu Tuan Yoon sehingga dia berjalan ke arah ruangan itu. Mata keduanya bertemu, sinar redup mata Brielle bisa Seo Yeon rasakan.

"Dia setuju, dan calon suamiku akan datang untuk mengurus semuanya. Maafkan aku, Eonnie," ucap Brielle dengan nada yang semakin melemah karena menahan air mata.

Hyo Shin meremat lengan artis yang dia tangani itu. Dia tak marah, dia mengerti apa yang Brielle rasakan. Lagi pula ini adalah bagian dari kesalahannya. Membiarkan pria yang meskipun adalah kekasihnya pulang ke rumahnya dan terjadi malam itu.

Seo Yeon berhenti tepat di samping Brielle tanpa menatap gadis yang tengah dalam keadaan hancur itu.

"Jangan menangis di sini, atau semua akan semakin rumit. Kau datang dengan berita bahagia pernikahan, jadi kau harus terlihat bahagia," lirih Seo Yeon dengan entengnya.

Brielle melempar pandangan pada pria itu. Baru saja semalam Seo Yeon menjadi pria paling mengerti dirinya. Tapi sekarang sudah menjadi seorang yang ketus dan sadis.

"Ayo ke ruanganmu," ajak Hyo Shin.

Dia sedikit kesal pada Seo Yeon, karir Brielle hancur karena dirinya. Tapi Brielle masih terus melindungi kekasihnya itu dari semua hal yang seharusnya menjadi urusan dan tanggung jawabnya.

"Bagaimana bisa dia berkata seperti itu? Bukankah semua hanya tentang waktu? Karirnya kau lindungi tapi dia bisa mengatakan semua itu dengan mudah," kata Hyo Shin.

"Biarkan saja, Eonnie. Ini hanya karena masih di management saja." Brielle meyakini jika sikap Seo Yeon adalah karena mereka masih berada di lingkungan perusahaan sehingga tak mungkin menunjukkan kepedulian satu sama lain.

Dalam hening perasaan sedih, ponsel Brielle berdering. Dia melihat siapa yang menelpon dan ternyata penggemarnya yang penuh ambisi itu.

"Kau sudah datangi management-mu?" tanyanya.

"Hm, aku baru saja bertemu dengannya," jawab Brielle.

"Aku akan temui dia siang ini dan atur semuanya. Setelah itu kita akan ke Inggris untuk menemui orang tuamu, Brielle. Aku ingin pernikahan kita benar-benar dihadiri semua anggota keluarga dan berlimpah restu dari menerka," ujar Hyun Jung.

Brielle menghela napas dalam dan panjang. Pria itu benar-benar membuat kepalanya menjadi pusing. Perjalanan ke Inggris sangat panjang. Bisa saja justru membuat kepalanya menjadi pusing dengan permasalahan pelik ini.

"Sebenarnya apa yang kau inginkan? Mengapa kau membuat pernikahan ini seperti pernikahan Cinderella yang akan berakhir bahagia selamanya? Bukankah ini hanya sementara?" tanya Brielle dengan nada yang sangat kesal.

"Bagiku selamanya atau sesaat semua harus sempurna. Aku ingin seluruh dunia melihat pernikahan ini," jelasnya.

Panggilan terputus dan Brielle membanting ponselnya ke sofa. Gadis itu sengguh menjadi sangat lelah dan tak bisa berpikir jernih lagi. Baginya tak ada yang bisa dia perjuangkan lagi. Semua sudah menjadi kehancuran.

"Setelah pria itu ke sini, pasti akan diadakan perilisan berita rencana pernikahanmu, apa kau akan hadapi konfrensi pers?" tanya Hyo Shin.

"Tidak, Eonnie. Minta Tuan Yoon mengatur semuanya. Aku tak ingin membuat kesalahan saat bicara nanti. Karena semua ini bukan hal yang membahagiakan bagiku," jawab Brielle.

Hyo Shin menganggukkan kepalanya. Dia bersiap dengan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Termasuk berbagai rumor yang akan berkembang.

"Aku sudah tahu semua akan sulit. Bukan hanya untukku, tapi juga untuk management. Semua akan ikut berdampak apa lagi aku sedang menjadi tren sekarang," lirih Brielle.

"Jangan pikirkan sejauh itu, jika hanya sebatas rumor semua akan segera hilang, tapi jika skandal dan ada bukti tentu saja tak akan hilang dan terus menjadi hal mengerikan." Hyo Shin memberi pengertian pada Brielle.

* * *