webnovel

Tepi Pantai

Semua sudah kembali ke kamar masing-masing. Hyun Jung mampu menyewa banyak sekali kamar di hotel itu demin menjamu para tamu undangannya. Kini hanya ada Hyun Jung di area itu, dia masih enggan untuk meblai ke kamar karena masih merasa tak siap dengan kalimat yang bisa saja Brielle ucapkan padamya.

"Aku tak bisa ke kamar dengan suasana hati yang masih seperti ini, Aku bisa terlihat sangat buruk oleh Brielle," lirihnya.

Pria itu memandang hamparan pantai yang luas di hadapannya itu. Bagian terpenting dari venue tempat itu adalah pantai dan hamparan pasir yang sangat luas. Maksud hati ingin membuat Brielle bahagia dengan menyelenggarakan pernikahan dengan penuh kemewahan justru hal ini sama sekali tak dihargai oleh wanita itu.

"Aku berpikir, semua ini bisa membuat Brielle luluh dan merasakan jika cintaku benar-benar utuh untuknya, tapi semua justru terlihat menyedihkan, aku terlihat sangat buruk dan bahkan ini adalah sesuatu yang tak dia inginkan sama sekali," gumam Hyun Jung.

Kekecewaannya semakin terasa begitu jelas, hatinya teriris sedih dan banyak mengalami luka dalam. Sisi hatinya dihantam berbagai kalimat menyedihkan yang membuatnya menjadi terkoyak. Di sisi lain, Brielle menunggu pria itu kembali dengan perasaan yang gelisah. Dia tak bisa memejamkan matanya sama sekali malam itu.

"Mengapa dia tak kunjung kembali?" tanyanya dalam hati berulang kali.

Hyun Jung sudah lebih dari tiga jam meninggalkan dia di kamar hotel sendiri.

"Di mana dia?" lirihnya yang akhirnya segera bangkit dari ranjangnya.

Brielle berjalan ke arah jendela dan membuka tirai dengan segera, dia juga memandang hamparan pantai yang begitu indah karena sinar bulan purnama yang bersinar malam itu. Kilau permukaan air yang begitu indah membuat wanita itu larut dalam suasana yang begitu aneh. Dia menjadi merasa sangat bersalah pada pria yang beberapa jam lalu sudah resmi menjadi suaminya itu.

"Apa aku menyakitinya? Apa aku membuatnya kecewa? Wajahnya berubah seketika setelah kita membahas pernikahan kontrak ini," katanya menganalisa apa yang membuat suaminya memutuskan untuk keluar.

Brielle meraih jubah tidurnya, dia berjalan ke arah pintu dan segera keluar untuk mencari suaminya, dari jendela venue pesta sudah terlihat sepi. Wanita itu merasa khawatir, dia menebak Hyun Jung tengah mabuk di sana dan tak ada yang mengantarnya masuk.

"Apa mereka mabuk dan terlelap di sana? Mengapa tak kunjung kembali?" ucap Brielle.

Langkah kakinya menyusuri koridor hotel dan lift membawanya turun ke lobi, setengah berlari kaki Brielle menembus dinginnya malam yang begitu menusuk. Wanita itu mengelus lengannya beberapa kali.

"Di mana dia?" lirih Brielle dengan nada khawatir. Dia segera sampai venue pesta yang terletak tak jauh dari bibir pantai, tapi sama sekali tal melihat suaminya di sana.

"Tak ada di sini," ucap Brielle merasa semakin khawatir.

Brielle melihat seseorang berdiri tak jauh dari tepian pantai, pria dengan kemeja putih yang Brielle lihat itu memang suaminya Hyun Jung berdiri di tepi pantai untuk menetralisir segala hal buruk yang memenuhi hati dan pikirannya. Membuat dadanya sesak dan kepalanya terasa sakit.

"Mengapa kau membuatku khawatir? Kau tak kunjung kembali dan justru berada di sini," ucap Brielle.

Dia memberanikan diri mengungkapkan kata hatinya karena melihat suaminya yang melamun menatap kilau permukaan pantai yang begitu indah itu. Spontan Hyun Jung menoleh ke arah istrinya yang berdiri di belakangnya. Senyum kecut mengulas di bibirnya. Pria itu kembali mengalihkan pandangan ke pantai.

"Kau belum tidur? Mengapa tak menurut pada perintah suamimu?" desak Hyun Jung.

Dia mencoba mencairkan suasana dengan apa yang bisa dia gunakan untuk menjadi topik bahasan.

"Maafkan aku, aku tahu kau kecewa. Seharusnya ini adalah hari dan malam yang indah. Aku menghancurkan semuanya dengan menunjukkan sisi burukku padamu, aku mengingkari janjiku dengan membahas hal itu," jelas Brielle.

Hyun Jung hanya terdiam, dia tak tahu harus membalas dengan kalimat apa. Yang jelas rasa kecewanya terbaca oleh istrinya itu.

"Maafkan aku," ucap Brielle lagi dan tiba-tiba berdiri di hadapan suaminya itu.

Dua bola mata indah Brielle menatap ke arah sang suami, membuat hati Hyun Jung bergetar dan bergejolak dengan luar biasa.

"Bahaslah kapanpun kau mau. Aku tak akan merasa sedih, ini memang kenyataannya, hanya saja aku belum terbiasa," sebut Hyun Jung.

Brielle memukul keras lengan suaminya itu. Wajah penuh kekesalan ditunjukkan dengan sangat jelas di sana.

"Mengapa kau begitu bodoh? Sebesar apa rasa cintamu adaku sehingga kau melakukan ini padaku?" desak Brielle.

Hyun Jung mengulas senyum miring. Dia mengangkat wajahnya dan menatap kembali dua mata biru sang istri.

"Aku hanya tampak bodoh di hadapanmu, bagiku itu tak masalah, selama itu membuatmu bahagia dan merasa tak tertekan," jawab Hyun Jung.

Brielle duduk di atas pasir putih itu dengan santainya.

"Baiklah, ayo jadikan tempat ini sebagai tempat dimulainya hubungan ini. Aku tahu akan sangat sulit menghadapi aku. Hanya saja aku berjanji akan mengusahakan yang terbaik," ujar Brielle.

"Aku tak butuh janji apa pun, aku hanya perlu menjalani apa yang ingin aku jalani. Aku merasa ini adalah sebuah jalan yang harus aku lalui sendiri." Hyun Jung menyerah dengan keadaan.

Dia berpikir hanya akan terlihat lemah jika dia membuat keadaan yang dia hadapi menjadi runyam.

"Kau hanya tak ingin kelihatan lemah, kau sebenarnya kecewa padaku karena aku berulang kali membahas pernikahan kontrak ini, kau hanya tak ingin aku mengetahui semua itu," batin Brielle.

Hyun Jung duduk di samping istrinya itu. Dia ingin mencairkan suasana.

"Udara semakin dingin, pakai ini," ujar Hyun Jung dan menyelimutkan jas yang dia tenteng ke kaki istrinya. Gaun tidur yang Brielle kenakan sangat tipis dan pendek. Kaki jenjangnya bahakan terlihat begitu mulus dan terekspos sempurna oleh mata sang suami.

"Ah, terima kasih," sahut Brielle.

Hyun Jung hanya mengulas senyum tanpa arti pada Brielle. Dia mengalihkan pandangan ke arah laut dan menikmati udara dinginnya.

"Sepertinya kita harus masuk. Apa yang akan mereka katakan saat melihat kita berdua berada di luar di malam pernikahan kita?" tanya Brielle.

"Aku tak peduli, ini lebih menenangkan." Hyun Jung membantah.

Suasana hening seketika, mereka berdua hanya saling diam dan tak membahas apa pun setelah kalimat Hyun Jung membungkam istrinya itu.

"Kita akan kembali ke Seoul besok," kata Hyun Jung tiba-tiba.

Mereka berdua sudah dijadwalkan anak segera berangkat bulan madu ke Swiss lusa, tapi dengan kalimat yang baru saja Hyun Jung katakan, artinya dia membatalkan rencana itu.

"Bukankah kita akan ke ...," tanya Brielle terpotong.

"Aku merasa itu tak akan berguna, kita kembali saja," jelas Hyun Jung dengan nada penuh kekecewaan.

Pria itu tak ingin berangkat dengan suasana hati yang buruk.