webnovel

Bertemu Orang Tua

Perjalanan Brielle dan Hyun Jung ke kediaman orang tua gadis itu terbilang sangat lancar. Keduanya segera sampai dan turun. Nyonya Kim sudah menyambut mereka di halaman rumah. Mereka tinggal di sebuah komplek mewah. Kawasan rumah orang tua Brielle berada diantara rumah para pengusaha dan pejabat sukses.

"Dia sudah kaya dari lahir," ujar Hyun Jung.

"Kami bukan orang kaya," sahut Brielle.

"Lalu, komplek ini?" tanya Hyun Jung curiga.

Dia tak percaya jika Brielle dan keluarga tak sungguh-sungguh tentang tempat tinggal mereka sekarang ini. Rumah yang berada di deretan hunian mewah itu begitu indah dan asri.

"Aku akan jelaskan nanti, ayo masuk dahulu," ajak Brielle.

Pelukan Nyonya Kim mendarat pada tubuh putrinya. Kemudian Hyun Jung berjabat tangan dengan sang calon ibu mertua itu. Setelah selesai berbasa-basi tentang kabar dan pertanyaan ringan lainnya mereka segera masuk ke dalam rumah megah itu.

Wajah Nyonya Kim terlihat sangat bahagia setelah mendapat kabar jika putrinya akan menikah dengan pria kaya raya seperti Hyun Jung.

"Kalian duduklah, Ibu akan panggilkan ayahmu," ujarnya.

"Hm," sahut Brielle singkat.

Hyun Jung duduk bersebelahan dengan calon istrinya itu. Mereka berdua tak saling bicara. Brielle terlalu canggung untuk memulai. Hanya saja saat Hyun Jung memandang ke arah Brielle dan melihat wajah sendu calon istrinya itu dia segera mengambil tangannya. Dia menggenggamnya erat.

"Kau takut? Mengapa raut wajahmu berubah?" desak Hyun Jung.

Brielle hanya menggelengkan kepalanya. Dia juga tak mengerti mengapa dia menjadi seperti itu. Tak selang lama, Tuan Kim keluar. Pria tinggi besar berwajah khas Korea itu akhirnya menampakkan dirinya. Brielle sontak bangun dan berhambur ke pelukan ayah yang begitu dia sayangi itu.

"Apa kabarmu, Ayah?" tanya Brielle.

"Ayah sehat dan sangat baik, Nak. Bagaimana denganmu? Apa kau sudah puas dengan dunia itu? Kau sudah wujudkan ambisimu sejak remaja. Mengapa memilih jalan untuk menikah secepat ini?" cecar Tuan Kim.

"Selamat malam, Paman. Saya Jeon Hyun Jung, aku akan melamar Brielle tepat di hadapan kalian berdua." Hyun Jung begitu berani dan penuh kharisma.

"Jepang Hyun Jung? Kau putra sulung keluarga Jeon pemilik perusahaan raksasa Korea itu?" tanya ayah Brielle.

Seperti biasanya, ayah yang Brielle kenal sangat baik dan tak pernah mengecewakan dirinya itu selalu bertanya dengan detail.

"Ayah," kata Brielle.

Mereka semua duduk di ruangan yang sama. Saling berbasa-basi dan tak lupa melempar candaan. Alih-alih canggung karena ini kali pertama mereka bertemu. Kenyataannya tidak, mereka justru sangat cocok dan asik bertukar pengalaman.

"Panggil saja ayah dan ibu. Jangan canggung lagi," ujar Tuan Kim.

"Ayah ... Ibu ..., terima kasih, Ayah, Ibu," ungkap Hyun Jung.

Sesi perkenalan dan mendekatkan diri berakhir sangat mulus. Hingga akhirnya mereka semua terlibat pembicaraan serius.

"Kau yakin akan menikahi Brielle? Dia putri kami satu-satunya. Aku ingin dia bahagia dan memiliki kehidupan yang bahagia di luar karirnya itu," jelas Tuan Kim.

"Tentu saja, Ayah. Aku sangat mencintai putrimu ini. Aku akan mencintai dan membahagiakan Brielle sepenuh dan setulus hatiku. Tak akan berkurang atau pun berubah sedikit pun." Hyun Jung mengatakan tanpa sela.

Hal itu membuat Brielle sangat kagum. Bias Brielle akuin jika Hyun Jung lebih berani mengambil keputusan dan tindakan dari pada Seo Yeon.

"Kau selangkah lebih maju dari pada Seo Yeon. Kau membuatku merasa diperjuangkan. Walau setelah ini aku akan menjalani hidup yang menyedihkan," batin Brielle.

"Kami akan gelar pernikahan secara besar-besaran, Ayah. Persiapan sudah 80%. Aku yakin semua akan berjalan dengan baik menjelang hari pernikahan kami," jelas Hyun Jung.

"Ah, sudah sejauh itu? Kau benar-benar luar biasa, Nak." Nyonya Kim memuji calon menantu itu.

"Ah, Ibu. Kalian akan pulang dengan jet pribadiku. Awak pesawat akan menjemput kalian dalam lima hari. Aku ingin Ayah dan Ibu sampai Korea dua hari sebelum. hari pernikahan kami," jelas Hyun Jung lagi.

"Sudah aku duga kau hanya akan pamer," kata Brielle.

"Dia bukan sedang pamer, Sayang. Dia benar-benar ingin membahagiakan dirimu," jelas Nyonya Kim.

"Aish, Ibu," sentak Brielle.

Apa uang menjadi topik bahasannya sudah menemui garis merah dan akan segera diresmikan. Orang tua Brielle sudah setuju, di samping harta Hyun Jung, mereka juga berpikir tentang kebahagiaan Brielle. Mereka lebih setuju Brielle menikah dari pada kembali ke dunia hiburan lagi.

Tanggal sudah ditentukan, semua selesai dengan sangat baik. Mereka melanjutkan dengan makan malam bersama dengan berbagai menu yang disiapkan oleh ibu Brielle.

Makan malam berlangsung dengan hangat. Walau Brielle tiba-tiba rusak suasana hatinya, tapi kini mau tak mau dia harus ikut Hyun Jung kembali ke hotel. Makan malam itu membuat Hyun Jung senang. Sudah lama dia makan sendiri tanpa ada seorang pun teman.

Keduanya sudah berada di dalam mobil.

" Kau tadi bertanya tentang rumah yang orang tuaku tinggali?" tanya Brielle.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" desak Hyun Jung.

"Mereka menggunakan uang yang aku berikan setiap bulan untuk mencicil rumah itu. Mereka mengambil tenor selama 20 tahun. Sehingga aku merasa masih terlalu dini untuk menikah," jelas Brielle dengan nada menyedihkan.

Wanita itu dihujam perasaan yang tak kunjung habisnya. Dia seperti sedang membuka luka lamanya. Keduanya duduk dan membahas hal itu satu persatu.

"Ayahku pernah katakan jika dia akan pindah jika aku keberatan membayar itu. Tapi aku bertekad untuk bisa melakukan semuanya demi orang tuaku. Sehingga aku merasa sebagai tak siap dengan semua ini."

Hyun Jung mengatakan pada Brielle untuk tenang dan tak khawatir. Dia bisa saja melepaskan jerat itu.

"Aku tak ingin kau membayar apa pun. Biarkan ayah dan ibuku yang mempertanggung jawabankan ini,"

Keduanya segera sampai di hotel. Mereka berdua tak membuang waktu dan segera masuk.

Di sisi lain Seo Yeon sedang dalam dunia kerjanya. Dia memutar sebuah lagu yang dia ciptakan untuk Brielle. Satu terdengar lirik lagu itu sangat menyedihkan. Seo Yeon menuliskan lirik tentang cintanya pada Brielle. Mungkin belum bersebelahan tangan untuk kali ini, tapi entah sampai kapan Brielle akan bertahan dengan luka hati seperti saat ini.

"Dia akan mencintai aku selamanya. Dia tak boleh pikirkan pria lain, sekali pun nanti dia sudah menikah dengan pria itu. Aku benar-benar tak bisa lepaskan Brielle begitu saja. Aku sangat gila dengan hal ini." Seo Yeon berteriak sembari membuang barang-barang yang berada di studionya itu.

"Menyebalkan sekali. Aku harus mencintai seorang diri seperti saat ini. Aku melihatnya bersama pria lain saja sudah sangat menyiksa. Aku harus cepat hancurkan pernikahan mereka," gumam Seo Yeon.

* * *