webnovel

Nikah kontrak

“Jangan pernah kamu lupa. Ini hanya akan menjadi pernikahan kontrak. Kau dan aku tidak pernah benar-benar menikah. Jadi, jangan pernah kau berpikir bahwa ini adalah pernikahanmu yang sesungguhnya.” Siapa yang tidak akan terluka mendengar kalimat menyakitkan ini keluar dari mulut calon suaminya? Baru saja melangsungkan pernikahan yang megah. Bayangan sakral dan indah tentang sebuah pernikahan berkelas, hancur berkeping-keping bagaikan pecahan kaca yang tak mungkin bisa disatukan kembali. Harry Miles Theodore. Pria tampan dengan jutaan hawa dingin, menegaskan sekali lagi istri kontraknya betapa dia menginginkan pernikahan mereka demi Sofia. Nenek tercintanya yang bertekad kuat akan memusuhinya jika dia tak segera membawa cucu menantunya masuk ke keluarga besar Theodore. Pengumunan tak diberikan. Tapi niat sudah siap dijalankan. Harry yang putus asa mengadukan masalahnya pada Reihan, teman karib sekaligus bos tempat Cleo bekerja. Menjadikan wanita miskin dan penuh hutang itu mencuri kesempatan ini demi kepentingan pribadinya. Cleo Alayster. Gadis baik dan pekerja keras. Mencintai kedamaian. Namun benci jika terus diremehkan atau diinjak-injak. Pertemuan pertamanya dengan Harry tidak berkesan. Dia tak peduli seberapa tampan, kaya dan hebat kemampuannya menjalankan sebuah bisnis. Yang Cleo butuhkan saat ini hanyalah melunasi hutangnya. Segera. Tanpa menunggu lama. Dan meningkatkan suku bunganya demi perut besar Billo-Billo, sang lintah darat. Pernikahan ini pun terjadi. Tanpa dasar cinta atau saling mengenal. Bahkan persiapan pernikahan diatur oleh orang kepercayaan saja. Lalu, sejak hari pertama Cleo bertemu dengan calon nenek mertuanya... Sandiwara dimulai! Dia akan menjadi menantu yang baik selama masa kontrak itu berlaku!

lenzluph · Umum
Peringkat tidak cukup
522 Chs

Bab 35 ( Tidak Tahu Apapun )

Harry menatap Reihan.

"Dia datang kemari hari ini?" tanyanya yang langsung dibalas anggukkan Reihan.

"Ya, aku tidak tahu kapan tepatnya dia datang kemari karena ia datang memang bukan khusus untuk menemuiku. Tapi karena dia ingin menemui teman-teman sekerjanya di sini sambil memberikan beberapa cindera mata dan mengobrol sebentar. Aku secara tidak sengaja berpapasan dengannya saat dia akan pulang," terang Reihan.

Mengingat kembali pertemuannya tadi siang dengan mantan karyawannya, Cleo, sekaligus wanita yang kini sudah menjadi istri sahabatnya.

Harry mengerutkan keningnya.

"Dia memberikan cindera mata pada mantan rekan kerjanya?" tanya Harry terkejut. Dan Reihan kembali mengiyakan.

"Kau tidak tahu?" tanya Reihan balik. Harry tak menjawab. Membuat Reihan kembali menjelaskan.

"Dia datang dengan membawa beberapa bingkisan untuk dibagikannya kepada beberapa karyawanku. Aku rasa itu pasti dilakukannya sebagai bentuk rasa terima kasih dan balas budinya pada semua teman-teman di sini. Bukankah itu menunjukkan dia sangat memiliki empati pada banyak orang di sekitarnya?"

Walaupun Reihan tidak cukup dekat dengan Cleo. Tapi Reihan tahu bahwa Cleo adalah pekerja yang sangat gigih dan juga telaten. Reihan juga sering kali melihat Cleo membantu sesama rekan kerjanya kapan pun wanita itu punya waktu.

Dan Harry menyimak penjelasannya itu dengan baik.

"Kau yakin kau tidak salah melihat? Jadi semua barang belanjaan yang dia belanjakan waktu itu sebenarnya untuk teman-temannya yang ada di sini? Kau yakin??" Harry bertanya dengan tidak percaya.

Kini giliran Reihan yang mengerutkan kening.

"Kau ini sebenarnya bicara apa sih?! Jangan membuatku bingung deh! Memangnya aku bisa salah lihat apa? Jelas-jelas aku mendengar semua karyawanku bersemangat ria membicarakan hadiah-hadiah yang dibawakan Cleo untuk mereka. Jadi bagaimana mungkin aku masih bisa salah?!" Reihan menyanggah dengan yakin.

Sementara Harry tak bergeming, Reihan mendadak memikirkan sesuatu.

"Yah ampun! Jangan bilang kau selama ini mengunderestimate Cleo dengan cukup buruk?" tebak Reihan tepat sasaran. Karena Harry tidak melakukan sanggahan ataupun bantahan apapun.

Ia hanya menampilkan ekspresi wajah yang gagal paham, sehingga Reihan menatapnya ngeri.

"Kau benar-benar tidak tahu atau kau pura-pura tidak tahu?" tanya Reihan masih tidak percaya.

Harry tak memberikan reaksi. Membuat Reihan akhirnya menyerah.

Fix! Pria ini memang tidak tahu apapun!, pekiknya dalam hati.

"Oh, ayolah. Apa kau sungguh tidak tahu apa sebenarnya alasan dia mau menikahimu?" tanya Reihan tidak berdaya, "Sekalipun aku yakin kau tidak mungkin bertanya padanya, tidakkah dia seharusnya sudah memberitahukan ini padamu? Atau paling tidak, tidakkah kau biasanya menyelidiki dia terlebih dahulu?"

Reihan tahu betul bagaimana Harry. Pria itu pasti akan sangat rajin meminta sekretarisnya ataupun siapapun itu untuk menyelidiki semua orang yang akan berhubungan dengannya.

Apalagi untuk seorang wanita yang akan menjadi istrinya. Tapi apa ini? Dia tidak melakukan itu?

Ditatap terus oleh sepasang mata yang berbinar dengan pekat membuat Harry malas untuk berbasa-basi. Ia lantas bertanya dengan malas.

"Memang apa alasannya?" tanya Harry yang sukses membuat Reihan menghela napas. Harry mengerutkan kening merespon gelagat Reihan.

"Mungkin kau pikir dia melakukan ini karena dia menginginkan uangmu. Tapi jauh dibalik itu, dia sebenarnya melakukan itu karena dia punya hutang yang cukup besar pada seorang rentenir,"

Mendengar sesuatu yang mengejutkannya, Harry menyipitkan matanya. mencoba fokus. Hutang? Hutang apa yang dibicarakan Reihan?

"Aku tidak tahu pasti bagaimana cerita lengkapnya. Tapi berdasarkan informasi yang tidak sengaja aku dengar, Cleo terpaksa harus membayar sejumlah hutang yang ditinggalkan oleh pamannya dan bekerja di beberapa tempat dari pagi hingga malam, hanya untuk melunasi semua hutang-hutangnya itu," Reihan melengkapi.

"Beruntung, secara mendadak. Kau tiba-tiba saja menawarinya sebuah tawaran yang sangat menggiyurkan. Jika dia bukan gadis yang bodoh, bukankah gadis manapun pasti akan langsung memanfaatkan tawaranmu itu?" sambung Reihan.

Harry mendengarkan semua penjelasan Reihan tanpa memberikan argumen. Walaupun ada banyak hal yang sejak tadi terus berputar di benaknya, Harry sama sekali tidak tahu merespon aapun.

Ada terlalu banyak informasi yang terbongkar secara tidak terduga. Mulai dari cerita neneknya, fakta dari Reihan, dan sikap Cleo yang tidak menjelaskan apapun. Semuanya membuat Harry memikirkan ulang semua tindakannya yang gegabah kemarin.

Surat gugatan itu jelas sudah salah alamat. Dan untuk memastikannya, Harry langsung meminta Dirga untuk menyelidiki lebih lanjut soal wanita itu begitu ia kembali dari tempat Reihan.

Dan benar saja.

Setelah mendapat sebuah firasat sesudah ia menerima telepon dari Cleo beberapa hari yang lalu soal ketidakbersalahannya dalam menggunakan kartu kredit Harry, Dirga dengan inisiatifnya sendiri menyelidiki langsung masalah tersebut.

Setelah mendatangi satu persatu semua tempat transaksi penggunaan kartu kredit berlangsung, dan mengorek beberapa informasi dari semua pihak yang terkait. Dirga akhirnya menemukan fakta bahwa semua barang yang dibayarkan tersebut ternyata benar-benar diperuntukkan untuk Nyonya Sofia sendiri yang merupakan pelanggan tetap di sana.

Mereka bahkan sempat bercerita bagaimana Nyonya Sofia berkali-kali memuji cucu menantunya di depan semua orang soal dirinya yang sangat berbaik hati mentraktirnya hari itu.

Dan Nyonya Sofia sendiri juga katanya sudah beberapa kali menawari cucu menantunya berbelanja beberapa perhiasan dan pakaian di toko mereka, tapi cucu menantunya itu menolak.

Bukankah ini semakin membuktikan dengan jelas kemana sebenarnya semua uang itu digunakan?

Lalu saat Harry menyuruh Dirga untuk menyelidiki langsung soal hutang yang pernah dibicarakan oleh Reihan, Dirga dengan cepat mendapat informasi itu keesokan harinya.

"Nona Cleo memiliki sejumlah hutang pada salah seorang kepala mafia di daerah pecitan. Hutang yang ia dapatkan dari pamannya yang suka berjudi. Dan setelah pamannya itu meninggal dua tahun yang lalu akibat overdosis, Nona Cleo terpaksa menanggung seluruh hutang pamannya tersebut hingga beberapa waktu yang lalu," Dirga memaparkan informasi yang berhasil ia lacak.

"Tepat di hari Anda memberikannya uang untuk melakukan perjanjian kerjasama pranikah, Nona Cleo melakukan penarikan uang tunai sebesar 600juta dari rekening miliknya. Uang itu ia gunakan untuk membayar seluruh hutang-hutangnya itu tanpa ditunda," tambah Dirga menjelaskan.

"Kemudian, Nona Cleo juga melakukan beberapa penggesekan kartu debit miliknya di beberapa pusat pembelanjaan untuk membeli beberapa barang. Dan setelah saya menanyakannya pada pengurus rumah, beliau memberitahukan bahwa Nona Cleo baru saja membawa semua barang belanjaannya itu pergi keluar kemarin siang dan kembali dengan tidak membawa apapun,"

"Sepertinya.. semua barang yang ia beli itu, diperuntukkan untuk oranglain," jelas Dirga dengan cukup ringkas menjelaskan semua informasi yang ia dapatkan.

***