webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Aksi
Peringkat tidak cukup
205 Chs

85. Terjebak Macet

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 85 : Terjebak Macet

Meninggalkan keharmonisan keluarga Lin yang saat ini kedatangan dua tamu. Di jalan raya. Li Mubai tengah kesal karena harus terjebak macet di sana.

Entah apa yang membuat jalanan menjadi terhambat? Biasanya antara kecelakaan atau ada kendaraan yang mogok. Li Mubai mulai bosan karena hampir tiga puluh menit dia terjebak di sana.

Kendaraan di depannya sama sekali tidak dapat bergerak. Sekalipunnya bergerak, hanya beberapa sentimeter saja. Ini yang membuat Li Mubai frustasi.

"Kenapa harus hari ini macetnya? Bisa tidak diundur besok atau nanti setelah aku lewat jalan ini!"

TIT ...

Li Mubai menekan klakson mobilnya sebagai pelampiasan kemarahannya. Sungguh bukan hanya dia saja yang kesal, tetapi pengendara lainnya juga pasti merasakan hal yang sama.

Li Mubai melihat arlojinya, sudah hampir tengah hari dan dia belum juga bergerak dari sana. Sampai kapan kemacetan ini terjadi?