webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Aksi
Peringkat tidak cukup
205 Chs

169. Kisah Mereka

Xiao Feng berbalik memarahinya. Sungguh Sukya sangat keterlaluan, keluhan Xiao Feng kepada adiknya.

"Lagipula siapa yang meminta kakak menyamar seperti tadi? Aku mengira kakak adalah pencuri, jadi aku berinisiatif untuk melumpuhkan pencuri itu, maksudku kakak."

"Bantu aku berdiri!" pinta Xiao Feng memaksa.

Sukya segera membantu kakaknya. Perlahan-lahan Xiao Feng berdiri kembali, meski sesekali dia hampir terjatuh.

"Aku antar mengantar kakak ke rumah," ujar Sukya.

Xiao Feng menurut saja. Daripada dia melawan, lebih baik dirinya mengikuti perkataan adiknya itu.

Dengan tertatih-tatih Sukya memapah Xiao Feng sampai masuk rumah.

"Kau sangat berat. Aku tidak tahu jika kau akan seberat ini, kakak."

Dia terus saja mengoceh ini dan itu. Tanpa sedikitpun Xiao Feng mendengarkan omelan tersebut.

Pria berusia lebih dari 30 tahun itu terus memandangi adiknya, kendati Sukya yang terus memarahinya.