webnovel

Night King : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Pertemuannya dengan bocah delapan tahun membuat Lin Tian sadar, bahwa kekuatan tidak sepenuhnya bisa melindungi banyak orang. Sebaliknya, dengan kekuatan dan kekuasaan membuat orang-orang semakin menderita, terutama mereka yang lemah. Ketika Lin Tian hendak mengajak bocah tersebut untuk pergi, saat itu juga gerombolan Pendekar mengepung dirinya. Bocah tersebut tewas saat salah satu Pendekar menjadikannya dirinya sebagai tawanan. Lin Tian yang sudah dipenuhi luka itu akhirnya mengerahkan seluruh tenaga dan kemampuannya untuk membunuh semua pendekar tersebut. Lin Tian pun menghembuskan napas terakhirnya. Namun, ketika dia membuka matanya bukan Nirwana yang didapatnya, tetapi dunia yang jauh berbeda dengan masa lalunya. Takdir telah membawanya ke masa depan, lebih tepatnya di tahun 2022. Ribuan tahun hari kehidupan sebelumnya. Namun, pada kehidupan keduanya pun dunia tidak jauh berbeda dengan kehidupan pertamanya. Ketidakadilan masih meraja rela, bahkan lebih kejam dari yang pernah dilihatnya. Lin Tian tidak memiliki pengalaman apa-apa pada kehidupan keduanya. Akan tetapi, dia bertekad untuk mengembalikan kedamaian dunia. Mampukah Lin Tian mengembalikan senyuman orang-orang yang ada di sekitarnya? Akankah kehidupan barunya membuat Lin Tian menyesali kematiannya? Takdir apa yang akan Lin Tian jalani nanti? Siapkah Lin Tian mengetahui kalau orang-orang yang pernah ada di kehidupan pertamanya, hadir di dunia baru ini?

arayan_xander · Aksi
Peringkat tidak cukup
205 Chs

124. Penyerangan II

Night king : Kebangkitan Sang Kucing Hitam

Chapter 124: Penyerangan II

"Kakak, aku sangat takut," ungkap Lin Xiao dengan mulut yang bergetar, pandangannya kosong.

Lin Tian bisa menebak bahwa Lin Xiao saat ini tengah mengalami trauma. Buru-buru dia memeluk Lin Xiao, mengelus bahunya agar adiknya itu merasa lebih tenang.

Biarpun usianya dua puluh tujuh tahun, tetapi Lin Tian memiliki mental orang sembilan puluh tahun, sehingga dia tahu bagaimana cara untuk membuat seseorang tenang saat berada di bawah tekanan.

"Tenangkan dirimu. Aku sudah ada di sini. Jadi kau bisa tenang." Lin Tian terus menepuk bahu Lin Xiao.

"Gereja Bulan Darah!" Mata Lin Tian langsung membulat saat batinnya menyebut nama tersebut. Nama yang sama, pada kehidupan pertamanya yang sudah menciptakan era kekacauan.

Ada banyak tangisan di mana-mana. Mereka yang tidak bersalah harus merenggang nyawa akibat perang yang tak berkesudahan itu.