Malam ini hujan turun dengan derasnya, membuat malam yang dingin menjadi lebih dingin lagi. Rasanya sangat enak jika malam ini makan bakso lalu tidur. Namun, aku yang malang ini, masih saja menunggu di depan gedung SM. Edisi akhir bulan. Mau diapakan lagi?
"Dek, Meneger kamu blum jemput? kakak duluan yah?" Pamit kak Baekyun, Senior tempat ku bekerja. Aku hanya menggumam dan mengangguk. "Eh, dek. kamu jangan malam-malam lho pulangnya. Tadi pagi kakak baca berita di Internet, ada pembegalan di persimpangan dekat sini. Hati-hati, sudah sepi soalnya kalo perlu kakak anter ke Asrama." tawar Ka Baekhyun
"Thanks, Ka. Nggak usah aku masih ada jadual pemotretan kak" Jawabku.
Akhirnya Kak Baekhyun pun pulang.
Ah.. Hanya aku yang tersisa di sinni. Sepi sekali rasanya. Agak merinding juga aku sendirian disini. Aku pun fokus dengan hp ku untuk mengalihkan rasa takutku. Beruntungnya hujan sudah mulai reda sehingga aku tidak merasa kedinginan lagi. Dan Meneger ku juga sudah datang.
Jalan yang aku lalui sangat sepi. Sudah jam 11 malam saat aku masuk mobil tadi. Di depan mataku adalah persimpangan jalan yang tadi Kak Baekhyun bicarakan. Jalan yang aku lalui ini memang gelap dan sepi, apalagi saat malam begini. aku minta menegerku untuk mempacu mobil dengan cepat. Tiba-tiba...
Sring...
Aku melihat cahaya yang sangat silau dari arah berlawanan. Saking silaunya membuat menataku sakit.
Braaakkk!!
Suara nya begitu keras membuatku begitu panik "Kenapa Hyung?" tanyaku pada mengejer hyung
"tidak tahu sepertinya hyung menabrak sesuatu, tunggu sebentar biar hyung priksa kamu tetap di sini jangan kemana mana."
saat mengejer hyung turun aku melihat segerombol orang yang mengerubunginya.
"Wah, dapet mangsa nih kita.." Kata si berbadan tinggi besar.
"Kita apain nih enaknya?" Sahut si kurus.
"Apa-apaan kalian..?! Kalau kalian berani macam-macam, aku akan telepon polisi..!!" Sontak mereka tertawa terbahak-bahak.
"Polisi?!" Jawab si kurus "Kamu sudah ada dalam genggaman kita, menyerah sajalah dan berikan semuanya yg km punya.."
aku begitu takut dan panik, aku tak tahu harus berbuat apa hp ku semenit yang lalu sudah mati. melihat orang orang itu memukuli menger hyung aku keluar dari mobil dan berlari sambil berteriak minta tolong. tetapi jalanan begitu sepi, dan aku terjatuh.
Aku bangkit dan mencoba melarikan diri. Namun mereka menahanku. aku tidak tahu sejak kapan merwka sudah menagkapku. Sekuat tenaga aku melawan, namun apa dayaku yang berbadan kurus begini. Tiba-tiba aku merasakan sakit di tengkukku dan semuanya menjadi gelap.
Saat tersadar, aku berada di ruangan yang gelap bersimpuh di tanah. Kulihat sekelilingku, sepertinya ini gudang. Bau cat kayu merebak. Mungkin aku ada di gudang pabrik.
Aku bangun dan berusaha mencari jalan ke luar. Aku cari jendela, celah, atau apa pun yang bisa mengeluarkanku.
Ah, akhirnya aku menemukannya. Jendela itu sangat tinggi. Aku harus memanjat dulu. Tapi aku tidak menyerah. Sebisa mungkin aku meminimalisir suara yang kubuat, sehingga tidak terdengar ke luar. Kemudian aku panjat... dan Hap! Aku melompat ke luar. Di sekelilingku adalah kebun yang rindang dan tidak terurus. Aku harus melewati kebun ini untuk sampai ke jalan raya dan memohon pertolongan.
Namun... DUAR! Ada peluru yang hampir mengenaiku, meleset mengenai pohon di sekitarku. Aku rasa aku sudah ketahuan. Aku pun berlari dengan kencang menerjang kebun yang dipenuhi pohon-pohon besar dan rindang itu. DUAR... DUAR... DUAR... Suara itu terus mengiringi pelarianku. Kemudian aku mendengar suara derap langkah lari di belakangku. Ah tidak, mereka mengejarku sambil terus menembakiku.
DUAR... DUAR... DUAR...
Baku tembak terus kudengar. Staminaku mulai habis. Aku mulai kelelahan berlari. Aku pun bersembunyi di balik semak-semak sambil melawan rasa panik dan ketakutanku. Aku mendengarnya. Suara derap kaki itu.
"Kemana dia?". "Dia pasti bersembunyi di sekitar sini."
"Itu bagus, Ini akan semakin menarik."
"Ayo kita cari dia!" Kemudian mereka pun pergi. Aku sama sekali tidak tahu, berapa orang yang mencariku dan siapa mereka semua. Aku memaksakan diri ke luar dari tempat persembunyianku dan kembali berlari.
Aku hampir sampai di jalan utama. Yay! Aku berhasil! Aku akan berlari lagi dan meminta pertolongan kepada orang yang lewat. Saat aku sampai di jalan raya...
DUAR...
Suara tembakan kembali hampir mengenaiku. Aku pun berlari menelusuri jalan raya. Berharap ada orang yang lewat atau bisa aku temui. Kemudian aku melihat orang berjalan di depanku. Aku berlari dengan cepat sambil memanggilnya.
"Ajushi...! Tolong saya...! Saya diculik!" Orang itu pun berbalik, melihat ke arahku dan menyeringai. Dan digenggamannya, ada senjata pematik api yang sangat besar....
Renjun Hyung, tolong aku...
Bersambung...