"Sayang, apa yang kamu lakukan?" Delice menemukan Naura berada di dalam kamar mandi.
Ditangan Naura sudah ada pisau yang siap untuk mengiris daun telinganya.
"Aku-Aku..." Naura berbicara dengan suara yang gugup.
Sorot mata kekhawatiran yang terpancar dari mata Delice, merasuk ke dalam jiwa Naura. Ketenangan itu, datang menghampiri diri yang sedang terbelenggu oleh guncangan maut.
Delice mencium bibir Naura. Bibir yang selalu di inginkannya setiap hari. Bibir yang seperti candu baginya. Bibir yang tidak pernah lagi di kecupnya, di lumatnya setelah Naura sakit.
"Aku tidak tahu caranya menenangkan seorang wanita, tapi dengan cara ini pasti bisa. Kenapa aku jadi tidak ingin berhenti?" batin Delice.
Naura memejamkan matanya, sama halnya dengan yang di lakukan oleh Delice. Mereka seperti sedang merindukan satu sama lain.
Naura lupa dengan ketakutan dan juga anting yang terpasang di telinganya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com