"Kita berdoa saja, Ma. Semoga saja temanku itu bisa membantu dan memberikan pinjaman uang agar aku bisa melunasi hutang papi. Seandainya itu bukan perusahan mami, aku tidak akan peduli meski perusahan itu akan jatuh ke tangan orang lain."
"Baiklah. Jika itu sudah keputusanmu, mama hanya bisa mendukungmu, Sayang."
Kensky pun berdiri. "Tunggu sebentar, aku akan mengambil sertifikat itu."
Rebecca pun bersorak-sorak gembira. Dalam hati ia berteriak-teriak seperti orang yang sedang menang undian.
"Sebentar lagi aku akan kaya raya. Uang dari penjualan perusahan ditambah uang rumah ... Wahh, aku tak sabar lagi ingin liburan dan menjauh dari keluarga ini."
Di sisi lain.
"Kau sudah mengurus semuanya, Matt?" tanya Dean yang kini sedang berada di ruang tamu.
"Sudah, Bos. Semuanya sudah beres."
Bibir Dean mengulas senyum licik. "Aku tak sabar lagi ingin melihat mereka keluar dari rumah itu," katanya seraya menyodorkan tubuhnya untuk menuangkan wiski ke dalam gelas.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com