webnovel

MyLovely Wife

Penulis: Shasadewa
Perkotaan
Sedang berlangsung · 21.6K Dilihat
  • 9 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Attaya Aurora, gadis pintar,cantik dan bertubuh ideal ini digandrungi banyak lelaki. Ia memiliki kebiasaan buruk yang suka menghambur hamburkan uang. Hal tersebut membuat sang ayah naik pitam dan menghukumnya dengan mencabut segala fasilitas Aya. Karena itulah Aya marah dan memilih pergi dari rumah. Ia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa tanpa bantuan sang ayah. Namun naas cinta satu malam merubah kehidupan Attaya Aurora, ia harus menikah dengan Gilang Antariksa pria yang tanpa sengaja tidur dengannya. Akankah cinta hadir diantara mereka? mari simak romansa cinta Aya dan Gilang dalam setiap partnya... ig : Shasadewa

tagar
2 tagar
Chapter 1Pilihan Hidup

Bab 1 Pilihan Hidup

Tak tak tak

Suara sepatu pantofel yang beradu dengan lantai marmer terdengar semakin nyaring kala sesosok pria paruh baya masuk ke dalam rumah diikuti seorang tangan kanan dan dua orang body guard-nya.

"Selamat sore tuan," sapa seoarang kepala pelayan betubuh besar dengan perut yang terlihat sedikit membuncit.

"Mun, dimana Attaya?" tanya Arya dengan sorot mata yang tajam.

"Nona Aya belum pulang tuan," jawab Mun sembari menunduk.

"Ckk anak itu benar benar harus diberi pelajaran," gerutu Arya. "Mun pangil Nyonya kemari" perintah Arya kepada pak Mun.

"Baik tuan." Pak Mun berjalan cepat menuju halaman belakang tempat dimana Mona sedang bersantai menikmati senja.

Langkah Mun terhenti tepat dihadapan sesosok wanita paruh baya yang sedang duduk sembari meminum teh herbal favoritnya. Dengan hati hati Mun mulai membuka suara.

"Selamat sore Nyonya," sapa Mun santun.

"Sore Mun, ada apa? Apakah ada yang ingin kau bicarakan?" tanya Mona seolah mengerti arti raut wajah Mun.

"Bu-bukan Nyonya, bukan saya," jawab Mun sedikit gugup.

Mona meletakkan tehnya lalu menegakkan tubuhnya bersiap mendengar jawaban Mun selanjutnya. "Lalu?" tanya Mona menyelidik.

"Tu-tuan besar memanggil nyonya. Beliau sepertinya sedang marah nyah" jelas Mun dengan suara bergetar.

"Ada apa lagi ini," desis Mona sembari memijit pelipisnya dengan kedua tangannya. "Baiklah dimana dia sekarang Mun?" tanya Mona kemudian.

"Tuan berada di ruang tengah nyonya."

"Oke. Ayo kita ke sana." Mona segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang tengah. Sementara Mun berjalan menunduk di belakang Mona.

Mona menarik nafas panjang kala langkahnya mulai memasuki ruang tengah ia memasang seyuman manis untuk menutupi rasa takutnya.

"Sayang, kau sudah pulang hemm?" sapa Mona lembut.

"Ya. Baru saja. Dari mana saja kau? Mengapa lama sekali?" tanya Arya dengan suara yang terdengar mengandung emosi.

"Aku duduk di taman sayang mencari angin segar sembari minum teh untuk menghilangkan penatku," papar Mona jujur.

"Jo bawa kemari mapnya." Tak menanggapi ucapan sang istri. Arya justru meminta meminta sang Asisten mengambilkannya sebuah map.

Jo mengeluarkan sebuah map dari balik jasnya lalu memberikannya kepada Arya. "Ini tuan," ucap Jo sembari menyodorkan sebuah map.

Tanpa basa basi Arya melempar map tersebut ke meja tepat di depan sang istri. Dengan hati hati hati Mona meraih map tersebut lalu melihat apa isinya. Mona membelalakkan matanya kala melihat isi map tersebut. Kali ini ia mengerti mengapa sang suami benar benar marah.

"Pa, ini salah mama. Mama yang terlalu memanjakan Aya. Tolong jangan hukum dia yang berlebihan ya," bujuk Mona.

"Papa sudah mengingatkannya berulang kali ma, dia harus dikasih pelajaran," ucap Arya dengan nada penuh emosi.

"Pa, kendalikan emosi papa. Kita bicarakanini baik baik ya," ucap Mona lembut mencoba meredakan emosi sang suami.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, tak lama setelahnya Aya datang dengan wajah tanpa dosa. Ia menyapa kedua orang tuanya dengan wajah ceria namun diabaikan oleh keduanya yang membuat Aya bertanya tanya apa yang sedang terjadi.

"Yuhuuu… Aya pulang," seru Aya yang berjalan masuk ke dalam rumah.

"Sore ma pa, Aya pulang" sapa Aya ramah.

Aya mengernyitkan dahinya kala tak mendapat tanggapan dari orang tuanya. Ia lantas bergerak mendekat. "Ma pa ada apa? Mengapa kalian diam saja?" tanya Aya heran.

Arya sudah tidak tahan lagi. Emosinya sudah tak bisa ia bending lagi. Tanpa basa basi ia langsung saja melemparkan map yang berisi laporan pengeluaran kepada depan Aya.

"Pa apa ini?" tanya Aya terkejut.

"Baca!" seru Arya murka yang membuat nyali Aya menciut.

Aya membuka map tersebut. Ia tak menyangka jika kekhilafannya kemarin membuat tagihan sebanyak itu.

"Pa Aya minta maaf, Aya bisa jelasin semuanya," ucap Aya mencoba membela diri.

Arya diam tak merespon permintaan maaf sang putri karena ia sudah dikuasai amarah.

"Attaya, berikan kepada papa semua kartu kreditmu, papa akan mencabut semua fasilitasmu!" seru Arya dengan nada marah.

"Ta-tapi pa," sanggah Aya yang tak dihiraukan oleh Arya.

"Jo... Ambil tas itu dan bawa kemari," perintah Arya kepada Jonathan asistennya.

Dengan gerak sungkan lelaki yang akrab dipanggil Jo tersebut mengambil tas yang saat ini sedang dipakai oleh Aya lalu menyerahkan tas tersebut kepada tuannya. Sementara itu Aya hanya pasrah, saat ini Jo mengambil tasnya dan memberikannya kepada sang papa.

"Semuanya papa sita. Silahkan kamu berfikir dan memperbaiki diri," ucap Arya berlalu pergi.

Sama halnya dengan sang ayah yang marah, Aya yang saat itu masih remaja pun juga marah karena ia berfikir jika sang ayah kejam padanya. Meski pada kenyataannya dia lah sendiri yang salah. Aya diam diam pergi meninggalkan rumah tanpa membawa uang sepeserpun. Ia hanya membawa sebuah koper yang berisi baju dan dua buah tas serta ponsel miliknya.

Aya menghubungi Kinan. Ia meminjam uang kepada Kinan untuk ongkos naik taksi dan juga menyewa sebuah kamar kost. Beruntungnya Kinan adalah sahabat yang baik. Ia langsung memberikan pinjaman kepada sang sahabat tanpa mempermaslahkan kapan mengembalikannya dan untuk apa uang tersebut.

"Oke Aya ini pilihan hidup yang sudah kamu pilih dan kamu harus membuktikan kepada mereka jika kamu bisa bertahan hidup tanpa bantuannya" ucap Aya sebelum memejamkan matanya.

Tiga tahun Kemudian

Seorang gadis cantik duduk sendirian di kafe yang terletak di depan kampus, ia nampak sedang mengaduk aduk jus-nya menggunakan sedotan namun pikirannya menerawang jauh entah kemana hingga sebuah seruan mengagetkannya.

"Woiii…. Lu ngapain bengong sih" seru Kinan sahabat Aya yang setia menemani Aya saat masa masa sulitnya.

Aya memutar bola matanya malas dan berdecak kesal karena minuman yang berada di depanya hampir saja tumpah jika tangannya tak sigap. "Ckk lu bisa gak sih Nan gak ngagetin orang gitu?" sungut Aya kesal.

"Hei… Gue uda panggil panggil lu ya tadi. Tapi lu-nya aja yang gak denger malah asik ngaduk-aduk jus sembari bengong. Ish" Adu Kinan tak terima.

"Oke baiklah gue minta maaf… gue lagi kepikiran mama" tutur Aya yang membuat sang sahabat menoleh dan memperhatikan wajahnya.

"Kenapa lagi sih Ay? Lu berantem lagi sama bokap lu? Atau lu ada masalah?" Tanya Kinan berentetan.

"Gue rindu mama Nan. Dan gue pengen gitu jalan jalan sama mama kaya dulu lagi, curhat curhatan dan manja manja sama mama" beber Aya sembari mengingat masalalunya bersama dengan sang ibu.

Kinan menghembuskan nafas panjeng lantas memeluk sahabatnya itu. "Gue tahu bagaimana perasaan lu sekarang Ay… Jangan bersedih" bisik Kinan sembari mengusap lembut punggung Aya.

Ya… Pelukan dan support Kinan adalah obat mujarab untuk menenangkan hati Aya selama ini ketika ia merasa sedih dan terpuruk. Kinan mengendurkan pelukannya lalu menghapus jejak air mata yang jatuh dipipi Aya.

"Ayo kita temui tante besok? Gimana? Kita jalan bareng. Gue, lu sama tante Mona? Kita traktir tante Mona makan direstoran tempat biasa kita makan kita ajak tante jalan jalan ke tempat tempat yang biasa kita kunjungi. Gimana?" usul Kinan yang mebuat Aya terssenyum lalu mengangguk setuju.

"Nanti gue aja yang telpon tante… kamu tinggal terima beres" ucap Kinan yang mendapat balasan pelukan oleh Aya.

"Kinan…. Lu emang terbaik…" ucap Aya girang.

"Eh iya sampai lupa…" ucap Kinan yang sembari melepas pelukan Aya.

"Ada apa Nan?" Tanya Aya sembari mengernyitkan dahinya.

Kinan tidak menjawab Ia sibuk mengorek ngorek isi tasnya mencari sesuatu yang harus ia berikan kepada Aya. Sementara Aya menatap penasaran kea rah sang sahabat.

Bersambung…

Heihooo…. Kira kira apa ya yang akan diberikan Kinan kepada Aya sampe ngorek ngorek tas gitu? hehe

Ayo dong tinggalkan review kalian dikolom komentar ...

Anda Mungkin Juga Menyukai

Clara (Wanita Simpanan)

PERINGATAN! Novel ini terdapat konten dewasa dan sedikit kekerasan. Harap bijaklah memilih bacaan. Novel ini tidak diperuntukan bagi usia -20 tahun. Terbisa hidup mewah, membuat Clara terbiasa melihat segala sesuatunya dari sisi uang. Baginya, tak ada kecantikan tanpa uang, tak ada kebahagiaan tanpa uang, bahkan tak ada kehidupan tanpa uang. Bahkan dirinya rela menjadi wanita simpanan dari pria kaya raya hanya demi menunjang kehidupan mewahnya. Tugasnya hanya cukup menghangatkan ranjang pria itu ketika pria itu datang menemuinya. Sedangkan dirinya bebas memakai uang pria itu kapanpun dia menginginkannya. Bahkan semua fasilitas mewah pun dia dapatkan dari pria itu. CLARA (WANITA SIMPANAN) SEASON II. Dipertemukan kembali di sebuah pesta setelah bertahun-tahun tak bertemu, membuat Bram dan Clara mengalami masalah yang akhirnya membongkar status hubungan keduanya yang selama bertahun-tahun tak pernah terendus oleh siapapun. Lantas, mungkinkah keduanya dapat bersatu kembali, memulai kisah baru yang tak lagi membuat keduanya tersakiti? CLARA (WANITA SIMPANAN) SEASON III Kehidupan terus berlalu, anak-anak Clara dan Bram pun sudah tumbuh dewasa. Di mana salah satunya sudah ada yang menikah, yaitu Gabriela Anastasya Sasongko (Cerita Briel ada di novel Crazy Wife Vs Cold Husband masih di Webnovel) Tepat beberapa tahun setelah Gabriela menikah. Dua pemuda tampan yang saat ini mengambil alih memimpin perusahaan Abraham Sasongko yang tak lain adalah Antonio Sasongko dan Leonardo Sasongko yang mana mereka adalah putra dari Abraham Sasongko dan Clara Wibisono. Mereka awalnya menjalani kehidupan mereka dengan normal. Namun, seiring berjalannya waktu, keduanya mulai diterpa masalah yang mana melibatkan hati. Pria pun memiliki hati, bukan? Ada saatnya mereka tak hanya memakai logikanya saja. Antonio, harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memilih pergi mengejar impiannya dan meninggalkan Antonio di tengah cinta Antonio yang begitu melekat terhadap wanita itu. Lantas, akankah Antonio kembali menerima wanita itu, setelah wanita itu kembali? Sementara itu, masalah pun tak luput menghampiri Leonardo, di saat masalah menghampiri sang kakak, Antonio. Dirinya pun dihadapkan dengan masalah yang tak kalah rumit. "Are you serious?" pekik Leonardo ketika dirinya melihat sebuah benda pipih di tangannya yang diberikan oleh seorang wanita yang berpenampilan begitu sederhana. Bahkan jauh dari kriteria wanita yang Leonardo sukai selama ini, di mana Leonardo menyukai wanita yang cantik serta berpenampilan seksi. Melihat benda pipih bergaris merah berjumlah dua garis tersebut, membuat Leonardo merasa syok. Bagaimana bisa dirinya begitu ceroboh sehingga membuat seorang wanita mengandung benihnya? Lantas, apa yang akan terjadi setelah itu? Mungkinkah Leonardo akan mempertanggung jawabkan perbuatanya? Bagaimana jadinya, jika Bram dan Clara mengetahui masalah yang menimpa putra bungsunya tersebut? Note: Untuk Clara (Wanita Simpanan) Season III ini. Hanya akan fokus pada Antonio dan Leonardo. Briel nggak akan muncul di season III ini, ya. Dia punya cerita khusus di Novel Crazy Wife Vs Cold Husband. Follow media sosialku; IG: @dania_zulkarnaen FB: Mahdania

Mahdania · Perkotaan
5.0
455 Chs

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa. Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir: "Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja." "Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja." "Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?" Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?" *** Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga: "Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?" Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing." Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Mr. Yan · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
720 Chs

DUKUNG