webnovel

Ch. 92

Huh,, masih gelap? Apa Sehun tembok belum pulang?

Suzy heran sendiri, membuka pintu besar di depannya lalu kembali menganga.

Gelap.

Dengan langkah seribu Suzy langsung menaiki tangga dan membuka pintu kamarnya. Sama. Gelap.

"Sehun benar-benar belum pulang!" Seru Suzy. Meraba dinding lalu menemukannya.

Cklik.

Terang.

Menghembuskan nafas lega lalu menyender pada tembok, ia benar-benar lelah. Demi apa pun, dia benar-benar menguras tab-

"Baru pulang hmm?"

Sret.

Suzy menolehkan kepalanya ke kiri. Sehun. Disana ada Sehun! Berdiri dengan menyenderkan tubuhnya pada dinding dengan bertumpu pada bahu kanan dan tangan bersedekap di dada.

"Sehun." Panggil Suzy, berusaha terlihat biasa, tapi ya.. apa daya. Suaranya tetap terdengar bergetar. Sungguh karisma Sehun itu tak terbantahkan!

"Baru pulang? Dari? Ah.. dan juga,, seratus lima puluh juta won." Sehun masih menyender, menatap Suzy dari ujung rambut sampai ujung kaki. Seakan-akan mengulitinya.

"Mm ya, dari bank dan ke suatu tempat. Mm aku meminjamnya, akan aku kembalikan. Aku janji." Suzy kalang kabut, bagaimana bisa Sehun tau jika ia menganbil uangnys tanpa izin. Luar biasa!

"Meminjam? Bahkan kau belum mengatakannya padaku." Berjalan menuju ranjang, dan duduk di pinggirnya. Masih dengan bersedekap dada tentu saja.

"Aku baru akan mengatakannya."

"Kalau begitu katakan."

"Sehun. Aku pinjam uangmu seratus lima puluh juta won." Ucap Suzy, menunduk lalu berjalan mendekati Sehun.

"Kapan kau kembalikan?"

Urat mari Suzy mulai mencuat! Yang benar saja?! Suzy istrinya dan Suzy harus mengganti? Woah! Perhitungan sekali bukan?!

"Apa harus?" Tanya Suzy dengan wajah kalemnya. Nominal yang ia pinjam itu tidak banyak. Woah.

"Kau meminjamnya bukan?" Entah apa yang ada di otak kepala suaminya ini. Suzy benar-benar  tak mengerti! Sungguh keterlaluan.

"Baiklah. Beri aku waktu." Pinta Suzy. Meremas ujung bajunya dengan bibir yang mengerucut lucu, ia harus bekerja mulai saat ini.

Sret.

"Lain waktu, katakan padaku. Untuk apa dan berapa. Aku memang memberikannya padamu, tapi jika kau menggunakan tanpa tujuan yang jelas aku benar-benar tidak suka." Ujar Sehun. Menarik Suzy untuk duduk di pangkuannya lalu memeluknya.

"Aku menggunakannya untuk badan amal." Jawab Suzy. Melingkarkan tangannya di leher Sehun lalu merapikan sedikit rambut berantakan Sehun yang entah kenapa malah terlihat makin tampan untuknya.

"Benarkah? Kau sudah besar ternyata." Puji Sehun. Mengusak rambut Suzy lalu tersenyum. Kali ini bukan senyum tipis. Tapi benar-benar senyuman manis. Oh sungguh, Suzy jatuh cinta lagi.

"Masih ada yang perlu kau jelaskan padaku, kelinci liar!"

"Huh?"

"Apa yang kau lakukan hingga membuat aku dipanggil ke universitasmu. Kau bukan anak SMU lagi."

**

"Jadi kalian ambil bagian masing-masing?" Tanya Sehun tak percaya, bersedekap dada seraya menggeleng tak percaya.

"Yap, V mendorong Yunho dan melanjutkan dengan Kai yang menendang bokongnya, lalu Baekhyun menjambak rambutnya, Chanyeol memutar pusarnya, dan Jiyeon yang terakhir memberi ciuman manis dari kepalan tangannya." Jelas Suzy dengan wajah polosnya. Memainkan rambut Sehun yang saat ini sedang tiduran di pangkuannya.

"Lalu apa yang kau lakukan?" Tanya Sehun lagi.

"Aku? Hanya menjambak rambut Taeyon lalu membantingnya ke tanah." Jawab Suzy.

"Hanya?" Heran Sehun, menarik gemas rambut Suzy hingga gadis itu terpekik kecil.

"Hahahaha ya, hanya." Ulang Suzy. Menarik hidung Sehun hingga pemuda itu membalas dengan mencubit keras pipinya.

"Akh. Sakiiit!" Pekik Suzy. Memutar pusar Sehun dan memukul dada bidangnya.

**

Tak.

Dugh.

Akh.

Ssh.

Tak.

"Yak! Berhenti Sehun! Sakit! Aku tidak sedang belajar untuk ujian! Berhenti memukul kepalaku!" Pekik Suzy tak terima. Sedari tadi yang dilakukan Sehun hanya memukul kepalanya dengan pensil, pena, atau apa saja yang dapat ia gunakan untuk memukul kepala gadis mungil itu.

"Biar otak batumu itu bisa berjalan dengan lancar tanpa hambatan!" Dengus Sehun kesal. Ia hanya tak percaya, dengan tampang polos manusia-manusia menyebalkan itu mengatakan bahwa Sehun adalah walinya? Heol!

"Kau pikir jalan tol!" Balas Suzy tak mau kalah.

Saling melempar tatapan sengit tanpa menghiraukan tamu mereka yang entah kapan datangnya itu. Bahkan dengan seenak jidatnya duduk diantara mereka.

"Kalian kenapa?" Tanya Chanyeol heran. Memandang pasangan di depan mereka yanh tak kunjung mematahkan tatapan dengan sambungan petir itu.

"Kami membawa pizza, ayam goreng, serta beberapa cemilan lainnya. Jadi berhenti menciptakan petir dan ayo makan. Kami lapar." Celoteh Jiyeon panjang lebar. Menarik kerah baju Suzy lalu menyeretnya kedapur.

Baekhyun, Jiyeon, Kai, dan Chanyeol saling tatap. Heran. Melihat bagaimana cara pasangan di depan merek ini memperebutkan satu paha ayam yang sama, padahal masih banyak di dalam kotak besar itu.

"Lepas!" Desis Suzy.

"Tidak! Kau yang lepas!" Balas Sehun.

"Ada apa dengan mereka?" Bisik Jiyeon.

"Sepertinya perang dingin." Jawab Kai seraya meringis saat ia tak sengaja melihat bagaimana dua orang itu saling memperebutkan pizza sekarang.

"Tadi ayam. Sekarang pizza!" Desah Chanyeol lelah.

"Lepas!"

"Tidak. Ambil yang lain! Masih banyak di sana."

Lagi.

Mereka memperebutkan potongan pizza yang sama. Sebelah tangan mereka memegang ayam yang sama, dan sebelah lagi memegang pizza yang sama. Lama-lama Jiyeon jengah jika begini!

"Hei henti-"

Ctak.

Sret.

Pluk.

"Ops." Ringis kai. Menutup telinga dengan kedua tangannya saat ia rasa akan ada teriakan luar biasa keras setelah ini. Dalam hitungan..

Satu..

Dua..

Tig-

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Pekik Jiyeon murka. Menyingkirkan potongan pizza yang mendarat tepat di wajahnya.

Itu ulah dari dua makhluk yang sudah membuat masalah sedari tadi. Dimulai dengan saling tarik menarik lalu entah karena apa saling melepaskan dan akhirnya, ya beginilah. Berakhir di wajah Jiyeon.

"Dia yang mulai!" Sungut Suzy.

"Kau yang mulai!" Balas Sehun.

"Kau yang memukul kepalaku duluan."

"Kau yang mencari masalah pert-"

"Bukan ak-"

"DIAAAAAAAM!"

TBC

THANK U

SEE U NEXT CHAP

DNDYP