webnovel

Ch. 69

Suzy terbangun dari tidurnya, mengerjapkan mata bening dengan manik sekelam malam itu. Hal pertama yang ia lihat adalah... dada bidang Sehun.

Suzy sempat heran, tapi bayangan kegiatan mereka tadi malam membuatnya bersemu parah. Oh tidak!

Suzy menggeliat pelan. Melirik jam pada meja nakasnya lalu mendesah lelah. "Ini masih pukul dua." Gumam Suzy. Mengeratkan pelukannya pada pinggang Sehun lalu menelusupkan kembali kepalanya pada dada bidang Sehun.

Bukannya tidur nyenyak, ia malah sibuk menggeliat tak karuan dalam pelukan Sehun. Bagai ulat bulu kepanasan.

"Terbangun?" Tanya Sehun dengan suara seraknya yang begitu, yah... seksi.

Suzy mendongak, menatap mata Sehun lalu menangguk. Entah kenapa ia kembali tersipu malu saat melihat bagaimana berantakannya rambut Sehun. Ya tuhan! Dia benar-benar seksi. Suzy membatin takjub. "Aku mengganggumu?" Tanya Suzy kemudian. Merasa bersalah.

"Bagaimana aku bisa terbangun jika aku tidak tidur?" Sehun kembali bertanya. Mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Suzy. "Tidurlah. Masih sangat lama hingga jam enam pagi." Ujar Sehun. Menyingkirkan helaian rambut Suzy yang menghalangi mata bening itu.

"Aku tidak bisa." Bisik Suzy.

Alis Sehun bertaut heran, apa yang tidak bisa? Sungguh Sehun tak tau. "Kenapa?"

"Itu milikmu keluarkan. Sakit." Ringis Suzy. Menenggelamkan kepalanya dalam Selimut karena malu. Sungguh sangat malu.

"Itu apa?" Sehun masih saja pada mode bodohnya. Mengeryit heran tak mengerti.

"ITU Sehun. Itu! Mm.. yang.. emm.. itu!!" Suzy geram sendiri. Tidak mungkin ia menyebutnya langsung. Mau di taruh dimana wajahnya?

"Aaa.. aku tau." Ujar Sehun kemudian. Mengangkat sedikit tubuhnya lalu terkekeh geli melihat Suzy saat ini. Melebihi kepiting rebus. Sungguh.

"Kenapa tak bilang langsung?" Tanya Sehun.

"Pria tak akan mengerti!" Dengus Suzy.

"Maaf dan terima kasih." Bisik Sehun. Mengusap sebelah pipi Suzy yang hanya mengerutkan alisnya tak mengerti.

"Untuk ap- aaa,, tidak tidak. Seharusnya aku yang meminta maaf Sehun. Selama ini aku belum menjadi istri yang baik untukmu. Dan terima kasih karena sudah menungguku." Suzy menjelaskan panjang lebar, tersenyum tipis dan mengalihkan tatapannya kemana saja agar tak bertemu pandang dengan mata elang Sehun.

"Sama-sama kalau begitu." Ujar Sehun, mencium pipi Suzy yang hanya bisa memerah saat ini.

"Sehun. Apa kau bisa tidur?" Tanya Suzy.

"Entahlah. Aku rasa tidak, kenapa?" Setelah menjawab pertanyaan, Sehun malah memberi pertanyaan lagi.

"Aku tidak bisa tidur." Adu Suzy.

"Ingin jalan-jalan?" Tawar Sehun.

"Pagi-pagi begini?" Tanya Suzy, anggukan Sehun berikan. Tanpa pikir panjang, Suzy langsung bangkit dari posisi tidurnya, hendak berdiri namun..

"Ssh.. akh." Ringisnya pelan dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sakit?"

"Tidak, aku bisa menahannya." Tersenyum lemah, Suzy tau jika dia bilang tidak, maka rencana jalan-jalan pagi butanya akan tinggal kenangan saja. Kan tidak lucu.

"Kau yakin? Kita bisa men-"

"Aku baik-baik saja Sehun. Kita jadi pergi? Ayolah." Bujuk Suzy.

**

Sehun dan Suzy saling diam. Bukan karna canggung tapi memang karena mereka nyaman. Genggaman tangan Sehun malah tak lepas-lepas sedari tadi. Menyembunyikan sebelah tangan istrinya pada kantong jaketnya, menghalau dingin yang bisa saja membuat istrinya sakit.

"Masih kuat?" Tanya Sehun.

"Mm. Tentu!" Jawab Suzy yakin, tersenyum ke arah Sehun lalu memeluk lengannya. Entah kenapa ia bahagia sekali malam ini. Sangat bahagia.

"Sehun! Ayo makan ramen." Ajak Suzy antusias. Mendongak menatap Sehun yang memang lebih tinggi darinya.

"Ramen? Memang ada kedai yang ramen yang buka malam buta begini?" Tanya Sehun heran.

Suzy mengangguk antusias. "Tentu! 24 jam. Aku sering kesana." Ujar Suzy, menarik lengan Sehun agar bisa menyamai langkahnya, perutnta sudah tak bisa diajak kompromi. Bayangkan saja bagaimana lelahnya mendes- ah, maksud Suzy, bayangkan saja bagaimana lelahnya menangis sepanjang malam.

"Kau sering keluar malam? Kapan? Setauku kau selalu tidur disampingku." Bisik Sehun. Bukan niatnya menggoda sungguh!

"Saat kau keluar kota. Aku janjian dengan Jiyeon, Baekhyun, dan Chanyeol. Mengendap-ngendap keluar rumah, dan berakhir dengan jeweran ayah pada telingaku!" Sungut Suzy. Mendudukan Sehun pada salah satu kursi dan memesan menu andalannya.

"Sehun kau minum? Jus, bir? Ah bir jangan, ata-"

"Cukup mineral."

"Oke."

Entah sejak kapan Suzy sudah merebahkan kepalanya di bahu tegap Sehun. Mengayun-ayunkan kakinya bagai anak kecil lalu sesekali mencubit gemas lengan suaminya itu. "Kenapa lama sekali. Aku sudah sangat amat teramat lapar!" Oceh Suzy bersungut-sungut. Bahkan hampir menggigit lengan Sehun karena gemasnya.

"Hei kelinci liar! Seenak jidatmu saja!" Sungut Sehun kesal. Menyentil dahi Suzy lalu hendak menarik kedua pipi berisi itu sebelum-

"Pesanan anda tuan, nona."

Suzy berseru gembira, tanpa pikir panjang langsung mengambil sendok dan menyuapnya.

Glek.

"Hah.. hah.. hah.. panas Sehun panas. Huaaah. Panas panas panas." Heboh Suzy seraya mengipas-ngipas mulutnya, lengkap dengan mata berkaca-kaca tentu saja.

"Dasar rakus!" Omel Sehun, tapi tetap saja, mengambilkan segelas air untuk kelinci liarnya itu. Hampir saja Suzy menyemburkan airnya kalau tak ingat Sehun yang duduk di sampingnya.

"Woaah Sehun tak tau kah kau sayang? Aku kepanasan dan kau memberiku air hangat?" Tanya Suzy tak percaya, untung ia masih ingat bagaimana Sehun memberikannya air lengkap dengan senyuman penenangnya itu.

"Setidaknya kau tidak kepanasan lagi kan?" Ujar Sehun.

Suzy mengangguk, menirukan gaya makan Sehun yang sangat elegan, dan sangat perlahan. Bagai putra mahkota dari kerajaan bangsawan.

"Sehun?" Panggil Suzy.

"Ya?" Jawab Sehun.

"Apa kau anak, keturunan, atau ingkarnasi dari putra mahkota?" Pertanyaan bodoh Suzy membuat Sehun terkekeh pelan. Bahkan kekehannya sangat elegan, pikir Suzy.

"Apa maksudmu sayang? Tentu saja tidak." jawab Sehun.

"Tapi Sehun, caramu duduk, berjalan, makan, minum, terkekeh, tertawa bahkan semuanya seperti putra mahkota pada kerajaan dari cerita-cerita yang aku baca." Jelas Suzy.

"Oh sayang, kau terlalu banyak membaca cerita fiksi. Apa aku juga seperti pangeran?" Goda Sehun.

"YA!" Reflek. Suzy reflek menjawab YA dengan kencang. Tanpa pikir panjang dan dengan wajah bahagia.

"Woah, semangat sekali." Kekeh Sehun lagi. Mengusak kepala Suzy sayang. Membuat Suzy tersipu malu.

"Sehun. Kau membuatku memerah parah." Keluh Suzy.

**

"Sehun. Ayo kita susun rencana." Ajak Suzy.

"Rencana apa?" Tanya Sehun.

"Jiyeon." Singkat, padat, dan jelas.

Sehun menghela nafas. Menangkup pipi Suzy lalu menatap matanya dalam-dalam. "Dengar sayang. Itu masalah keluarga, dan tak seharusnya kita ikut campur. Aku tau kau ingin menolongnya tapi, ku mohon. Kali ini saja, jangan ikut campur." Pinta Sehun.

"Tapi Seh-"

"Aku mohon sayang." Lagi. Sehun memohon. Kali ini bahkan sampai berlutut.

"Demi aku, dan demi calon anak kita." Ujar Sehun. Mengecup perut rata Suzy.

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP