Chanyeol dan Baekhyun ternganga. Apa telinga mereka benar-benar masih berfungsi? Menikah? Suzy bahkan belum lulus SMA dan sudah menikah?
Suzy hanya mengangguk pasrah. Sehun? Manusia tembok itu hanya duduk tenang. Memutar kedua bolah matanya jengah.
"Jadi yang kau maksut dengan liburan ke Hawai itu?" Ujar Baekhyun.
"Menikah dengan Mr. Oh ini?" Sambung Chanyeol.
Lagi. Suzy mengangguk pasrah. Menatap lantai dengan tatapan 'anak anjing'nya.
Menggemaskan.
Memang.
Tapi, tidak untuk sekarang.
"Dan kenapa kau tidak memberi tau kami?" Tanya Baekhyun.
"Why?" Ulang Chanyeol.
"Cih, sok inggris!" Dengus Baekhyun.
"Suka-suka!" Balas Chanyeol.
"Aku akan memberitau kalian. Set-"
"Setelah acara kelulusan." Potong Sehun.
"Tahun depan?!" Pekik Baekhyun.
Sehun mengangguk. "Terkadang seseorang juga butuh privasi jika kau lupa." Ujar Sehun.
"Tapi kami sah-"
"Sahabat?" Sehun memastikan. "Meskipun sahabat. Privasi itu tak memandang siapa pun tuan Byun." Ucapan Sehun sukses membuat Baekhyun bungkam.
Suzy juga tak kalah diam. Dia hanya menunduk dan sesekali melirik tiga pria disekitarnya ini. Aku seperti seorang tersangka pencurian emas dua puluh empat karat. Bathin Suzy.
SRAK.
Baekhyun memasukan kembali buku cetaknya ke dalam tas. Berkemas untuk kembali pulang dan menenangkan pikirannya.
"Baek, kau mau kemana?" Tanya Suzy seraya menggenggam pergelangan tangan Baekhyun.
"Aku pulang. Otak ku buntu. Mendadak bodoh karna tak berfungsi." Jawab Baekhyun dan melepaskan tangan Suzy.
"Baek. Bagaimana dengan tugas ki-"
"Kita selesaikan lain waktu. Permisi." Ujar Baekhyun dan meninggalkan ruangan, beserta Chanyeol yang bingung harus memilih siapa?
Hening.
Mata Suzy mulai berkaca-kaca. Ia tidak bermaksud untuk menyinggung Baekhyun melalui kata-kata Sehun. Ia benar-benar tidak bermaksud.
"Baek, aku minta maaf." Ujar Suzy.
Baekhyun diam. Berlalu dan menghiraukan ucapan Suzy.
"Baek, tung-" ucapan Suzy terpotong, saat tangan dingin milik Sehun menggenggam pergelangan tangannya.
"Biarkan dulu. Ia butuh menenangkan diri." Ujar Sehun. Memberi pengertian pada pasangan kecilnya.
"Aku setuju. Baekhyun hanya butuh sendiri untuk sekarang." Chanyeol ikut. Menenangkan sahabat kecilnya yang akan menangis. "Kalau begitu aku pulang dulu." Pamit Chanyeol. Membungkuk sopan pada Sehun yang hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
"Ta.. ta.. tap-"
"Stt, sudahlah. Baekhyun hanya butuh sendiri." Ujar Sehun lagi. Mengusap bahu Suzy yang bergetar kecil.
"Mereka pasti membenci ku setelah ini." Guman Suzy. Menangis. Kali ini terisak. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Menyembunyikan wajah menyedihkan yang tiada tara.
"Stt. Tak akan." Hibur Sehun. Membawa Suzy pada pelukannya dan mengusap punggung kecil kekasih mungilnya.
**
"JIYEON!" Teriak seseorang.
"Apa? Rumah ku bukan rimba Baek!" Ujar Jiyeon. Menutup buku cetaknya dan menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Bisa kau suruh alien ini pulang? Aku ingin bicara empat mata!" Baekhyun to the point. Ia tergesa-tega.
"Apa maksut mu mengusir ku Byun?" Tanya V. Mengeryit tak suka dan melipat tangan didepan dada.
Jiyeon heran. Tak biasa-biasanya Baekhyun seserius ini. "Ada masalah apa?" Tanya Jiyeon.
Baekhyun mengangkat dagunya menunjuk V. Bermaksut mengusir V secara tak langsung. Tapi, ya namanya manusia tak peka. V hanya mengeryit heran.
"V, aku tak bermaksut mengusir. Tapi ku rasa ini masalah serius." Ujar Jiyeon. Meminta pengertian dari teman kelompoknya itu.
"Baiklah. Aku permisi." V mengalah. Menyandang tasnya dan berlalu keluar. "Sampai jumpa lusa Ji!" Seru V seraya melambai histeris.
"Ya." Jawab Jiyeon dan mengangguk singkat. Entahlah, sekarang makhluk asing itu teman satu kelompoknya.
"Jadi ada apa?" Tanya Jiyeon setelah memastikan bahwa V benar-benar pergi.
Diam sejenak. Baekhyun menarik nafas lelah. Memejamkan matanya dan menyandarkan punggungnya pada kursi.
"Suzy sudah menikah." Ucap Baekhyun. Memejamkan matanya dan menghela nafas lelah.
Hening.
Hening.
Hening.
"Apa?" Ulang Jiyeon. "Menikah?" Tanyanya lagi. "Dengan?" Tanya Jiyeon. Menatap kosong ke arah Baekhyun.
"Mr. Oh." Jawab Baekhyun.
Mata Jiyeon membulat. Mulutnya menganga. Dia tak tau apa-apa. Sekalinya tau, langsung berita WOW.
"Kenapa tak ada yang mengatakannya pada ku?" Tanya Jiyeon. Mengepalkan tangannya kesal dan mengeraskan rahangnya.
"Aku juga baru tau." Ujar Baekhyun.
Beberapa menit hening. Jiyeon dan Baekhyun sama-sama larut dalam pemikiran mereka. Mereka tak menyangka jika Suzy akan menyembunyikan berita sebesar ini dari mereka.
"Aku tak masalah. Asalkan dia memberi tau kita. Kenapa dia harus bermain petak umpet dengan kita?" Tanya Jiyeon. Meraih ponselnya dan memandangi layarnya.
Foto mereka berempat. Jiyeon, Baekhyun, Chanyeol, dan Suzy.
"Ak-"
"Baekhyun!" Seru Chanyeol. Datang dengan nafas tersengal-sengal dan bercucuran keringat.
Baekhyun hanya menaikan alisnya dan menatap Chanyeol heran. "Kenapa?" Tanya Baekhyun.
"Apa kau memberi tau Jiyeon?" Tanya Chanyeol.
Mengangguk. Itu jawaban Baekhyun. Chanyeol diam, memejamkan matanya dan mengatur nafasnya yang sedang memburu.
"Kenapa?" Tanya Chanyeol.
"Apa maksud mu dengan kenapa?" Tanya Jiyeon.
"Karna Jiyeon juga sahabat kita!" Jawab Baekhyun. Simpel. Kalem.
"Kau tak seharusnya Baek." Ujar Chanyeol. Menatap Baekhyun nanar dan menghela nafas.
"Apa maksud mu?" Jeda. "Kau tak menganggap ku sahabat mu?" Tanya Jiyeon. Nada geram jelas sekali disana.
"Aku menganggap mu Jiyeon!" Jawab Chanyeol. Emosinya sedikit terpancing.
"Tak seharusnya? Bagaimana yang seharusnya? Apa tindakan Suzy itu juga seharusnya?!" Baekhyun mulai naik darah. Menatap Chanyeol dengan tatapan tak bersahabatnya.
"Dia punya alasan!" Suara Chanyeol naik sedikit lebih tinggi.
"Alasan? Apa? Kau membelanya?" Jiyeon berdesis.
"Kau perempuan Jiyeon. Harusnya kau mengerti apa yang dirasakan Suzy." Ujar Chanyeol.
"Tak selal-"
"Dan kau Baek! Seharusnya kau biarkan Suzy yang memberi tau Jiyeon. Biarkan Jiyeon tau langsung dari Suzy. Bukan dari mu!" Chanyeol sudah hilang kendali.
"Memang tak selalu Jiyeon. Tapi seharusnya kau bisa mengerti walau hanya sedikit!" Kali ini Jiyeon.
"Aku tak membelanya dan tak memihak kalian. Ku akui dia salah. Tapi tak seharusnya kalian sembarangan menilainya. Semua orang punya alasan masing-masing. Dan cobalah untuk menggunakan sudut pandang Suzy sendiri. Bukan hanya sudut pandang kalian!!!" Cukup sudah. Chanyeol sudah muak. "Berfikir luaslah!" Desis Chanyeol.
Baekhyun Jiyeon terdiam. Mereka bungkam. Chanyeol memang tak pernah serius. Tapi sekalinya serius. Chanyeol itu benar-benar akan serius. Seperti sekarang, Baekhyun bahkan hanya diam.
Dia sadar?
Salah besar.
"Dan kau? Menggunakan sudut pandang mana tuan Park?" Tanya Baekhyun.
Diam. Kali ini Chanyeol yang terdiam. Kata-kata barusan keluar spontan dari mulutnya. Tanpa persiapan, dan tentunya tanpa alasan.
"Aku? Aku menggunakan sudut pandang ku sebagai Suzy dan juga sebagai diri ku sendiri yang juga sahabatnya. Sama seperti kalian." Jawab Chanyeol.
"Omong kosong!" Kali ini Jiyeon.
"Huh, kemarahan memang mengubah kalian menjadi seperti BINATANG!!! Apa kalian selalu jujur pada Suzy? Selalu terbuka?" Chanyeol memancing.
"Tentu!" Jawab Baekhyun dan juga Jiyeon.
"Omong kosong! Ingat lagi! Dan kalian mungkin akan sadar. Kalian manusia, bukan binatang! Kalian punya otak untuk berfikir dan hati untuk merasakan!" Ujar Chanyeol. Berlalu pergi dan juga umpatan kecil yang keluar dari mulutnya sebagai pelengkap.
"Sialan!" Maki Baekhyun.
Jiyeon mengambil ponselnya dan mengetik beberapa digit nomor. Menempelkan benda pipih itu pada telinga kanannya dan mulai menunggu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kau menganggap ku sebagai sahabat mu atau tidak Nyonya Oh yang terhormat?"
TBC
SEE U NEXT CHAP
THANK U
HAVE A NICE DAY
DNDYP