Suzy masih terdiam di bangkunya. Sebenarnya ia tidak di bolehkan mamanya untuk datang ke sekolah. Tapi, dengan sedikit jurus andalan, ia mampu meluluhkan hati baja sekuat besi milik mamanya.
Sekarang ia menyesal. Tubuhnya, terasa pegal-pegal semua. Ia ingin tidur, bergelung nyaman diatas kasur empuk kesayangannya.
Tapi, lihtlah. Ia malah tengah di gandeng Jiyeon untuk menuju mading sekarang. Ia terlihat seperti manusia tak berdaya, padahal ia hanya demam biasa. Mungkin, sedikit luar biasa.
Ia juga menyesal karena tidak mendengarkan perkataan makhluk berkuping peri itu. Chanyeol. Tadi Chanyeol sempat menawarkan diri untuk memfotokan pengumuman untuk Suzy. Jadi Suzy tak mau, ia tetap ingin ikut berjalan jauh seperti sekarang.
"Apa mading masih jauh?" Gumam Suzy tanpa sadar. Ia benar-benar lelah. Bahkan ia tanpa sadar mengerucutkan bibir kecilnya. Kesal.
"Kita sampai." Ujar Jiyeon. Meninjit untuk melihat papan pengumuman, biasa derita manusia pendek. Ia sudah berusaha untuk bicara baik-baik pada manusia didepannya. Tak dihiraukan. Sakit.
Jiyeon mulai terbakar, berkacak pinggang dan menarik nafas dalam. Menatap sengit pada perempuan-perempuam didepannya.
Menyebalkan.
"YA! MINGGIR! SUDAH KUKATAKAN AKU MAU LIHAT. JIKA SUDAH. KEMBALI KE KELAS KALIAN." Pekik Jiyeon. Masa bodoh, ia masih punya banyak cadangan suara di ruamhnya. Mau marah? Silahkan! Jiyeon tunggu didepan toilet malah.
Semua yang mendengar suaranya berjengit kaget. Menatap takut-takut pada Jiyeon dan menyingkir satu per satu. Mereka tak berani mencari masalah dengan Jiyeon. Jiyeon bukan main fisik, ia hanya bicara, namun kata-katanya setajam silet, menusuk hati bahkan jantung.
"Ayo." Jiyeon kembali menarik tangan Suzy dan diam membaca pengumuman. Diikuti Chanyeol dan Baekhyun di belakangnya.
Diam.
Diam.
Masih diam.
Hening.
Hening.
Satu..
Dua..
T-
"WHAAAAAAAAAAAT?" Pekik Jiyeon. Menempelkan matanya pada kertas pengumuman dan membacanya berulang-ulang. Matanya melotot. Mulutnya menganga lebar.
Yang benar saja. Bathin Jiyeon.
Ia menatap mata Suzy lekat-lekat. Dengan mata berkaca-kaca seperti anak kucing minta dipungut ditengah jalan.
"Ayo!" Pekik Jiyeon. Menarik tangan Suzy, Chanyeol, dan juga Baekhyun untuk pergi ke ruang guru.
"Kemana?" Tanya Suzy dengan suara seraknya. Ia benar-benar ingin istirahat. Meski hanya dibangku kelasnya. Tapi, Jiyeon malah menariknya ke ruang guru.
"Meminta keadilan!" Mohon Jiyeon. Tak mau peduli dengan omelan Chanyeol dan Baekhyun. Masa bodoh, yang jelas ia ingin keadilan. Suatu keadilan nyata di muka bumi ini.
**
"What the? Kenapa aku tidak satu kubu dengan Suzy?" Amuk Daehyun. Membanting ponselnya ke atas meja dan menatap Zelo dengan kesal. Sedangkan yang ditatap hanya diam tak bergeming seraya mengangkat bahunya tak peduli. Bahkan Zelo satu kelompok dengan makhluk tak jelas yang amat teramat centil.
"Kau tak kan mati jika tak satu kubu dengan Suzy idiot!" Sambar Zelo. Pura-pura tak melihat saat tatapan mata Daehyun seakan menembus kepalanya.
Daehyun bahkan satu kubu dengan makhluk entah berantah yang centil tak tertolongkan. Yang hobi mengibas-ngibas rambut keriting mereka ke udara. Tak sadar jika rambut mereka sudah berbau seperti upil kecoak. Bahkan lebih parah dari kentut harimau.
"Kau apa kabar?" Tanya Daehyun. Pertanyaan ambigu yang entah berakhir dimana.
"Kau apa-apaan?" Balas Zelo. Menegakkan tubuhnya dan menunjuk Daehyun, yang bahkan lebih tua darinya.
"Kelompok mu maksudnya!" Dengus Daehyun. Anggota termuda tak tau diri. Daehyun heran, apa pria juga bisa datang bulan?
Zelo menaikan sebelah alisnya. Menatap Daehyun beberapa saat. Lalu kembali duduk dibangkunya. "Tak berbeda dengan mu." Jawab Zelo malas-malasan. Menumpukan dagunya pada meja, dengan hanya beralaskan telapak tangannya.
Entahlah, Zelo juga tidak tau kenapa ia bisa tahan berteman dengan manusia langka seperti Daehyun.
Luar biasa bukan?
**
"Mr. Apa tak bisa tukar kelompok?" Tanya Jiyeon untuk yang kesekian kalinya. Yang benar saja, ia merasa dalam masa pengasingam jika seperti ini.
"Tidak nona Park! Sekarang kembali ke kelas mu!" Suruh Mr. Go. Jiyeon sudah merengek semenjak dua puluh menit yang lalu malah. Gadis itu memang luar biasa keras kepala.
"Kenapa hanya aku yang berbeda?" Tanya Jiyeon tak mau kalah. Apa pun akan dia lakukan.
"Semua orang berbeda Jiyeon." Ujar Mr. Go lelah. Berdebat dengan Jiyeon itu menghabiskan energi. Juga sekalian ujian kesabaran.
Jiyeon mendengus. Menghentakkan kakinya ke lantai, dan melipat ke dua tangannya didepan dada. Hendak berbalik hanya untuk mengadu, tapi ia urungkan saat mendengar suara serak Suzy menyapa indra pendengarannya.
"Sudah selesai?" Tanya Suzy.
Jiyeon hanya mengangguk lesu dan berjalan lunglai ke arah pintu ruang guru. Ia juga tak tega melihat Suzy.
Mereka berempat berjalan kembali kekelas. Mengabaikan sapaan dari teman-teman mereka.
Muka mereka ditekuk kesal. Terlebih dan terspesial lagi untuk Jiyeon.
"Hi." Sapa Taehyung. Alien entah berantah yang biasa dipanggil V. Muncul dengan senyum lebarnya dan melambai bahagia pada Jiyeon.
"Kita satu kubu Jiyeon." Ujar V dengan semangatnya yang menggebu-gebu. Ia benar-benar bahagia dengan berita mading tadi.
"AKu tak ped-"
"Hi, Jiyeon. Kita satu kubu ya." Ujar siswa yang baru datang dihadapannya. Tinggi, exotis, dan waw.
Jiyeon terdiam beberapa saat. Mengumpulkan kesadarannya yang sempat hilang.
Perlahan demi perlahan.
Rona merah jambu bertebar di pipi Jiyeon. Mengerjap beberapa kali, hingga ia sadar dan langsung lari tunggang langgang.
Melupakan teman-temannya yang sedang termagu melihatnya. Termasuk Suzy.
"Ada apa dengannya?" Tanya Chanyeol.
TBC
THANK U
SEE U NEXT CHAP
HAVE A NICE DAY
DNDYP