webnovel

Ch. 15

Daehyun hanya mampu menatap Suzy dari dalam mobilnya. Ia merasa bersalah. Sepeninggalan Suzy tadi, Daehyun langsung menelfon Zelo, memintanya untuk membawa mobil, dan berakhirlah Daehyun disini. Menatap Suzy dari kejauhan. Mempercayakan motornya pada Zelo.

Merasa amat bersalah saat melihat bahu Suzy yang bergetar. Ia yakin gadis itu tidak kedinginan, gadis itu sedang menangis.

Karna ulahnya.

Daehyun terus menatap punggung Suzy yang mulai berjalan lagi. Masih dengan getaran kecil dibahunya.

"Maafkan aku." Gumam Daehyun.

**

"Sehun, kau dimana?"

"Aku ditempat biasa ma."

"Bisa kau pulang kerumah mu?"

"Aku selalu pulang ma."

Sehun memijat pelipisnya. Jika sudah berbicara 'pulang' maka ia harus selalu bisa mencari alasan yang tepat. Menghembuskan nafas lelah, Sehun menatap layar ponselnya dengan mata sayu. Ia benar-benar lelah dan ingin istirahat. Sangat ingin. Hanya ia tak bisa.

"Kau tau maksud mama sayang." Suara lembut wanita di ujung sana membuat Sehun menarik nafas dalam.

"Aku tau ma. Dia hanya butuh waktu ma." Sehun berujar lembut, berusaja membuat wanita disebrang sana mengerti keadaannya.

Ia tau. Amat sangat tau malah. Sehun dan dia masih butuh waktu. Mereka tidak bertengkar. Mereka masih saling menghubungi lewat ponsel. Terkadang juga masih bercanda.

"Ma. Aku tutup dulu ya. Aku masih ada pekerjaan. Nanti ku telfon lagi. Hmm, baiklah. I love u too ma."

Sambungan telfon terputus. Menyisakan Sehun dengan sunyinya malam. Ia ingin tidur nyenyak seperti kakak brengseknya itu. Mengingat kakaknya itu membuat Sehun naik darah.

"Jika bukan karna kau! Aku sudah tidur pulas di ranjang empuk ku!" Dengus Sehun. Ia melonggarkan ikatan dasi yang hampir saja membunuhnya seharian ini. Menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi empuknya.

Tok.. tok.. tok..

Sehun tersadar dari pemejaman mata singkatnya saat seseorang mengetuk pintu ruangannya. Membenarkan posisi duduknya dan menarik nafas lelah.

Sudah pernah dengar tentang Sehun yang memiliki peran ganda?

Baiklah akan kita bahas disini. Sehun itu sebenarnya, selain menjadi guru, ia juga merupak-

"Ya." Sehun menjawab. Menunggu pintu terbuka dan menampakkan sosok sekretarisnya. Membawa tumpukan kertas-kertas menyebalkan yang tak tau diri menurutnya.

"Ini berkas-berkas anda presdir." Ujar lelaki tersebut. Menaruh tumpukan kertas di sudut kanan meja Sehun, dan membungkuk hormat.

Sehun mengangguk. Dia selalu stay cool kapan pun ia mau. Termasuk sa-

"Aku lelaaaah." Rengeknya. Kecuali untuk hari ini, mungkin? Melipat kedua tangannya diatas meja dan menempelkan kepalanya disana. Mengatur nafas dan merencanakan akan bermimpi apa hari ini. Itu sebelum para berkas itu menggunung diatas mejanya. Rencana hanya tinggal rencana nampaknya.

Ya. Sehun itu selain menjadi guru matematika. Ia juga merupakan CEO sekaligus yang menjabat presdir di sini. Oh corparation. Siapa yang tidak kenal? Itu perusahaan teknologi terkenal di Korea. Membuat Sehun lelah dengan sesuatu yang disebut dengan meeting, pertemuan, ulangan, ujian, produk baru, nilai rafor, dan juga proses pengambilan S3 nya. Yang jika digabungkan menjadi sumber kesakit kepalaan Sehun akhir-akhir ini.

Joonmyeon sang sekretaris, yang biasa dipanggil Suho itu tersenyum manis. Melonggarkan dasinya dan mengulurkan tangan untuk mengacak surai hitam milik adiknya itu.

Sehun memang adik Suho. Adik kecilnya yang sangat usil dan menggemaskan. Bukan adik kandung tentu saja, karna marga Suho itu Kim, bukan Oh.

Sehun itu adik dari sahabat dekatnya. Adik sepupu lebih tepatnya. Adik sepupu dari sahabat dekatnya, itu yang lebih komplit.

"Kau bisa istirahat Sehun. Biarkan ini besok dan istirahatlah. Kau sangat kurus akhir-akhir ini." Suho menghilangkan keformalitasannya dan berperan sebagai kakak yang baik untuk Sehun.

"Tidak bisa. AKu sangat bisuk meski hanya untuk istirahat sejenak." Adu Sehun. Membuat Suho terkekeh.

Fakta baru bukan. Sehun guru matematika dan presdir juga CEO di perusahaan yang begitu woaaaah.

**

Suzy masih terbatuk kecil diatas tempat tidurnya. Panas badannya naik beberapa derajat celcius sekitar satu menit yang lalu. Membutnya menggigil walau sudah tiga lapis selimut menyelimuti tubuhnya.

Dengan hidung memerah, Suzy masih sempat-sempatnya untuk menangis beberapa jam yang lalu. Ia nyaris pingsan di tengah jalan andai saja tidak ada rekan bisnis papanya yang mengantarnya pulang.

Drrt.. drrt... drrt..

Ponselnya bergetar, menampilkan nana sang mama tercinta disana. Dengan susah payah, ia geser icon dengan warna hijau lalu menempelkannya pada telinganya.

"Ia ma?" Sapa Suzy untuk pertama kalinya.

"Mama dengar kamu sakit. Apa sudah minum obat?" Suara wanita disebrang sana terdengar khawatir.

"Ugh.. ya. Dan belum." Suara seraknya begitu tenggerokannya saat berbicara. Menyerupai jarum yang menusuk-nusuk tubuhnya. Perih.

"Mama kirimkan dokter ya?" Ujarnya lagi, kentara sekali ia sedang khawatir.

"Tidak usah ma. Besok juga sudah sembuh."

"Mm ma, aku istirahat dulu ya." Ujar Suzy. Matanya sudah berair parah, sakit kepalanya juga semakin menjadi-jadi, belum lagi tenggorokannya yang tersiksa jika terus berbicara untuk saat ini.

"Baiklah.. good night. I love u dear."

"Hm.. night too ma, I love u too mom." Suara seraknya kembali terdengar. Suhu badannya juga masih tinggi.

**

Seperti biasa. Jika guru belum datang, maka suasana kelas akan sangat ricuh seperti saat ini. Melempar kita sudah biasa, merias wajah sudah biasa, membaca buku sudah biasa, yang tidak biasa adalah. Toanya SIHS yang hanya diam sedari tadi. Bukan sepenuhnya diam karna yang benar-benar diam itu Suzy. Satu-satunya manusia yang tidak sehat hari ini.

"Suzy,, kau sudah minum obat?" Tanya Jiyeon. Manusia yang duduk disampingnya itu apa tak tau jika Suzy masih marah.

Diam. Hanya itu yang Suzy lakukan.

"Kau masih marah?" Kali ini suara Baekhyun.

Diam. Lagi-lagi diam, hanya saja kali ini ada selaput tipis yang menghalangi pemandangan Suzy.

"Hei.. jangan menangis. Kami hanya bertanya, maaf kami soal yang kemarin." Ujar Chanyeol.

Cukup sudah! Suzy sudah menangis saat ini. Ia begitu sensitif jika sedang sakit. Dengan bahu bergetar, ia menggeleng.

"Aku tidak marah." Ujarnya. Semua penghuni kelas yang tadi sangat ribut kini berubah hening. Diam. Bisu. Mereka kaget mendengar suara Suzy tentu saja. Benar-benar parah.

Suzy masih menangis. Ia memegangi tenggorokannya yang makin sakit hari ini. Seluruh penghuni kelas masih menatapnya. Membuat Suzy makin menangis sesenggukan, membuat seluruh penghuni kelas kalang kabut mendekatinya.

Bahkan yang sedang piket saja, langsung melayangkan alat-alatnya ke udara. Seperti ketua kelas, ia sedang akan mengambil sapu dari Rio, tapi mendengar Suzy menangis, tanpa ia sengaja, ia membuang sapunya tepat diwajah Rio. Membuat Rio meringis.

Gadis dipojokan, yang sedang menggunakan lipbalm karna kaget saja, sampai-sampai ikut menggunakannya pada gigi putihnya.

Wakil ketua yang masih didepan pintu, sampai tersandung kakinya sendiri malah.

**

Suzy tengah dikerumuni teman-temannya saat ini. Menanyai kenapa Suzy menangis. Dan masih banyak lagi.

Hingga...

Suara mengelegar dari murid kelas tetangga sampai di kelas mereka.

"Pengumuman luar biasa, lihat di mading."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

HAVE A NICE DAY

DNDYP