webnovel

Chapter 3

satu gelas beras = 4 buah onigiri.

membuat onigiri tidaklah susah malahan sangat gampang karena bahannya hanyalah nasi matang. kita juga bisa menambahkan toping atau isi ke dalam onigiri tersebut sesuai selera.

sayangnya, aku tidak punya uang lebih untuk membeli apapun lagi selain garam. tidak lupa juga aku membawa air minum sendiri.

setelah selesai mempersiapkan bekal, aku menggunakan seragamku. tidak lupa membawa hoodie hitam. karena aku tidak ada niatan untuk berinteraksi dengan yang lain dan hanya sekolah untuk mendapatkan kelulusan lalu bekerja di tempat anaknya nenek chiyo sebagai botani.

hari ini adalah hari penerimaan murid baru. tentu saja, di sekolah yang sama dengan putri kembar bibi...

ya kemungkinan kita bertemu sangatlah minim, karena kelas 1 dan kelas 2 berada di lantai yang berbeda.

aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menjadi pusat perhatian dan tidak mempermalukan lebih jauh lagi keluarga yang aku punya di dunia ini.

ah, mungkin aku tidak memerlukan hoodie ini. jika aku menggunakan hoodie ini, itu akan semakin mencolok.

setelah siap, aku berangkat ke sekolah dengan perasaan yang campur aduk.

...

sesampainya di sekolah, para murid baru sudah mulai memasuki aula dan upacara penerimaan murid baru akan di mulai.

aku duduk di kursi kosong yang jauh dari siapapun.

aku menunggu upacara tersebut selesai sambil mendengarkan musik.

[Breaking Benjamin - Dear Agony]

...

disaat pemilihan tempat duduk, aku langsung berjalan ke pojok kiri paling belakang di sebelah jendela.

alasannya adalah, kulitku jarang terkena sinar matahari. apalagi nanti jika aku sudah mendapatkan pekerjaan paruh waktu, pasti akan sangat sibuk dan jarang akan aktifitas di luar rumah.

mereka melihatku dengan aneh, karena mereka tidak melihatku di upacara penerimaan murid baru. tentu saja manusia biasa seperti mereka tidak akan bisa menyadari keberadaan yang mulia ini.(whut?)

mereka hanya melihatku sebentar lalu mengobrol lagi dengan teman-teman yang baru mereka buat di sekolah.

akupun mengabaikan mereka dan tidak mengobrol dengan murid sekelas lainnya.

di sisi kananku, seorang remaja sedang mengobrol sesuatu yang membuatku ingin pindah dari bangku yang sedang aku tempati ini.

mereka berdua sedang bertransaksi majalah dewasa di hadapan semua orang.

tapi... kenapa tidak ada yang melihat hal tersebut?

kecuali satu orang, yaitu gadis yang berada di meja dimana tempatku berada.

gadis tersebut mempunyai rambut sebahu yang sedikit galing berwarna hitam pekat.

gadis tersebut menghampiri kedua remaja tersebut.

"Oi Junichi.... apa kalian membawa buku itu ke sekoah...?" tanya gadis tersebut.

"iya–" dengan segera mungkin temannya si junichi ini menutup mulutnya.

"bukan kok, cuma buku novel biasa" jawab si temannya juisi.

aku menggelengkan kepala dan memalingkan wajahku ke arah jendela.

melihat remaja sekarang yang terang-terangan membawa majalah dewasa ke sekolah di hari pertama sekolah.

kenapa aku merasa malu melihatnya...?

pintu kelas terbuka, aku sedikit terkejut karena yang masuk adalah guru yang sama di sekolahku. dia juga yang meng introgasiku dan menyuruhku untuk mengakui hal yang tidak aku lakukan...

guru tersebut bernama.....