Tahun Baru bagi Pak Sumi adalah momen dimana ia harus menguras lebih banyak keringat karena beban kerja yang menumpuk. Bu Rati juga, perempuan itu dari awal memang sudah mempunyai pekerjaan yang menumpuk, hingga baginya tahun baru itu tak ada bedanya dengan seperti hari-hari biasanya.
"Pak Sumi, apakah anda tidak ada rencana apa-apa di tahun baru ini??" Kata Quora.
Karena kurang personil polisi, mereka dan para tim intel Pak Sumi sedang berjaga di alun-alun kota Surabaya.
"Rencana? habis ini saya mau ke kantor untuk ketemu Pak Warno. Bukannya kamu sudah saya suruh untuk mengecek klub malam?" Tanya Pak Sumi ke Quora.
"Maksud saya bukan rencana yang itu pak." Kata Quora.
Quora ingin menanyakan apakah Pak Sumi ada rencana dengan keluarganya untuk menyambut tahun baru kali ini.
"Hm tidak ada... mungkin." Kata Pak Sumi.
Mungkin bukan (lagi) menjadi tradisi jika tahun baru menjadi momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga di rumah. Berkumpul dengan seseorang yang disayang di penghujung tahun dan menghitung berapa detik tahun berganti. Maksudnya, hei, tahun baru itu hanya terjadi satu tahun sekali.
Namun, bagi Pak Sumi dan polisi yang lain tahun baru, tak menjadi sebuah acara yang menyenangkan. Hal ini tak jauh beda dengan tenaga kesehatan, seperti Bu Rati. Karena kesibukan masing-masing, mereka berdua harus terpisah.
Di Tahun baru 2039 ini, sudah 4 tahun sejak Pak Sumi dan Bu Rati memutuskan untuk hidup bersama (menikah). Namun, hal yang sangat disayangkan disini adalah vonis yang dijatuhkan oleh dokter kepada Bu Rati, ketika pasangan itu memutuskan untuk konsultasi ke dokter. Pasalnya sejak setelah dua tahun mereka bersama dan Pak Suma tak kunjung dikaruniai seorang cucu dari Pak Sumi.
Malam tahun baru ini sama seperti malam tahun-tahun lalu. Namun, ada satu hal yang berbeda.
(di kantor polisi)
"Sip, sudah selesai, kerja bagus sum, kalau begitu ayo kita jalan-jalan sebentar beli sesuatu, kamu mau tidur dan menyelesaikan tugasmu lebih awal disini kan? ya apa boleh buat, aku temani saja hahaha." Kata Pak Warno setelah ia mendapat rencana target operasi dari Pak Sumi untuk bulan Januari.
Pak Warno tidak pulang ke rumah saat tahun baru, karena ia mempunyai tugas yang ia juga ingin selesaikan sekarang di kantor. Namun bukan itu alasan yang sebenarnya. Saat ini keluarganya sedang di rumah mertua Pak Warno, jadi meskipun Pak Warno pulang ke rumah, malam tahun baru - meskipun sekarang sudah lewat tengah malam – ini akan menjadi malam yang sepi, dan dia hanya bisa bermain zuma di laptopnya menunggu azan subuh berkumandang.
"Ah, tidak war. sepertinya aku masih nggak tega sama Marie di rumah sama Lili sendirian. kalau mereka tiba-tiba bangun dan melihat masih nggak ada orang, aku takut mereka panik ahaha." kata pak Sumi
"Ee, ya... baguslah kalau kamu pulang." Kata Pak Warno tak menyangka jika Pak Sumi akan pulang.
Hal ini juga berlaku bagi Bu Rati. di tengah shift malamnya, saat tahun baru Bu Rati memilih untuk tinggal di rumah sakit untuk mengambil shift dokter lain, sehingga dia dapat waktu lebih banyak untuk hari berikutnya di rumah. Namun, karena ia tahu jika suaminya malam ini juga pulang ke rumah, dia tak ingin melewatkan kesempatannya untuk bertemu suaminya di rumah saat malam hari, saat malam pergantian tahun seperti saat ini.
"Jadi seorang Rati tidak menginap di rumah sakit malam ini. (✿╹◡╹)" Kata Santi ke Bu Rati.
Santi adalah Kepala Direktorat Kedokteran dan Kesehatan, seorang rekan kerja Pak Sumi, seorang yang sempat mendekati dan dekat dengan Pak Sumi,(1) yang sedang berada di rumah sakit untuk keperluan autopsi korban kecelakaan.
"Padahal aku dapat info jika Rati selalu ada di rumah sakit saat malam tahun baru untuk menggantikan shift dokter lain." Batin Santi.
"Karena suami dapat pulang ya?~ (≖ᴗ≖✿)" Goda Santi.
"Eh... e... enggak lo, san! Marie sama lili kalau nggak ada orang mereka sendirian, lagian aku pulang juga karena lelah aja." Balas Bu Rati.
Mereka sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju ke halaman depan. Bu Santi juga memutuskan untuk pulang, setelah tahu jika Bu Rati pulang.
"Hm nggak ada orang, apakah ~Suami~ (Santi sengaja memelesetkan kata-kata Sumi menjadi suami karena mereka mempunyai kata-kata yang sama) itu bukan orang?"
"Ee.. nggak! ah maksudku bukan begitu. A-aku hanya capek, ingin pulang, itu saja!(@>_<@)" Kata Bu Rati.
Santi sering 'mempermainkan' Bu Rati dan Pak Sumi. Disamping karena Santi gagal mendapatkan Pak Sumi, Bu Rati adalah teman lamanya waktu masih kuliah, dan mereka bisa dianggap cukup akrab untuk melakukan hal semacam ini. Santi sendiri sudah menikah dengan pria lain, jadi sudah tidak ada alasan baginya untuk mengharap kepada Pak Sumi, atau menjadi orang ketiga di kehidupan Bu Rati. Santi melakukannya hanya bergurau dengan Bu Rati yang jika didepannya menjadi orang yang 'lemah'.
"Nah itu dia suamimu datang, HEI!" Santi melambaikan tangan ke sebuah mobil.
Mobil yang biasanya dibawa oleh Bu Rati, sekarang dibawa Pak Sumi. Pagi tadi mereka berangkat bersama, dan memutuskan untuk menjemput Bu Rati jika Pak Sumi sudah selesai dengan urusannya. Shift kerja Bu Rati selesai jam 11 malam, jadi Bu Rati memutuskan untuk menunggu Pak Sumi menyelesaikan pekerjaannya hingga dia bisa pulang. Akhirnya pada malam itu -jam tiga pagi-, mereka bersama pulang ke rumah.
(di mobil, perjalanan menuju rumah)
"Bu." Kata Pak Sumi.
"Iya pak?" Jawab Bu Rati
"Bu." Pak Sumi lebih melantangkan suaranya.
"Iya bapak?" Jawab Bu Rati
"Mampir Indomaret yuk." Ajak Pak Sumi.
"Hah? mampir ya tinggal mampir aja bapak." Kata Bu Rati.
"Ya." Kata Pak Sumi.
Di Indomaret mereka memesan kopi dan menyeduhnya disana. Mereka berdua duduk di depan Indomaret. Disana memang disediakan tempat untuk duduk. Mereka minum kopi dan berbincang ringan. Setelah itu mereka membuang gelas sekali pakai itu ke tempat sampah dan kembali ke mobil.
Sampai rumah, Bu Rati segera bersih diri. Lili dan Marie masih terbuai mimpi mereka. Pak Sumi melihat mereka dari dekat sembari menunggu gilirannya untuk mandi. Pak Sumi hanya berpikir, kalau tidak ada mereka berdua, kalau tidak ada yang menunggu di rumah, apakah dirinya dan Bu Rati akan pulang. Hingga tahun ke tiga, bahkan saat mereka baru saja menjadi pengantin baru, masing-masing Bu Rati dan Pak Sumi memang tidak pernah terpikir untuk pulang saat malam tahun baru seperti ini.
Sekarang berkat kedua malaikat kecil ini, dirinya dan Bu Rati dapat dengan mudah memutuskan untuk pulang ke rumah. Pak Sumi tersenyum kecil. Kemudian orang botak itu beranjak menuju ke kamarnya karena waktu sudah berlalu dan mungkin Bu Rati sudah selesai mandi (2).
"Ngomong-ngomong pak, Aku ingin tanya sesuatu." Kata Bu Rati yang masih memakai handuk.
"Hm?" Pak Sumi membuka kausnya dan bersiap ke kamar mandi.
"Tadi kok beli kondom? emangnya kita butuh? Kan Kita ingin punya anak?" Kata Bu Rati.
"Hm iya juga ya. aku hanya ingin seperti pemuda-pemudi jaman sekarang. Ah akan lebih bagus jika mereka menikah saja." Kata Pak Sumi.
Kemudian Pak Sumi masuk kamar mandi.
"Ahaha, bapak, bapak." Bu Rati tertawa.
...
Chapter ini tak ada kaitannya dengan jalan cerita di novel, karena ini chapter spesial tahun baru.
Ah benar juga, selamat tahun baru 2022, dimana pun kalian berada!!
I wish nothing but the best for you all. (´ω`★)
(1) ah kalau masih tak tahu cek ch. 27 atau 71 aja deh.
(2) kamar mandinya ada di dalam kamar tidur. eh ee, pokoknya maksudnya begitu. kamar mandi ada di kamar. dah lah