webnovel

Waktu Yang Sangat Berharga

 Disuatu tempat dengan pemandangan sunset yang indah, tepatnya disebuah area perternakan ikan, seorang gadis yang bernama Sheera sedang membantu ayahnya memberi makan ikan dengan ditemani dua temannya, Navi dan Rish. "Eh... apa kalian merasakan gempa?", tanya Rish tiba tiba. "Iya, lihat! Pohon pohon itu juga bergoyang ", sahut Navi. Sheera pun membalas, "Ya iyalah goyang, namanya juga gempa". Navi yang mendengar balasan Sheera hanya bisa menghela napas dan memutar bola matanya. Ia menggerutu dalam hatinya, mengapa ia mempunyai teman modelan begitu, tidak bisa diajak alay dikit.

 Saat mereka asik memberi makan ikan, mereka tiba tiba teringat akan tugas dari guru yang belum mereka selesaikan. Navi yang sudah kesal mengatakan, "Hadeuh... gara gara kamu sih Ra pake ngajak kita ke sini segala, jadi lupa kan tugasnya nggak kita kerjain. Malah asik memberi makan ikan". "Ya siapa tadi yang bilang setuju?", ledek Sheera. Navi membalas "Hehehehe..... aku sih". "Sudah sudah! Yuk kita Kembali ke rumahmu Ra, kita lanjutin nugasnya", ajak Rish. Mereka Kembali ke rumah Sheera untuk mengerjakan tugas mereka. Iya rencana awal mereka berkumpul memang untuk mengerjakan tugas bersama, tetapi malah mereka ikut ayahnya Sheera memberi makan ikan di perternakan ikannya.

 Perjalanan pulang mereka tidak selancar apa yang mereka pikirkan. Rute pulang mereka melewati sebuah pasar takjil, mata mereka yang jelalatan tidak bisa dikondisikan. Tanpa bisa ditahan mereka berhenti disalah satu stan penjual kebab. "Mbak pesan kebabnya satu!", Rish langsung memesan tanpa bas abasi. "Kalian mau apa?", lanjut Rish. "Aku mau sosis jumbo aja deh", jawab Sheera. "Aku juga!, tapi aku sosis yang kecil yah!", kata Navi dengan semangat. Mbak penjual kebab pun menjawab, "Baik dek, ditunggu yah!".

 Sambil menunggu pesanan mereka siap, mereka pun mengobrol dengan santai. "Aku punya tebak tebakan nih, ikan ikan apa yang paling cerewet?", tanya Sheera. Navi menjawab, "Ikan cucut, karena punya cocot". Sheera memberi tahu bahwa jawaban Navi salah. "Eummm... apa yah? Ikan bawal?", tebak Rish. " Betul sekalih kawan, jawabannya ikan bawal", kata Sheera. Navi bingung kenapa jawabannya ikan bawal, dan Sheera pun menjelaskan bahwa kata bawal itu mirip dengan kata bawel.

 "Ada tebak tebakan lagi nggak?", tanya Navi tidak mau kalah. "Jelas ada dong, ikan ikan apa yang susah dinasehati?", jawab Sheera sekaligus memberikan mereka tebak tebakan lagi. Navi dan Rish menebak secara bergantian tetapi tidak ada satupun tebakan yang benar.

 Setelah beberapa lama, tebakan Navi akhirnya benar, "Jawabannya ikan bandeng? Kata bandeng mirip dengan kata bandel". "Karena kalian bisa menebak tebak tebakan yang aku berikan, aku akan membayar pesanan kalian masing masing lima ribu, sisanya kalian yang bayar!", ucapan Sheera mengagetkan teman temannya. "Wah, terimakasih banyak Sheera", Navi yang mendengar bahwa ia akan ditraktir merasa Bahagia. Dilain sisi Rish pun menimpali, "Hah? Dalam rangka apa nih? Kok tumben tumbenan?". " Yah inikan bulan puasa, harus memperbanyak amalan kan?. Alhamdulillah aku punya sedikit uang berlebih, jadi aku ingin mentraktir kalian. Lagian cuma lima lima ribu aja kok". Jawab Sheera dengan santai. Rish yang mendengar itu pun tersenyum, "terimakasih Ra". "Iya, sama sama", respon Sheera.

 Tak lama setelah itu pesanan mereka hampir siap, "Ini kebab nya pedas nggak dek?", tanya penjual kebab. "Iya mbak", jawab Rish. Penjual kebab lanjut bertanya "Sosis jumbonya pedas juga?". "Iya mbak", jawab Sheera. "Adeknya yang kecil?", tanya penjual kebab untuk yang terakhir kalinya. "Pedas juga mbak", jawab Navi. Navi yang mendengar pertanyaan mbak mbak penjual kebab merasa kurang nyaman. Sheera menyadari gelagat aneh dari Navi, ia faham kenapa Navi merasa kurang nyaman. Sheera berbisik pada Navi, "Adeknya yang kecil". Navi yang mendengar bisikan Sheera hanya bisa tertawa lepas, ia tau bahwa sang penjual kebab tidak bermaksud begitu. Rish tidak faham apa yang terjadi sehingga ia bertanya kepada mereka, setelah tau apa yang terjadi ia juga ikut tertawa lepas. Memang susah punya teman yang kapasitas pemikirannya rada diluar orang normal, pikir Rish.

 Setelah menerima pesanan mereka, mereka pun membayarnya. Lalu mereka melanjutkan perjalan mereka untuk ke rumah Sheera. Di rumah Sheera mereka mengerjakan tugas mereka sambil menunggu waktu berbuka puasa.

 Ditengah mereka mengerjakan tugas, mereka juga mengobrol. "Eh kemarin itu kan disuruh bayaar kas, kalian sudah bayar belum?", tanya Rish kepada kedua temannya. "Belum", jawab Sheera dan Navi berbarengan. "Kalian mau nitip nggak?, kebetulan nanti aku mau bayar", Rish menawarkan kepada Sheera dan Navi. "Boleh", lagi.... Sheera dan Navi menjawab berbarengan. "Apasih ikut ikut muluh", kata Sheera dengan kesal. "Orang nggak sengaja, emang kebetulan aja terhubung wifi yang sama", respon Navi dengan santai.

 Saking asiknya mengobrol mereka lupa akan waktu hingga tak terasa adzan magrib sudah berkumandang. Mereka bertiga saling pandang , "eh… Sudah azdan yah? Hadeuh mana tugas kita belum selesai lagi", kata Rish. Navi pun menimpali, "Ah OTW harus lemburnih". Sheera mengingatkan teman temannya, "Sudah sudah mari kita berbuka dulu, nanti kita lanjutin. Ingat! Serius! Jangan ngobrol mulu!".

 Mereka semua berbuka puasa bersama lalu melaksanakan shalat magrib dan dilanjut dengan mengerjakan tugas. Mereka bertiga lembur mengerjakan tugas mereka yang aslinya sudah selesai daritadi. Berhubung mereka tadi keasikan sendiri, mereka harus menanggung akibatnya. Mereka sangat serius dalam mengerjakan tugas mereka, sampai sampai kalau ada salah satu diantara mereka yang berbicara diluar konteks tugas maka akan habis dimarahi. Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya berhasil menyelesaikan tugas mereka dengan susah payah. Mereka akhirnya sadar bahwa waktu itu sangat berharga, mereka berjanji pada diri mereka masing masing supaya tidak lagi membuang buang waktu mereka yang berharga dengan hal hal yang sepele.

Ramadhan Core

Win_Moon01creators' thoughts