Seperti janjinya Devan mengantarkan gue eksul, gur kira dia bakalan nganterin gue cuman sampai depan gerbang sekolah doang, tapi ternyata dianterin sampai lapangan sekolah dong ya gue malu lha, apalagi dia alumni sekolah ini makin mampus deh gue.
"Eh kamu bukanya Devan?" sapa Pak Gerald guru sekaligus pendamping eksul basket
"Iya Pak, saya Devan" jawab Devan
"Wah kamu ngapain main kesini, jarang-jarang lho alumni main ke sekolah sekarang" kata Pak Gerald
"Oh itu Pak saya nganterin temen saya buat eksul" kata Devan
"Cewek apa cowok nak?" tanya Pak Gerald
"Cewek Pak " jawab Devan
"Wah kalau itu mah temen apa pacar" sindir Pak Gerald
"Temen kok Pak hehehe" seru Devan sambil menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak gatal
"Baiklah, kamu boleh ikut main kok kalau kamu mau" kata Pak Gerald
"Wah dengan senang hati Pak saya ikut kalau gitu" kata Devan
"Yaudah kalau gitu ganti baju dulu sana, Bapak tinggal buat pemanasan mereka dulu ya" kata Pak Gerald
"Siap Pak" kata Devan
"Mampus gue kalau Devan ikut latihan, bisa-bisa gak fokus latihan gue mah kalau kayak gini, tapi gak apa-apa lah setidaknya gue gak mikirin dua orang itu, ayo Vany semangat!!" batin gue
"Baik anak-anak setelah kita pemanasan Bapak ingin mempernalkan kalian dengan anak murid Bapak dulu, dia adalah Devan murid kesayangan Bapak sewaktu dia ikut eskul basket di sini, ya seperti kamu Vany, dia kemampuannya sama kamu gak jauh beda" ujar Pak Gerald
"Ya iyalah Pak gak jauh beda, orang mereka sudah saling kenal kok" sahut Kevan
"Ooo jadi ini yang kamu maksud nak, wah pilihan kamu bagus juga ya, baiklah kalau gitu kita mulai latihannya" seru Pak Gerald
"Lu apa-apaan sih Van" ujar Jovan
"Ya itu cowok yang gue maksud, waktu lu tanya di kantin bro" kata Kevan sambil nunjuk ke arah Devan
"Van, lu kayaknya dendam banget sama Vany, bukannya lu suka ya sama dia?" tanya Rafael
"Hahah itu mah dulu sekarang gue dah punya pacar dong, ini pacar gue" jawab Kevan sambil ngerangkul Irene
"Wah..wah..wah..longlast ma bro" ucap Jovan
"Hahaha makasih bro" ujar Kevan
"Van, Vany belum tau kalau kita jadian kalau dia tau gimana, bisa ngerusak persahabatan tau" kata Irene
"Bodo amat gue udah gak peduli lagi sama dia" ujar Kevan dengan santainya
"Gue salah apa sama lu Van, sampai lu sebegitu bencinya sama gue" batin gue
"E Vany, ajarin gue teknik yang di ajarin Bang Devan dong" seru Sheila
"Ehh..okey-okey jadi itu kayak gini" seru Vany sambil mempraktekkannya
"Wah lu jago juga ya ma sister wkwkwk" ujar Bastian
"Hahaha bisa ae lu, udah nganggep gue saudara nih ceritanya? wkwkwk" sindir gue
"Yaampun sister kok gitu sih sama saudaranya sendiri" goda Bastian
"Jijik gue Bas, kalau dengerin lu ngomong gitu wkwkwk" ujar gue
"Bagi gue itu masih biasa kok, yang penting lu bisa ketawa aja uah bikin gue seneng Ny" seru Bastian
"Wauuu kakak beradik ini rukun sekarang wkwkwk" teriak Adit
"Anjir ya, Adit malu-maluin gue ae lu" seru Bastian sambil ngejar Adit
"Wkwkwk apaansih kalian berdua gak jelas" kata gur sambil ketawa
"Yang penting lu ketawa sis" batin Bastian
"Gue seneng lihat lu bahagia" batin Adit
"Rencana awal kita berhasil guys" batin Sheila
Devan yang melihat kejadian tadi membuatnya tersadar bahwa keberadaanya tidak diinginkan oleh Kevan saudaranya sendiri, dan Devan mempunyai ide cermelang.
"Woi Kevan, lu gak ada hormatnya sama sekali ya sama Abang lu sendiri" teriak Devan
"Maksud lu apaan?" teriak Kevan
"Hei Kenan Anthony Adriel, kenalin gw Devano Alexander Adriel" seru Devan
"Van, gue gak salah denger kan dia nyebutin nama belakang lu yang selama ini lu tutupin?" tanya Evan
"Eh itu nama asli Kevan bukan yang di sebutin Bang Devan" seru Bastian
"Hmm ya, dia Abangnya Kevan" jawab gue
"Haaaa..?" teriak semuanya
"Lu gak suka kan gue disini? Yaudah gue duluan ya, Pak saya pamit dulu masih ada tugas kuliah yang harus saya kerjakan, oh ya Vany kalau udah selesai chat gue yak" seru Devan
"Mulai berani dia" ujar Kevan dengan kesal
"Van, si Devan tu Abang lu? Kok lu gak cerita-cerita ke gue sih, dan kenapa Vany yang tau duluan bukannya gue" protes Irene
"Bawel lu, tunggu disini jangan kemana-mana" tegas Kevan lansung menghampiri Vany
"Maksud lu apaan hah sekarang? Mau cari masalah sama gue? Untung lu cewek coba kalau lu cowok udah gue hajar kali lu" bentak Kevan
"Gue gak ngerti sama lu Van, gw selama ini selalu diem aja tentang masalah lu, tentang keluarga lu, tentang semuanya, dan cuman gara-gara masalah sepele ini lu ngebentak gue di depan semua orang, dan kenapa kalau misalnya gue cewek, gue sebagai cewek juga punya harga diri Van, dan lu seharusnya sadar bahwa lu harus bangga punya Abang yang peduli sama lu walaupun lu benci banget sama dia" ucap gue sambil ngambil tas lalu pergi pamit pulang
"Parah lu Van bentak saudara gue, dia cewek lho Van seharusnya lu gak kasarin dia, emang lu mau cewek lu dikaarin sama cowok lain, enggak kan?" ujar Bastian
Irene mengejar Vany dan Pak Gerald sangat kecewa dengan tindakan Kevan hari ini, sangat-sangat kacau dan tidak mempunyai harga diri, walaupun begitu Pak Gerald harus tetap melanjutkan latihannya untuk dua bulan persiapan lomba nasional. Di sisi lain gue bingung harus pergi kemana, lalu gw mengambil hp gue dan chat Nico
#CHAT NICO
"Co?" ketik gue
"Lu kenapa?"
"Gue butuh lu sekarang" balas gue
#CALL NICO
"Lu dimana sekarang?" tanya Nico
"Gue di deket cafe seberang sekolah" jawab gue
"Yaudah gue kesana sekarang, jangan kemana-mana" ucap Nico
"Hikss..hikss.hikss..cepetan ya" kata gue lalu memutuskan mengakhiri panggilan
Beberapa menit kemudian Nico datang dan keluar dari mobil untuk menghampiri Vany.
"Lu kenapa?" tanya Nico lembut
"Kevan" jawab gue singkat
"Kevan yang bikin lu nangis?" tanya Nico sambil memeluk gue
Gue cuman mengangguk-anggukan kepala
"F*ck Kevan awas ya lu, udah kedua kalinya lu buat Vany nangis, seumur-umur gue gak pernah bikin dia nangis" batin gue
"Kevan di dalam bukan? Gue harus samperin dia sekarang" ujar Nico
"Gak usah Co, anterin gue pulang aja ya pliss" cegah gue sebelum Nico benar-benar marah
"Yaudah kalau gitu, gue bantu masuk ke mobil" ucap Nico lembut
"Makasih" kata gue
Selama perjalanan gue hanya diam dan memandang keluar jendela, rasanya sesak dibohongin, dikianati, dan dibenci oleh sahabat sendiri tapi apa boleh buat.
Dan juga waktu pulang tangan gue digenggam oleh Nico dengan lembut, sambil dia mengelus-eluskan tangannya untuk menenangkan gue, guepernah berpikir jika Nico punya cewek pasti sayang deh sama sikap Nico yang sifatnya halus kayak gini.
Setelah beberapa saat kemudian gur sampai kerumah dengan selamat, Nico mengantarkan gue masuk sampai ke kamar dan menceritakan semua kejadian yang dialami oleh Vany, ya berkat Bastian, Sheila, dan Adit, Nico dapat menceritakan semua detailnya.
Betapa shocknya Bokap Nyolap mendengar kejadian itu, dan mereka berterima kasih karena sudah mau menemani Vany, dan kemudian Nico pamit mau pulang, tapi di cegah oleh Bang Renald, katanya Nico di suruh jagain gue di sekolah kalau ada apa-apa hubungin dia.
Dan Nico pun menuju ke mobil untuk pulang, dia membuka hp dan mengirimkan kontak Bang Renald ke teman kepercayaannya.
#NICO CHAT JOVAN
"Bro ini nomor Bang Renald, Abangnya Vany, kalau ada apa-apa sama Vany hubungi dia aja"
"081266373922"
"Siap bro" ujar Jovan