Sebuah ruangan yang didominasi warna hitam itu terllihat semakin gelap dengan minimnya cahaya yang menerangi. Disudut ruangan di depan jendela besar terdapa sebuat meja kecil dengna satu buah kursi besar nan nyaman. Sedangkan diatas meja tersebut terdapat setangkai mawar merah yang beberapa kelopaknya mulai berjatuhan dari tankainya. Tapi seolah sang pemiliknya enggan untuk menggantinya dengan yang baru. Seolah bunga itu menggambarkan dirinya yang sampai sekarang tidak akan pernah mengganti obsesi maupun tujuannya
"kau terlalu ketat dikawal sayang, kalau seperti itu akan susah untuk kita saling berdekatan. " gumamnya sambil menapa sedih bunga mawar merah diatas meja nya
"apa aku harus merebut mu dari mereka" ucapnya lagi. .semakin terdengar miris
"apa kamu akan mengingat pertemuan pertama kita" sebuat senyum mengerikan terlukir di wajahnya. Mengiingat bagaimana gadis kecil itu terus berteriak meminta tolong. Dan menatapnya ketakutan
"tapi kenapa sekarang kau tidak menatapku seperti itu lagi, kau menentang ku Alexsa" ucapnya marah. Sebuah gelas berisikan anggur merah di genggamannya seolah ingin remuk akibat genggamannya yang semkain erat.
" seharus nya kamu takut padaku, dan kemudian terus memohon agar aku melepaskanmu. " Beny meremukkan gelas itu marah
"tapi kenapa kau malah meminta bantuan lelaki Brengsek itu. dia tidak sebaik yang kamu lihat. Dia yang sudah membuat keluargaku hancur , karena pesta sialannya itu. kami kehilangan tranaksi terbesar kami. Karena dia kami harus berhadapan dengan polisi" Beny semakin berucap penuh emosi, bahkan sekarang dia mulai berteriak prustasi.
"tunggu saja sayang, aku aan mengambilmu dari mereka. Agar aku lebih leluasa menghancurkan mereka, setelah semuanya, kita aan bersatu sayang. Iya aku akan segera menjemputmu" Beny tertawa senang, bagaikan orang kesetanan. Tawa itu terus terdengar semakin ketas seolah dia menikmati apa yang akan dia lakukan.
*****(
"Alexx sayang" wanita dengan surai merahh itu memeluk leher Alex, sambil mengecup bibir Alex pelan
"kamu ninggalin aku" AL yang melihat itu menatap geram. Lelaki Amnesia di depannya ini malah dengan tampa rasa bersalah mengajak karin untuk tidur bersamanya. Siapa yang tidak tahu apa yang mereka lakukan, melihat bagaimana banyaknya tanda kemerahan di tubuh karin yang minim pakaian itu
'sepertinya tadi malam sangat panas" Devon yang baru saja kembali dari acara jogingnya menatap penuh makna kearah Alex yang masih dengan sanatianya melahap sarapannya
"tentu saja, kami melewati malam yang menyenangkan" ucap karin smabil memmeluk lengan Alex manja
"Lepas!!, sebelum kau ku usir dari sini karin" Daniel menatap mengejek kearah wanita di samping sahabatnya itu. sahabat Brengseknya memang tidak pernah berubah. Karin yang mendengar itu, menatap kesal lelaki yang baru diberikan kenikmatan tadi malam olehnya.
"bisakah kau bersikap lebih lembut padaku Alex" tanya karin kesal, walaupun lelaki itu Amnesia. Tapi faktanya lelaki ini masih saja tidak bisa di raihnya.
"pergi dari sini, kau mengganggu pagi ku karin" ucap Alex dingin. AL menatap tak percaya , dia pikir Alex akan bersikap manis pada wanita yang sedang mereka waspadai itu..
"Alexx" karin masih berusaha mengggoda Alex, sebelah tangannya sudah mengelus kejantanan Alex di balik celananya. Alex yang tahu keinginan Karin tersenyum sinis. Karin yang merasa usahanya tidak sia-sia semakin gencar mengoda Alex.
"murahan" Alex menghentakkan tangan karin kasar, sampai wanita itu terhuyung hampir terjatuh ddari kursinya
"apa aku harus meminta semua lelaki disini memperkosamu. Aku yakin mereka tidak akan keberatan" devon yang mendengar itu menatap penuh minat, lagi pula dia memang ingin menyingkirkan wanita ular ini.
Karin yang melihat tatapan semua lelaki itu tersenyum mengerikan kearahnya. bergidik ngeri membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Apalagi di rumah ini bukannya hanya ada devon, daniel dan AL. Tapi juga ada Jack danpengawal lainnya serta tukang kebun dan satpam depan.
"sepertinya kau mengerti" Ale tersenyum mengejek saat melihat karin yang sudah berdiri hendak melangkah pergi.
"murahan" gumam Alex sambil memakan sarapannya.
Al menatap tak percaya. Dia baru kali ini melihat bagaimana Brengseknya Alex. Lelaki itu bukan hanya Brengsek tapi benar-benar Brengsek. Sekarang dia tahu sepertinya mereka akan cocok, pantas saja lelaki itu terlalu menjaga Alexsa. Dari semua lelaki yang ingin mendekati gadis cantik itu. mungkin dia takut lelaki lain sama Brengseknya seperti dia.
"akhirnya dia pergi" gumam Daniel sambil meminum susunya.
"dimana Clara. " tanya devon, yang baru ingat kalau kekasih daniel itu juga berada di negara yang sama dengan mereka.
"apa aku boleh mengajaknya tinggal disini" AL langsung membanting garpunya kasar. Alex yang melihat itu tertawa keras. Dia tahu pasti lelaki itu kesal , karena dia belum mempunya kekasih disini.
"apa kau ingin membuat rumah ini jadi pusat kumpul kebo" ucap AL kesal
"aaa sepertinya tuan rumah yang satu ini sudah memulainya tadi malam" devon menunjuk Alex yang sekarang sedang menatapnya seolah mengatakan "itu hak ku"
"tidak ada yang boleh membawa wanita untuk bermalam disini. Kesucian telinga ku ternoda oleh suara desahan kalian" Alex yang mendengar itu langsung melemparkan satu buah anggur kearah lelaki sok suci itu
"apa kau masih perjaka. Aku yakin di indonesia kau punya banyak pelacur" Devon tertawa mengejek mendengar Alex yang menghina sahabatnya itu
"kumpulan lelaki Brengsek mulai menyalahkan kebregsekannya" Daniel tertawa sumbang mendengar ucapannya sendiri
"apa kalian tidak akan ke kampus hari ini" Jack yang baru saja turun itu menatap penuh tanya kearah tuan mudanya dan sahabat tuan nya itu yang sekarang sedang berdebat dimeja makan
"apa kau akan ikut bersama kami. Aku akan menelpon Lexsa untuk mengabarinya untuk ikut juga" semua yang ada disitu terdiam. Alex mengucapkan itu lagi tampa lelaki itu sadar.
"Alexsa tidak ada disini.. kenapa aku" lagi setiap pagi selalu akan berakhir seperti ini, Alex bertanya penuh kebingungan, tidak ada yang bisa ditanyanya. Dia sendiri bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya hilang darinya. Tapi yang pasti setiap pagi dan malam hari dia selalu gelisah. Memikirkan adiknya itu
"sebaiknya kita pergi. Ayo jack" devon langsung menyambar tas nya . kemudian diiikuti daniel yang menarik tanga Alex untuk segera pergi. Sebelum lelaki itu semakin bingung dengan ucapannya sendiri.
****&
Suara alunan music jas mengalun pelan mengiringi setiap kegiatan pengunjung Lusius Caffe. Caffe yang sekarang mmasih atas nama Erik Depatra itu selalu memiliki pengunjung sendiri, baik itu dari kalangan siswa maupun pekerja.
"kak,, kakak sibuk hari ini" Erik menatap gadis di sebelahnya malas. Gadis ini terlalu sering mengunjunginya disini
"ada perlu apa mona" gadis itu menatap kesal, padahal dia adalah pengunjung tetap disini. Ya walaupun dia tidak pernah membayar.
"Ya ya Just only You call me Mona . "gadis yang dipanggil mona itu menatap jengkel, tapi kemudia tersenyum manis
"MonaLisa Depatra" apa kau tidak punya aktifitas lain selain pergi kesini dan makan disini
"itulah untungnya punya saudara yang punya Caffe, jadi bisa makan disini kapanpun aku mau" Eric mendengus kesal.
"ha sayang sekali ini masih Caffe milik sahabatmu itu" Erik menatap jengkel. Kalau saja bukan Alex yang memintanya untu mengizinkan Alex dan Alexsa memakai namanya atas kepemilikan Caffe ini. Dia pasti akan menolak
"seharusnya kakak berterimakasih pada mereka. Bukannya kakak suka memasak.lagi pula pun. Ini bisa menjadi Hobby kakak. Dan lagi pun Dady ingin kakak jadi pewaris, mana mungkin Dady mengizinkan kakak punya Restoran Sendiri. Bukannya Caffe ini sangat membantu" Erik mendengus sebal, dia selalu kalah kalau harus berdebat dengan gadis keras kepala di depannya ini
"baiklah nona, anda ingin memsan sesuatu" Erik menatap kesal, sambil melayani adiknya itu. Mona tersenyum manis, sepertinya dia bisa makan sepuasnya lagi hari ini. Dan tentu saja kakaknya ini yang akanmembayar semuanya.
"bawakan semua yang enak-enak yang ada di Caffe ini" Erik menatap jengkel, adiknya ini pandai sekali membuat orang kesal. Dia jadi heran kenapa Dion malah tergila-gila pada gadis depannya ini. Tapi sayangnya cinta itu ada setelah melewati berbagai rasa sakit.
"tunggu sebentar nona, kamii akan segera menyiapkannya" Mona tertawa geli. Kakaknya ini memang aa bakat jadi koki sekaligus pelayan. Untung saja dady mereka melarang lelaki ini menjadi koky. Kalau sampai dizinkan mungkin dia harus siap-siap jadi gila karena harus tertawa setiap saat menertawakan kakaknya itu yang terlalu menghayati peran
"dasar raja Drama" guman Sallsa sambil terkekeh geli. Hari ini dia sengaja datang kesini tampa sahabat-sahabatnya. Lexsa ingin segera pulang katanya dia ingin belajaruntuk besok. Mereka sedang menghadapi ujian pertengahan semester. Rasanya melelahkan. Sedangkan Feby tida perlu diatanya. Gadis itu sedang menikmati rasa bebasnya di kediaman orang tuanya tampa gangguan Devon yang sekarang sudah menjadi mahasiswa di negara orangg itu. sedangkan Monica dia masih harus menghadapi kerewelan Xarly yang terus-terusan kembali keindonesia hannay karena ingin berdua dengannya. Lelaki itu berada di London. Tapi dia sekarang berda di indonesia hanya karena ingin bertemu dengan Monica. Lelaki itu mengambil jurusan Perfilman. Sepertinya mereka punya minat yang sama di bidang yang sama berbeda dengan AL, Alex, Daniel.maupun Devon yang lebih ingin mendalami masalah Bisnis. Dia tidak sabat ingin pergi ketempat dimana dia suka, mungkin mereka bisa pergi dan kuliah di negara yanga sama nanti. Bagaimanapun. Tempat ini terlalu banyak menyimpan kisah menyedihkan antara mereka. Sudah hampir waktunya mereka meninggalkan tempat ini dengan semua kisah menyedihkan maupun menyenangkan.
Sallsa menatap gambar di ponselnya, dia ingin tahu apa yang di lakukan gadis itu sekarang, tapi apa dia juga harus bertindak,. Bagaimana pun mereka tidak boleh berdiam diri terus bukan
"nona.. ada paket untuk anda" Lexsa menatap tidak berminat pada pelayan yang baru saja menghampirinya
'dari siapa bik' Ken yang kebetulan masih berada di rumahnya. Membuka suara saat dilihatnya Lexsa tidak berminat ingin mengambil paket itu
"saya tida tahu tuan . tidak ada nama pengirimnya" ken yang mendengar itu langsung mengambil paket itu dan menyuruh pelayan wanita itu pergi
"dari siapa kak" tanya Lexsa ingin tahu. Karena sepertiya sepupunya itu menatap penuh selidik pada kotak berbentuk kubus itu
"sebaiknya dibuang saja' usul ken, bagaimana pun mereka tidak boleh menerima paket sembarangan.
"siapa tahu itu dari penggemar rahasiaku. Kemarikan paket itu. aku ingin tahu apa isiinya' ken menghela nafas malas. Gadis ini terlalu polos,baru saja dua hari lalu dia mendapat paket dengan isi boneka panda kecil yang sudah rusak. Bahkan gadis itu mennjerit ketakutan saat melihat itu. da sekarang dia dengan mudahnya tampa ada curiga ingin membuka paket itu
"AAAAAAAaaaaaa" ken langsung melihat terkejut, kotak itu sudah terlepas dari tangan Lexsa ggadis itu menatap penuh ketakutan pada mobil mainan yang sudah berlumuran darah itu. beberapa bagian dari mobil itu sudah rusak
"kamu tidak apa sayang" ken memeluk Lexsa erat. Dan membantu gadis itu untuk duduk di kursi di dekat mereka.
"aku sudah bilang bukan" ucacp ken yang sedikit kesal, ken menatap marah pada paket di depan itu. semakin di lihat darah yang berlumuran di kotak itu, semakin darah itu membentu tulisan samar
"apa kau mengingatnya sayang" Ken membeku. Dia akhirnya ingat, bendo yangg patah. Bone panda yang rusak serta kucin yang di potong lehernya putus. An sekarang mobil yang berlumuran darah. Kejadian itu kejadian itu. semua benda itu berhubungan dengan Lexsa . tidak salah lagi ini pasti Beny, hanya lelaki itu yang patut dicurigai sekarang.
"kenapa.." ken menatap gadis di sampingnya, lexsa menangis tersedu sudah satu bulan terakhir ini dia selalu mendapat teror yang entah dari siapa. Bahkan momy dan dedy nya sudah mencoba melacak siapa pengirimannya. Tapi sampai sekarang belum di temukan siapa pengirim paket misterius ini.
"siapa sebenarnya " Lexsa menatap penuh ketakutan dan amarah ke arah ken yang tidak bisa menjelas kan semuanya padanya
"sayang.." lexsa menatap penuh kebencian pada dua orang yang baru saja muncul dari balik pintu penghubung teras belakang depan kolam berenang itu.
Robect menatap tak percaya pada kotak yang tak jauh dari kaki lexsa itu. putrinya menerimanya lagi.
"siapa yang membawa paket itu masuk kesini" Lexsa tertawa sumbang dady nya selalu memerintahkan para penjaga untuk tidak menerima paket yang tidak ada nama pengirimannya,.tapi apa dadynya itu tahu, dadynya sudah tidak bisa melindunginya
"apa hanya ini yang bisa dady lakukan" Lexsa menatap menantang padalelaki yang sedang menatap khawatir padanya
" bukannya ini yang dady inginkan , dady memisahkan aku dari lelaki yang selalu melindungiku, day tidak mengizinkanku untuk menemuinya. Dia sedang sakit dia sedang bingung, dia Amnesia. Dan dady masih memikirkan bagaimana kelangsungan perusahan dady. " Lexsa menatap meremehkan , dia tidak menyangka bahkan sampai sekarangpun llelaki yang di panggiil dady itu masih saja keras kepala.
" dady tahu . hanya dia, hanya seorang Alex Wilshon yang bisa melindungiku hanya dia. Hanya dia orangnya, bukan lelaki mana pun. Bahkan bukan anak dari teman bisnis dady yang coba dady jodohkan dengan ku. Jangan kira aku tidak tahu siapa Nathan Mahendra itu. " Lexsa membanting geas yang sedari tadi berada di smapingnya itu. dia muak dengan semua ini. Bahkan di tengah-tengeh teror yang dia alami , dadynya masih sempat-sempatnya mengatur acara perjodohannya dengan Nathan dari keluarga Mahendra itu. , Lelaki Brengsek itu bahkan tidak jauh berbeda dari lelaki urahan di luaran sana, lelaki bebas pakai apa bagusnya lelaki yang hanya akan menjadi budak Sex itu.
"Nathan Mahendra. Apa Uncle serius?" Ken menatap tak percaya . beruntungnya dia punya Clup malam yang selalu menjadi pusat erkumpulnya para lelaki Brengsek berkantong tebal, dan Nathan menjadi salah satu diantara nya,
"lalaki Brengsek itu, sepertinya Uncel ingin menghancurkan kehidupan gadis polos itu. . unce tahu Lexsa pernah bermimpi kalau dia yang Alexsa Wilshon menikah dengan Alex William. " Ke tertawa lucu. Menertawakan kebodohankedua orang di depannya yang terlalu takut mengungkapkan semuanya.
Robecha menatap sedih, dia telah menghancurkan mimpi putrinya demi melenyelamatkan bisnis keluarga mereka. Dia juga ikut bersalah disini. Tapi apa yyang bisa dia lakukan, dia tidak mungkin semua orang mengambil keuntungan dari berita ini. Dia tidak mungkin membiarkan anak-anaknya terluka lebih dari ini.
" sebaiknya . uncle membatalkan niat uncle, sebelum Lexsa turun tangan. Kita semua tahu gadis itu bisa bertidak di luar pemikiran kita" Ken berucap mengingatkan kemudianmelangkah pergi menyusul gadis yang baru beberapa menit itu berlari sambil menagis menuju kamarnya.
"Brengsek" Ken mendengus kasar sekaranng gadis itu terlalu seing mengumpat, dia tidak muungkin membuat gadis itu dam, seperti yangALex lakukan, bisa-bisa dia akan di bunuh oleh Grandma nya yang beberapa bulan ini terlihat sangat menyeramkan itu.
"apa kau akan terus mengumpat sambil memilih baju apa yang akan kau gunaan malam ini' Ken terkekah pelan melihat tingkah gadis di depannya
Dia berpikir mungkin gadis itu akan menangis tersedu. Tapi siapa sangka dia malah sedang mengumpat sambil memilih baju yang akan dia gunakan malam ini
'aku akann menghadiri acara makan malam itu. bukannya dia akan datang bersama keluargaya. Aku ingin bertemu dengan nya, dan kemudian mengatu pertemuan selanjutnya dengannya di clup milikmu" Ken menatap tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya
'apa kau bersungguh-sungguh, aku tidak ingin Alex tahu semua ini" Lexsa tersenyum miris, sekarang seharusnya Alex di sampinnya untukmembantunya menggagalkan perjodohan bodoh ini. Pasti elaki itu akan langsung bisa membatalkannya , mengingal bagaimana lelaki itu bisa membuatnya dan AL putus hanya dalam waktu satu bulan
"dia bahkan idak ingat, siapa aku bagi hatinya" ken menghela nafas kasar. Dia lelah dengan semua ini
"baiklah . aku akan membanttumu. Tapi tentu kamu tahu bagaiman Brengseknya lelaki itu. dia merupakan salah satu pengunjung tetap Clup milikku" Alexsa mengganguk cepat. Bukannya lelaki ini yang memberitahukannya bebapa hari lalu.
'hidupku sangat berwarna. Belum lagi masalah teror itu ku selesaikan, dan sekarang ada lelaki bodoh yang ingin menikah dengan ku" Lexsa mengusab air mata yang tiba-tiba saja jatuhdi pipinya.
"berdandanlah yang cantik , kamu perlu semua itu untuk menjadi kuat. " Lexsa mendekap Ken erat. Hanya lelaki ini yang dia punya sekarang. Yang selalu bisa berada di dekatnya.
"kamu juga harus tampan malam ini.karena kamu yang akan menggantikan Alex mendampingiku" ken tertawa sumbang, tentu saja dia akan selalu tampil tampan. Dia tidak sabar, melihat bagaimana wajah terkejut Nathan nanti malam.
Beberapa makanan sudah disajikan diatas meja. Lilin sebagai penghias pun sudah ada disana. Robeth yang menjadi tuan rumah, menegecek semuanya. Dia akan kedatangan tamu malam ini. Robecha yang melihat suaminya yang sudah siap sejak tadi itu berjalan menghampiri Robecha dan memuluk lelaki itu erat
" apa yang kamu lakukan" robet tahu apa arti pertanyaan itu
"aku harus melakukan ini. Aku idak ingiin mereka terluka lebih dalam dari pada ini" ucap robet sambil melepaskan rangkulan istrinya di pinggangnya,dan mengecup pelan kepala wanitanya. Kemudan beralih menatap seorang pelayan yang menghadap kearahnya
"mereka sudah datang tan" lapor pelayan itu.
"panggilkan nona" perintah Robet . pelayan itu menunduk hormat dan kemudian berlalu pergi
"kita akan menjerat mereka malam ini sayang. Lelaki itu harus memabayar semua yang telah dilakukan pada kita. Kita kan membuat Mahendra itu tahu, kalau dia telah salah memilih lawan" ucap Robect sambil tersenyum sinis. Satu fakta yang putrinya tidak tahu. Walaupun kejam tapi dia tidak pernah berniat mebuat putri kesayangannya bersanding dengan lelaki Brengsek seperti Nathan. Dia harus melakukan ini untuk menghancurkan mereka. Walaupun itu harus menggunakan putrinya sendiri.
"selamat datang tuan Mahendra" Robet sengaja bersikap ramah seramah mungkin. Lelai yang di sambut sedemikian rupa itu menatap penuh kelicikan. Sepertinya dia bisa mengambil ali proyek besar yang sedang di tangani oleh tuan rumah ini lagi.
"kalian bisa saja. Panggil saja nama ku , bukannya kita ini calon besan" ucap lelaki itu ramah. Robecha yang melihat itu langsung mengajak mereka keruang makan. Berlama berdiri hanya kaan membuat kaki mereka sakit bukan?
"bagaimana indonesia Nathan" Robect menatap penuh minat pemuda yang selama ini selalu dilindungi oleh NICk Mahendra . dia penasaran bagaimana kehidupan putra-satu-satunya keluarga mahendra itu. apa lebih buruk dari pada cara berbisnis mereka.
"disini menyenangkan sir" Natha menjawab sopan. Dia harus memberikan kesan baik agar bisa bersanding dengan putri keluarga Wilshon yang abarnya akan mewarisi sebbagian bisnis besar keluarga William juga itu. gadis itu sudah menjadi milyader sejak kecil. Sangat menarik sekali.
"panggil aku uncle Nanthan" Nathan tersenyum senang, berpikir kalau Robech pasti sudah luluh dengan sikapnya selama ini.
" tentu uncle" balas Nathan cepat.
Nathan mengedarkan pendanngannya kesekeliling ruang makan itu. dia akui keluarga ini memang sangat kaya. Bahkan perabotan di sekelilingkan semuanya berkisar diatas enam digit. Fantastik .
Tapi ngomong-ngomong dimana gadis itu. dia tiidak sabar ingin melihat seorang Alexsa Wilshon. Selama ini dia hanya mendengar bagaimana gadis itu dari orang tuanya . dia tidak sabar ingin melihat gadis yang katanya begitu polos itu
"selamat malam semua, maaf menunggu lama" Lexsa menatap semuanya dengan senyum manis menghiasi bibirnya. Ken yang setia berdiri di sampingnya. Menatap Nathan yang terkejut melihat nya ada di sana.
"ayo duduk sayang" ucap Robecha. Ken yang mendengar itu langsung menarik kursi di meja makan depan Nathan untuk dirinya dan Lexsa
" sepertinya kita sudah bisa memulai acara makan malam ini" ucap Robecha sambil memberikan ttanda kepada para pelayan untuk membuka semua penutup makana di depan mereka
"ayo silahkan. Semoga kalian suka" Robecha mempersilahkan semuanya untuk makan. Dia sudah menyiapkan semua ini. Dan sepertinya putrinya juga punya rencana sendiri untuk malam ini. Dia tidak tahu apa itu akan menguntungkan atau tidak bagi mereka. Tapi semoga saja, gadis kecilnya tidak melakukan kesalahan. Lexsa menatap momynya . wanita itu sedang menatapnya penuh makna. Tapi satu yang dia tahu. Momynya igin dia bersikap baik malam ini. Menyebalkan.
"jadi sayang, kenalkan ini Nathan Mahendra" LEXsa menatap lelaki di depannya bosan, walaupun ini ali pertama mereka bertemu, tapi entah mengapa dia tidak menyukai lelaki di depannya ini.
" Alexsa Wilshon dan ini KEN William" ken tersenyum penuh makna, dia tahu lelaki di depannya ini sedang menatap khawatir kearahnya. Mungkin dia takut kebusukannya terungkap dengan cepat
"kau pikir aku tidak tah, apa niatmu"Ken tersenyum meremehkan.. sepertinya dia harus berterimakasih pada orang kepercayaannya yang sangat lihai dalam mengumpulkan imformasi.
"Ken William" sesaat Nathan terkejut mendengar nama belakang lelaki di depannya. Dia tidak tahu sebelumnya lelaki pemilik Clup langganannya ini adalah seorang William, sepertinya jaannya tidak akan semulus yang dia kira.
"sepertinya mereka akan menjadi teman yang baik" Nick yang melihat bagaimana Lexsa bersikap malu-malu tersenyum senag.. kabar bagaimana polosnya gadis ini ternyata tidak salah.
"tentu papa" balas Nathan setelah yakin kalau intonasi suara nya tidak akan aneh
"ya bagaimana kalau kalian keluar jalan-jalan besok" Lexsa menatap tak suka dengan saran yang di berikan dadynya. Tapi tak apa, toh itu akan mempermudahnya, melakukan rencananya.
"ya itu ide yanng bagus' timpal Robecha semangat. Nick tersenyum senang. Dia pasti bisa menguasai kekayaan keluarga Wilshon ini.
" itu ide yang bagus. Bagaimana pendapatmu Lexsa" Ken menatap gadis di smapingnya . rasanya dia ingin tertawa melihat bagaimana lexsa memerankan perannya sebagai gadis lugu dan polos. Persis seperti imformasi yang didapat keluarga mahendra.
"ya itu bagus kak" ucap Lexsa sambil menatap Nathan sejenak, kemudia menunduk lagi sambil menikmati makanannya.
Nick bersorak gembira. Setelahnya mereka mulai mengatur segalanya. Tenggelam dalam pembicaraan mereka, yang lexsa sendiri malas menanggapinya, bukannya dia sekarang lagi berperan sebagai gadis lugu dan polos
"ratu Drama" lexsa tersenyum jail, kemudian mengangkat pandangannya melihat lelaki di depannya yang sedang menatapnya penuh minat
Nathan yang melihat bagaimana Lexsa menatapnya malu-malu, mulai mengatur rencana bejat di otaknya. Tapi sepertinya semua itu tidak akan berjalan sesuai dengan apa yyang dia mau, kalau lelaki di sebelah Lexsa itu ada.
"aku bahkan harus bersikap bagaikan gadis lugu' gumam lexsa yang hanya bisa di dengar ken, yang duduk begitu dekat dengannya. Ken yang mendengar itu tersenyum mengejek. Dia tahu pasti, gadis ini bukan lah tipekal yang seperti itu. walaupun dia polos, untuk beberapa hal.
ya hanya beberapa hal.