Nayla duduk di samping Ardian yang sudah terbaring di ranjang kamar rumah sakit dengan selang infus yang menancap di lengan Ardian dengan darah yang mengalir di dalamnya.
"Apa sakit pak?" tanya Nayla melihat wajah Ardian yang sedikit kesakitan dan pucat.
"Sudah terbiasa dengan rasa sakit ini Nay." jawab Ardian dengan tersenyum.
"Emm, aku keluar sebentar ya pak? aku akan kembali lagi." ucap Nayla tidak tega melihat orang sakit.
"Nay, makanlah di kantin kamu belum ada sarapan dari pagi kan?" tanya Ardian sebelum Nayla membuka pintu.
Nayla tersenyum kemudian mengangguk kecil.
Nayla menghela nafas panjang, bersandar di balik pintu kamar Ardian.
"Kenapa Ardian begitu sangat baik, di saat dirinya sendiri belum ada makan tapi masih sempat memikirkan perut orang lain."
Nayla mengedipkan matanya agar tidak terlarut dengan hatinya yang mulai tersentuh dengan kebaikan Ardian.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com