Mama...mama...mama...
Suara bayi-bayi kecil terus memanggil namanya. Anya berusaha mencarinya, tetapi ia tak berhasil. Yang ia lihat hanyalah kabut putih yang tak tertembus pandangan mata. Anya terus mendengar suara itu dengan seksama, ia mengucek matanya beberapa kali hanya untuk memastikan agar pandangannya semakin jelas.
Mama
Mama
"Anakku!" jeritnya. Anehnya Anya bahkan tidak jua bisa bersuara. Dia berusaha menjerit lagi tetapi hening. Seolah ia berada di dalam ruangan hampa udara yang tak dapat menghantarkan suara.
"Sial! Aku masih terus bermimpi yang aneh. Apakah ini karena aku merasa bersalah? Apa sebenarnya aku belum ikhlas dengan kepergiannya?" Dia merasakan tubuhnya bergetar dan dahinya bercucuran keringat dingin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com