webnovel

Sakit Tak Berdarah

"Baik Dokter, kalau begitu saya permisi," ucap Maya sambil bangkit dari tempatnya terduduk.

"Saya berdoa yang terbaik untuk Kenang, jangan patah semangat terus berikan motivasi untuk adikmu," pesan sang dokter sebelum Maya meninggalkan ruangannya.

"Pasti, apa pun untuk Kenang akan coba saya berikan yang terbaik," sahut Maya sambil mengendalikan air matanya yang kembali menetes.

Langkah Maya gontai. Rasanya tulang-tulangnya remuk, mengingat setiap kalimat yang diucapkan oleh dokter Johan tentang Kenang. Dia tidak pernah menyangka hal buruk terus menghampiri adiknya. Seandainya saja dapat ditukar Maya ingin menggantikan posisi itu.

Menghapus air matanya dengan kasar, Maya mengetuk pintu ruang rawat Kenang lalu membukanya. Maya melihat adiknya sedang duduk di ranjang rumah sakit. Sekuat tenaga Maya mengumpulkan niat untuk bersikap wajar di depannya.

"Hai Kak Maya, aku senang Kakak sudah datang," sapa Kenang melihat Kakak pertamanya datang lebih cepat dari perjanjian mereka.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com