"Mengatakan sesuatu? Kenapa tak di sini saja?" Asya heran.
Sean menghela nafas berat. "Lebih enak di bianglala. Kita bisa liat pemandangan kota. Bisa merasakan angin malam yang sejuk, pikiran kita akan rileks. Kamu tak akan tau sensasi berada di sana, itu sungguh menenangkan."
"Baiklah! Baiklah! Hanya bianglala yang belum aku coba."
Setelah Asya setuju, mereka berdua lantas segera membeli tiket. Sean membeli tiket ekstra agar bisa di bianglala lebih lama. Asya cukup terkejut dengan keinginan lelaki itu. Apa yang akan dikatakan Sean hingga lelaki itu ingin berada lama dalam sangkar bianglala? Entahlah, Asya hanya perlu mempersiapkan telinga dan sesekali mengatakan sesuatu jika perlu. Keduanya mulai menaiki sangkar. Ukurannya sedang dan cukup menyenangkan dengan beberapa lampu yang menghiasi sangkar luar dalam.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com