"Reina! Maafkan aku, tapi aku harus pergi sekarang!" ujar Sean sembari bangkit dari tempat duduknya.
Reina langsung mengeryitkan keningnya. "P-pergi? Pergi ke mana ...?" tanya Reina ragu. Pikiran gadis itu mulai tak enak.
"Aku tak ada waktu untuk menjelaskan. Jadi, maaf. Aku pergi dulu," pamit Sean. Tanpa menunggu jawaban dari Reina, Sean melenggang pergi dari hadapan gadis itu dan segera menaiki motornya yang berada di parkiran.
"Tunggu! Sean!" Reina berdiri dari tempat duduknya. Gadis itu langsung berlari mengejar Sean. "Sean! Tunggu aku! Aku ikut!" teriak Reina kencang. Namun, terlambat. Sean sudah terlebih dulu menjalankan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Motor lelaki itu membelah jalanan, lalu menghilang karena tertelan jarak dan kegelapan malam.
"Lionel! Tungguuuu!" Reina masih berteriak, berlari menyusuri trotoar dengan high heels yang ia pakai. Hingga kaki gadis itu tak sengaja tersandung batu, lutut Reina membentur trotoar dengan keras.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com