Asya terusik, ketika air dingin yang menembus kulit, merasuki tulang hingga mengaliri darah di sekujur tubuhnya semakin mendominasi. Retina gadis dengan paras bak putri salju itu masih merapat, bulu-bulu maniknya yang lentik dan indah perlahan bergerak, terangkat.
Asya terpaku dengan pemandangan yang ia terima sekarang. Kegelapan pekat yang rasanya tak akan pernah berujung jika saja Asya mencoba mengarunginya. Nafasnya sesak, Asya rasa rongga pernapasannya tak bisa berfungsi sekarang. Gadis itu menggeleng kuat, saat semakin lama semakin sadar bahwa gadis itu merasa sangat pengap dan ia sadar bahwa Asya tak bisa bertahan lama dalam kondisi seperti itu. Dengan refleks, Asya menggerakkan kedua tangannya, mendayung dengan sekuat tenaga yang tersisa. Gadis itu akhirnya sampai di permukaan, hingga ia menghirup nafas sebanyak banyaknya.
"Hahhhhhh .... Hahhhhhhh." Asya menghela nafas dengan kecemasan yang seketika mereda. Ia meremat rumput-rumput di sekitarnya dengan tubuh bergetar.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com