"Menyaksikanmu?" tanya Asya dengan kening mengerut. Gadis itu menghela nafas panjang. "Aku sedang ingin kesunyian sekarang," ujar gadis itu sebagai tanda penolakan.
"Lagi pula, kalau aku datang, aku akan malu, sebab aku 'kan salah satu anggota kelompok cerdas cermat. Jika aku sakit maka seharusnya aku terlihat di sini, bukan berada di tempat yang banyak orang," lanjut Asya berusaha meyakinkan Sean.
Sean menatap Asya tajam. Jawaban Asya barusan cukup membuat Sean kesal. Entah mengapa, tapi Sean merasa ada rasa kecewa ketika Asya menolaknya. Lelaki itu lalu bangkit dari tempat duduknya.
"Bilang saja kalau kau menolak untuk menyemangatiku!" tekan Sean dengan wajah masam. Tanpa menunggu respon dari Asya, lelaki itu beranjak dari sana, melenggang menuju ruangan lomba dengan perasaan kesal.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com